Blog for Discussing All About Biotechnologi Understanding Development, Especially Biotechnology for Modern Health and Medical
Sunday, September 26, 2010
IKAN ASAP MADE IN INDONESIA
Pendahuluan
Hasil penangkapan ikan dunia, menurut perkiraan FAO 2 % diantaranya diawetkan dengan pengasapan sedangkan di negara-negara tropik jumlahnya mencapai 30%. Angka ini tentu saja cukup besar. Oleh karenannya, teknology pengawetan ikan dengan pengasapan perlu dikuasai dan selalu dikembangkan.
Sebagaimana halnya dengan metode-metode pengawetan tradisional lainnya,asal mula penemuan pengawetan ikan dengan cara pengasapan mungkin secara kebetulan aja dimana sewaktu ikan dikeringkan di atas nyala api yang berasap ternyata selain menjadi lebih awet ikan juga mempunyai rasa dan aroma yang spesifik.
Ikan asap merupakan produk akhir yang siap untuk dimakan artinya tanpa diolah lagi sudah dapat disantap. Di beberapa negara Eropa, ikan asap merupakan makanan yang biasa disantap pada waktu sarapan pagi. Dibandingkan dengan cara pengawetan ikan dengan cara penggaraman atau pengasinan, pengawetan ikan dengan cara pengasapan di Indonesia kurang begitu luas dipraktikkan, hal ini mungkin disebabkan pemasarannya yang agak sulit, karena konsumen ikan asap masih sangat terbatas.
A. Prinsip Pengawetan Ikan Dengan Cara Pengasapan
Asap kayu terdiri dari uap dan padatan yang berupa partikel-partikel yang amat kecil yang keduanya mempunyai komposisi kimia yang sama tetapi dalam perbandingan yang berbeda. Senyawa-senyawa kimia yang menguap diserap oleh ikan terutama dalam bentuk uap, senyawa tersebut memberikan warna dan rasa yang diinginkan pada ikan asap. Partikel-partikel padatan tidak begitu penting pada proses pengasapan dan asap akan mengawetkan makanan karena adanya aksi desinfeksi dari formaldehid, asam asetat dan phenol yang terkandung dalam asap.
Komponen komponen asap mengambil peranan penting dalam pewarnaan. Pengeringan mempunyai fungsi penting dalam pengawetan ikan asap, kecepatan penyerapan asap kedalam daging ikan dan pengeringannnya tergantung kepada banyaknya asap yang terjadi, suhu dan kandungan air dari ikan yang diasapi.
JIka kayu atau serbuk kayu dibakar, maka selulose akan diuraikan menjadi alkohol-alkohol berantai lurus yang lebih pendek, aldehid-aldehid, keton-keton dan asam-asam organic. Selain lignin diuraikan menjadi turunan-turunan phenol, quinol, guaikol dan piragatol. Dengan menggunakan teknik kromatografi kertas (Thin Layer Chromatografi) telah diketahui adanya kurang lebih 20 macam senyawa kimia dalam asap. Persentase setiap senyawa kimia pada asap yang dihasilkan tergantung kepada jenis kayu yang digunakan.
Agar ikan asap yang olahan bermutu tinggi maka harus digunakan jenis kayu keras ( non-resinous) atau sabut dan tempurung kelapa, sebab kayu-kayu yang lunak akan menghasilkan asap yang mengandung senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan hal-hal dan bau yang tidak diinginkan.
Tingkat efisiensi proses pengeringan dipengaruhi oleh kelembaban udara sekelilingnya, bila udara dingin yang masuk kedalam unit pengasapan dipanasi, maka beratnya kan manjadi lebih ringan daripada udara di luar, dan udara ini akan masuk atau naik dengan cepat ke unit pengasapan dan melintasi ikan-ikan didalamnya.Banyaknya uap air yang diserap oleh udara tergantung suhunya, jadi bila udara dingin dipanasi maka kapasitas pengeringan akan lebih tinggi.Dalam keadaan lembab, udara jenuh yang telah panas tidak dapt dipanasi lagi secara cepat untuk mengurangi kandungan uap airnya dan oleh karena itu kapasitas menurun.
Dengan demikian , pada tahap pengasapan, kecepatan penguapan air tergantung pada kapasitas pengering udara dan asap juga kecepatan pengaliran asap. Pada tahap kedua, dimana permukaan ikan sudah agak kering suhu ikan akan mendekati suhu udara dan asap.Kecepatan pengeringan akan menjadi lambat karena air harus merembes dahulu dari lapisan dalam daging ikan,bila pengeringan mula-mula dilakukan pada suhu yang terlalu tingi dan terlalu cepat, maka permukaan ikan akan menjadi keras dan akan menghambat penguapan air selanjutnya dari lapisan dalam,sehingga kemungkinan daging ikan bagian dalam tidak mengalami efek pengeringan.
B. Berbagai Cara Pangasapan Dan Peralatan
Secara umum, ada 2 cara pengasapan utama yang biasa dilakukan ialah Pengasapan Dingin (cold smoking) dan Pengasapan Panas (hot smoking), pada pengasapan dingin suhu asap tidak boleh melebihi 400C, kelembaban nisbi (R.H) yang terbaik antara 60 – 70%. Di atas 70% proses pengeringan berlangsung sangat lambat dan di bawah 60 % permukaan ikan akan mengering terlalu cepat, kadar air ikan asap yang dihasilkan dengan cara pengasapan dingin relatif rendah, sehingga pengasapan terutama diterapkan untuk tujuan pengawetan ikan (ikan asapnya lebih awet dari pada yang dihasilkan dengan cara pengasapan panas).
Dalam pengasapan panas, suhu asap mencapai 1200C atau lebih dan suhu pada daging ikan bagian dalam dapat mencapai 600C. Kadar air ikan asap yang dihasilkan relatif masih tinggi, sehingga daya awetnya lebih rendah daripada yang dihasilkan dengan cara pengasapan dingin. Pengasapan panas biasanya menghasilkan ikan asap yang mempunyai rasa yang baik. Untuk memperoleh rasa ikan asap yang diinginkan, perlu dilakukan variasi pada penggaraman dan perlakuan-perlakuan pendahuluannya.
Berbagai instrumen yang dipergunakan pada pengasapan panas dan pengasapan dingin ialah kamar asap tradisional atau mekanik, kamar tradisional sangat sederhana dan ikan hanya di gantungkan di atas api yang berasal dari serbuk gergaji. Kontrol terhadap jumlah panas dan asap yang dihasilkan sangat sulit dilakukan, oleh karena itu dalam usaha memperbaiki proses pengasapan telah dikembangkan berbagai pola kamar asap mekanik. Dalam kamar asap mekanik ini suhu dan asap yang mengalir kedala kamar asap dapat dikontrol dengan baik dan mudah.
C. Beberapa Proses Pada Pengasapan Yang Mempunyai Efek Pengawetan
Pada pengasapan terdapat beberapa proses yang mempunyai efek pengawetan, yaitu : penggaraman, pengeringan, pemanasan dan pengasapannya sendiri.
1. Pengasinan
Proses pengasinan dilakukan sebelum ikan diasapi, pengasinan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara penggaraman kecil ( dry salting) dan penggaraman basah atau larutan (brine salting). Penggaraman menyebabkan daging ikan menjadi lebih kompak, karena garam menarik air dan menggumpalkan protein dalam daging ikan. Pada konsentrasi tertentu,garam dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Disamping itu garam juga menyebabkan daging ikan menjadi enak.
2. Pengeringan
Ikan yang sudah digarami dan ditiriskan dimasukkan ke dalam kamar asap yang berisi asap panas hasil pembakaran. Pemanasan secara tidak langsung menyebabkan terjadinya penguapan air pada daging ikan, sehingga permukaan air dan dagingnya mengalami pengeringan. Hal ini akan memberikan efek pengawetan karena bakteri-bakteri pembusuk lebih aktif pada produk-produk berair. Oleh karena itu, proses pengeringan mempunyai peranan uang sangat penting dan ketahanan mutu produk tergantung kepada banyaknya air yang diuapkan.
3. Pemanasan
Ikan dapat diasapi dengan pengasapan panas atau dengan pengasapan dingin. Pada pengasapan dingin panas yang timbul karena asap tidak begitu tinggi efek pengawetannya hamper tidak ada. Untuk meningkatkan daya awet ikan, waktu untuk penasapan harus diperpanjang. Pada pengasapan panas karena jarak antara sumber api (asap) dengan ikan biasanya dekat, maka suhunya lebih tinggi sehingga ikan menjadi masak. Suhu yang tinggi dapat menghentikan aktifitas enzim-enzim yang tidak diinginkan, menggumpalkan protein ikan dan menguapkan sebagian air dari dalam jaringan daging ikan. Jadi disini ikan selain diasapi juga terpanggang sehingga dapat langsung dimakan
4. Pengasapan
Tujuan dari pengasapan adalah untuk mengawetkan dan memberi warna dan rasa spesifik pada ikan. sebenarnya asap sendiri daya pengawetnya sangat terbatas (yang tergantung kepada lama dan ketebalan asap), sehingga agar ikan dapat tahan lama, pengasapan harus dikombinasikan dengan cara-cara pengawetan lainnya, misalnya dengan pemakaian zat-zat pengawet atau penyimpanan pada suhu rendah.
D. Pengaruh Pengasapan Pada Ikan Yang Diasap
1. Daya Awet Ikan
Seperti telah disebutkan tadi, bahwa asap mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan membunuh bakteri-bakteri pembusuk. Namun jumlah zat-zat tersebut yang terserap selama ikan diasapi sangat sedikit sekali, sehingga daya awetnya sangat terbatas.
2. Rupa Ikan
Kulit ikan yang sudah diasapi biasanya akan menjadi mengkilap.Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi-reaksi kimia di antara zat-zat yang terdapat dalam asap, yaitu antara formaldehid dengan phenol yang menghasilkan lapisan damar tiruan pada permukaan ikan sehingga menjadi mengkilap. Untuk berlangsungnya reaksi ini diperlukan suasan asam dan asam ini telah tersedia di dalam asap itu sendiri.
3. Warna Ikan
Warna ikan asap yang baik biasanya kuning emas sampai kecoklatan dan warna ini timbul karena terjadinya reaksi kimia antara phenol dari asap dengan oksigen dari udara
4. Rasa Ikan
Setelah diasapi ikan mempunyai rasa yang sangat spesifik, yaitu rasa keasap-asapan yang sedap. Rasa tersebut dihasilkan oleh asam-asam organic dan phenol serta zat-zat lain sebagai pembantu
E. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Ikan Asap
1. Bahan Mentah (raw material)
Seperti halnya dengan cara-cara pengawetan ikan lainnya,pengasapan tidak dapat menyembunyikan atau menutupi karakteristik-karakteristik dari ikan yang sudah mundur mutunya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik harus menggunakan bahan mentah (ikan) yang masih segar. Sebagian besar dari penyebab rendahnya mutu ikan asap ialah digunakannya ikan-ikan yang sudah hampir busuk yang akan menghasilkan produk akhir yang lembek, lengket dan permukaannya tidak cemerlang. Selain dari kesegarannya, faktor-faktor lainnya juga dapat menentukan mutu dari produk akhir, misalnya pengaruh musim dan kondisi ikan tersebut. Baru-baru ini telah ditemukan bahwa ikan asap yang dibuat dari ikan kurus yang baru bertelur mempunyai rupa dan rasa yang kurang memuaskan bila dibandingkan dengan ikan asap yang dibuat dari ikan-ikan gemuk dan dalam kondisi yang sangat baik
2. Perlakuan-perlakuan Pendahuluan (pretreatments)
Di daerah-daerah perikanan, beberapa jenis ikan asap dibuat dari ikan utuh atau sudah disaingi kadang-kadang tanpa kepala. Lainnya dalam bentuk sayatan (fillet) atau dibelah dengan berbagai cara, masing-masing dengan karakteristik tertentu. Satu hal yang harus diingat yaitu cara apapun yang dilakukan ikan harus benar-benar dibersihkan sebelum dilakukan proses pengawetan yang sebenarnya.
Perlakuan pendahuluan yang paling umum dilakukan ialah penggaraman. Sekarang pada umumnya penggaraman dilakukan dengan cara penggaraman basah atau larutan (brine salting). Untuk mendapatkan perlakuan yang seragam campuran air garam dan ikan harus sekali-sekali diaduk. Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik, larutan garam yang digunakan harus mempunyai kejenuhan antara 70 – 80%.Larutan di atas 100% akan merusak produk yaitu dengan terbentuknya kristal-kristal garam di atas permukaan ikan. Sebaliknya bila menggunakan larutan garam yang kejenuhannya di bawah 50% akan menghasilkan ikan asap yang kurang baik mutunya.
Karena banyaknya garam yang terserap oleh ikan yang merupakan hal yang sangat penting pada proses pengawetan, maka kepekatan garam dalam larutan harus selalu dikontrol.Seringkali penambahan garam ke dalam larutan garam dilakukan secara sembarangan saja tanpa mengguankan salinometer (alat untuk mengukur kepekatan garam). Sebaliknya setiap kelompok ikan (batch) harus menggunakan larutan garam baru dan wadah-wadah harus dibersihkan, yaitu untuk mencegah terjadinya pencemaran ikan oleh bakteri-bakteri dan kotoran-kotoran yang berasal dari insang dan sisik ikan-ikan yang telah digarami sebelumnya. Efek lain yang dapat timbulkan oleh pemakaian larutan garam bekas ialah adanya protein ikan yang melarut dan ini akan membentuk gumpalan-gumpalan yang akan menempel pada ikan hingga menyebabkan rupa ikan tidak menarik lagi.
3. Pengeringan Sebelum Pengasapan
Setelah penggaraman dan pencucian dengan air tawar, lalu dilakukan tahap pengeringan yaitu untuk menghilangkan sebagian air sebelum proses pengasapan. Pengeringan atau penirisan dapat dilakukan dengan cara mengantung ikan di atas rak-rak pengering di udara yang terbuka. Hal ini dapat dilakukan pada kondisi iklim di mana kelembaban nisbi rendah.Akan tetapi bila iklim setempat mempunyai kelembaban yang tinggi hingga proses pengeringan menjadi sangat lambat, maka tahap pengeringan harus dilakukan dalam lemari pengering.
Protein ikan yang larut dalam garam akan membentuk lapisan yang agak lengket dan setelah kering akan menyebabkan permukaan ikan menjadi mengkilap. Kilap ini merupakan salah satu criteria yang diinginkan pada ikan asap yang bermutu baik. Kilap yang baik dapat diperoleh dengan menggunakan larutan garam yang mempunyai kejenuhan 70 – 80%, sedangkan kejenuhan yang lebih rendah akan mengakibatkan rupa yang agak suram
Dalam Proses Pengasapan, Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengasapan, antara lain :
Jenis bahan bakar.
Jenis kayu yang baik untuk digunakan sebagai bahan bakar adalah kayu keras seperti kayu turi (Afriyanto dan Liviawaty, 1989), serbuk gergaji, kayu jati, sabut dan tempurung kelapa (Wibowo, 1996). Jenis kayu keras mengandung senyawa phenol dan asam organik yang cukup tinggi yang sangat dibutuhkan untuk proses pengasapan. (Kanoni, 1991).
Kepekatan asap.
Asap mempunyai efek antibakteri atau bakterisidal sehingga dapat mengawetkan ikan. Menurut Hudaya et al., (1980) apabila mengandung kadar air tinggi maka asap akan pekat sedangkan bila berkadar air rendah maka asap akan tipis.
Suhu.
Sebaiknya asap tidak dihasilkan dari pembakaran di atas 175-205°C, karena pada suhu tinggi akan menimbulkan rasa pahit dan zat karsinogenik pada produk. Pada pengasapan yang dilakukan dengan suhu tinggi juga dapat menyebabkan hasil produk yang kurang baik, karena permukaan daging akan mengeras sehingga cairan pada bagian dalam tubuh ikan menjadi terhalang penguapannya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peristiwa “case hardening”. (bagian luar daging ikan mengering tetapi bagian dalamnya masih basah).
Kelembaban udara. (RH)
Proses penyerapan asap sangat mempengaruhi kelembaban udara, sehingga pengontrolan sangat penting. Kelembaban yang tinggi menambah waktu pengasapan dan memperbanyak konsentrasi asap yang terserap dalam daging ikan sehingga rasa asap menjadi sangat kuat, tetapi produk tidak kering. Sebaliknya RH yang terlalu rendah dapat menghambat penyerapan asap. Menurut Chan et al., (1975) RH 60% menyerap lebih banyak asap dan lebih cepat daripada tingkat RH yang lain.
Sirkulasi udara.
Sirkulasi udara yang baik dalam ruang pengasapan menjamin mutu ikan asap yang lebih sempurna, karena suhu dan kelembaban ruang tetap konstan selama proses pengasapan berlangsung. Aliran asap berjalan dengan lancar dan kontinyu sehingga partikel asap yang melekat menjadi terarah dan merata (Afrianto dan Liviawaty, 1989).
Lama Pengasapan.
Hasil penelitian Swastawati (2004) membuktikan bahwa lama pengasapan dapat mempengaruhi komposisi nutrisi ikan terutama kadar lemaknya. Suhu yang tinggi selama proses pengasapan ikan dapat menurunkan kadar asam lemak omega-3 (DHA) ikan. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan lama waktu pengasapan ikan yang benar-benar efektif untuk mempertahankan nilai gizi sekaligus mengawetkan dan aman bagi konsumen.
Kriteria Mutu Sensoris Ikan Asap
Parameter
Deskripsi Mutu Ikan Asap
Kenampakan
Permukaan ikan asap cerah, cemerlang dan mengkilap. Kalau kusam dan suram menunjukkan bahwa ikan yang diasap sudah kurang bagus mutunya atau karena perlakuan dan proses pengasapan tidak dilakukan dengan baik dan benar.
Tidak tampak adanya kotoran berupa darah yang mengering, sisa isi perut, abu, atau kotoran lain. Adanya kotoran semacam ini menjadi indikasi kalau pengolahan dan pengasapannya tidak baik. Kalau pada permukaan ikan terdapat deposit kristal garam maka hal ini menunjukkan bahwa penggaraman terlalu berat dan tentunya rasanya sangat asin.
Pada ikan asap tidak tampak tanda-tanda adanya jamur atau lendir.
Warna
Ikan asap berwarna coklat keemasan, coklat kekuningan, atau cokelat agak gelap. Warna ikan asap tersebar merata. Adanya warna kemerahan disekitar tulang atau warna gelap di bagian perut menunjukkan bahwa ikan yang diasap sudah bermutu rendah.
Bau
Bau asap lembut sampai cukup tajam atau tajam, tidak tengik, tanpa bau busuk, tanpa bau asing, tanpa bau asam, tanpa bau apak.
Rasa
Rasa lezat, enak, rasa asap terasa lembut sampai tajam, tanpa rasa getir atau pahit, tidak terasa tengik.
Tekstur
Tekstur kompak, cukup elastis, tidak terlalu keras (kecuali produk tertentu seperti ikan kayu), tidak lembek, tidak rapuh, dan tidak lengket. Hendaknya kulit ikan tidak mudah dikelupas dari dagingnya.
Sumber : Wibowo (2002)
Nilai organoleptik ikan asap menurut SNI No. 01-2725-1992 adalah > 7 dengan kriteria kenampakan menarik dan bersih, bau asap cukup tanpa ada tambahan mengganggu, rasa enak, konsistensi padat, kompak serta kering antar jaringan. Persyaratan mutu ikan asap menurut SNI No. 01-2725-1992
F. Kesimpulan
1. Ikan yang diawetkan dengan pengasapn hanya mempunyai daya awet yang relative singkat,tergantung kepada kesegaran ikan yang dipakai,lama pengasapan, banyaknya asap yang terserap, serta kadar garam dan kadar air pada produk akhir. Untuk memperpanjang daya awet dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikannya dengan cara-cara pengawetan lainnya, misalnya menggunakan zat-zat pengawet ( preservative), penggalengan atau penyimpanan pada suhu renda. Menurut hasil percobaan yang dilakukan di Lembaga Penelitian Teknologi Perikanan, ikan bandeng yang diasap dengan cara kombinasi pengasapan panas dan dingin bila disimpan pada suhu kamar hanya tahan sampai 7 hari, sedangkan bila disimpan pada suhu rendah (+30C) dapat tahan lebih dari 150 hari. Kadar garam dan kadar air bandeng asap tersebut masing-masing 4% – 57%.
2. Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik, maka hal-hal yang harus diperhatikan ialah :
a. Kesegaran dan kondisi ikan yang akan diasap
b. Konsentrasi dan kebersihan larutan garam
c. Jenis kayu yang digunakan sebagai sumber asap dan
d. Kontrol terhadap suhu dan jumlah asap dalam kamar pengasap.
3. Pengemasan ikan-ikan hasil pengasapan dapat dilakukan dengan kemasan yang menarik. Disamping itu, dengan kemasan yang tahan lembab maka ikan hasil pengasapanpun bisa lebih terjaga.
Tuesday, September 21, 2010
BIOTECHNOLOGY UNTUK KANKER REMAJA
TAHUN LALU, kita kehilangan murid tercinta kita, Kevin Kls XI IPA, Dia telah menjalani amputasi hingga kakinya kemungkinan karena osteosarkoma (kanker tulang), sungguh mengetuk hati kita semua . Namun, banyak yang tak tahu bahwa Kevin hanya salah satu contoh. Setiap minggu, selalu ada remaja-remaja yang diketahui menderita tumor ganas tersebut.
Laporan Jawapos.com, menyebutkan : Berdasar data RSUD dr Soetomo, setiap minggu ada penderita baru osteosarkoma yang mereka tangani. "Setiap minggu, satu-dua pasien pasti ada. Setiap bulan, rata-rata empat sampai delapan pasien baru yang kami tangani," kata dr Ferdiansyah SpOT, salah seorang spesialis ortopedi RSUD dr Soetomo, kepada Jawa Pos, Rabu lalu (4/8).
Lazimnya, osteosarkoma memang menyerang anak-anak dekade kedua atau mereka yang berusia 10-20 tahun. Tumor tersebut merupakan penyakit terganas ketiga pada remaja, setelah leukemia dan lymphoma. Angka kejadiannya 1/200.000 penduduk dan dua kali lebih berisiko menyerang pria daripada wanita.
Osteosarkoma paling sering muncul di bawah atau atas lutut, seperti yang dialami Johan. Dibandingkan pada bagian tubuh lain, peluang osteosarkoma menyerang lutut dan sekitarnya adalah 75 persen. Bagian yang diserang lazimnya adalah area di atas bagian atas tulang kering atau di ujung bawah tulang paha.
Pada dua titik itulah, terletak lempeng tumbuh, yang menjadi dasar pertumbuhan tulang. Utamanya, pada masa pertumbuhan. Namun, tidak ada teori yang menjelaskan penyebab osteosarkoma paling sering menyerang area tersebut. "Tumor itu kan penyakit misterius. Sampai sekarang pun, belum ada yang bisa menjelaskan dengan pasti, apa penyebabnya. Tapi, kalau mau dikaji lagi, di dalam gen penderita sudah ada bibitnya. Jadi, level genetik," kata Ferdiansyah.
Pasien-pasien osteosarkoma sering mengklaim penyebab tumor yang menyerang mereka adalah jatuh atau trauma fisik. Namun, sebenarnya tidak ada korelasi mengenai hal tersebut. "Orang kan kalau tubuhnya kenapa-kenapa terus mencari-cari, penyebabnya apa. Nah, saat itulah mereka merasa sakit seperti itu setelah jatuh. Padahal, sebelum itu pun, sebenarnya sel-sel tumor sudah ada," jelas dokter yang juga kepala Biomaterial Center RSUD dr Soetomo tersebut.
Osteosarkoma termasuk tumor ganas primer yang berasal dari tulang dan bersifat high-grade. Artinya, tumor yang relatif sulit diatasi, apalagi jika sudah mengganas dan menjadi kanker. Jika diatasi dengan kemoterapi, misalnya, responsnya bervariasi dan tak selalu bagus.
Pertanda awal osteosarkoma adalah nyeri berkepanjangan di bagian tulang yang diserang. Rasa nyeri itu biasanya berlangsung lebih dari seminggu dan disertai pembengkakan. Saat hal itu terjadi, yang harus dilakukan adalah memberikan kompres dingin pada bagian yang bengkak. Sama dengan pedoman umum yang harus dilakukan ketika terjadi benturan atau trauma pada atlet olahraga.
Namun, saat itulah umumnya penderita, yang masih awam terhadap penanganan tumor, melakukan kesalahan fatal. Yakni, memijat bagian yang nyeri tersebut. Padahal, jika nyeri itu merupakan pertanda awal osteosarkoma, memijatnya justru akan membuat sel-sel tumor menyebar ke mana-mana dan kondisi pasien memburuk.
Ironisnya, justru baru ketika sudah parah penderita osteosarkoma dibawa ke rumah sakit. Keluarga baru tanggap bahwa ada sesuatu yang salah saat penderita sudah tak bisa berjalan atau pembengkakan yang terjadi sudah amat besar. "Kami hampir tidak pernah menerima pasien yang masih derajat II A (tumor belum menyebar, Red) atau II B (menyebar, tapi masih di sekitar bagian yang terserang, Red). Kebanyakan sudah derajat III (menyebar ke organ-organ lain, Red)," ujar Ferdiansyah.
Padahal, terapi penyembuhan macam apa yang harus dijalani pasien bergantung pada seberapa cepat dia dibawa ke dokter. Kalau dia dibawa ke dokter saat osteosarkoma masih memasuki tahap awal, bisa jadi dia hanya perlu diradio terapi atau bahkan tidak menjalani terapi apa pun. Sebab, setelah diperiksa, ada jenis osteosarkoma yang sifatnya sangat jinak sehingga tidak diangkat pun tidak masalah.
Namun, jika pasien baru dibawa ke rumah sakit setelah kondisinya parah, dokter pasti lebih kesulitan untuk mengatasi penyebaran sel-sel tumor tersebut. Apalagi, jika sudah menjadi kanker. Bisa jadi, dokter harus mengangkat bagian yang terkena tumor lewat operasi. Jika sel-sel tumor sampai merusak tulang, beda lagi tindakan yang harus dilakukan dokter.
Ketika bagian tulang yang hancur oleh osteosarkoma hanya sebagian, dokter bisa mengatasinya dengan pencangkokan tulang dari cadaver (donor mayat). Tapi, jika bagian yang hancur sangat luas, dokter terpaksa harus melakukan disartikulasi atau amputasi dan penderita harus menggunakan protese atau kaki palsu, seperti yang dijalani Johan.
Penanganan osteosarkoma dan tumor-tumor yang menyerang jaringan tulang, otot, dan pembuluh darah lain tentu saja membutuhkan penanganan multidisiplin. Untuk mengatasinya, perlu kerja sama antara beberapa disiplin ilmu kedokteran, seperti ortopedi, radiologi, dan patologi anatomi.
Wadah untuk para dokter yang menangani penyakit itu adalah Perhimpunan Tumor Muskuloskeletal Indonesia (Pertumsi) atau Indonesian Musculosceletal Tumor Society (IMTS). Hingga saat ini, Pertumsi Cabang Surabaya sudah menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain. (dikopy dari Jawa Pos Com).
Laporan di atas menunjukan bahwa remaja rentan dengan Kanker ini. Oleh karenanya, pencegahan adalah hal yang LEBIH UTAMA untuk dilakukan. Tersedia Nutrisi Hasil Bioteknology yang aman, halal, dan terbukti menjur untuk Mencegah atau mengobati Kanker. Bagi yang memerlukan untuk PENCEGAHAN KANKER, hubungi kami.
KANKER PAYUDARA
Apakah kanker payudara itu ?
Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan kanker. Tumor ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi tumor yang baru. Penyebaran ini disebut metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara.
Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker.
Perkembangan kanker
Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.
Pencegahan awal
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
* Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
* Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
* Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
* Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
* Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna
* Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.
Pengobatan lanjut
Bila ditemukan adanya benjolan, biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan mammografie. Mammografie adalah pemeriksaan payudara dengan alat rontgen dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mammografie adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram.
Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan itu, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker, maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian tubuh yang lain.
Siapakah yang harus menjalani pemeriksaan mammografie ?
* Wanita yang berumur lebih dari 50 tahun.
* Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang pernah menderita kanker payudara.
* Wanita yang pernah menjalani pengangkatan salah satu payudaranya. Wanita dalam golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat.
* Wanita yang belum pernah melahirkan anak. Ternyata pada golongan ini sering dijumpai serangan kanker payudara.
BRAIN CANCER
Kanker otak adalah akibat dari pertumbuhan abnormal sel-sel di otak. kanker otak bisa berasal dari sel otak primer, dari sel-sel yang membentuk komponen otak lainnya (misalnya, membran, pembuluh darah), atau dari pertumbuhan sel-sel kanker dari organ lain yang menyebar ke otak oleh aliran darah (kanker otak metastatik ).
Walaupun banyak tumbuh di otak yang populer disebut tumor otak, tidak semua tumor adalah kanker otak. Kanker adalah istilah untuk tumor ganas reserved.
. tumor ganas tumbuh dan menyebar secara agresif, menyengat sel-sel sehat dengan mengambil tempat mereka, darah, dan nutrisi.(Seperti semua sel-sel tubuh, sel tumor butuh darah dan nutrisi untuk bertahan hidup dari.) Hal ini terutama masalah di otak, seperti menambahkan pertumbuhan dalam menutup batas-batas dari tengkorak dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial atau distorsi sekitar struktur vital, menyebabkan kerusakan mereka.
* Tumor yang tidak tumbuh secara agresif disebut jinak. Hampir semua tumor yang dimulai di otak tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh. Perbedaan utama antara tumor jinak dan ganas adalah tumor ganas yang dapat menyerang jaringan otak dan tumbuh pesat.
* Secara umum, suatu tumor jinak kurang serius dari tumor ganas. Namun, masih tumor jinak dapat menyebabkan banyak masalah di otak.
Primer tumor otak
Otak terdiri dari berbagai jenis sel.
* Kanker terjadi ketika satu jenis sel mengubah dan kehilangan karakteristik normal. Setelah berubah, sel tumbuh dan berkembang biak dengan cara abnormal.
* Seperti sel-sel abnormal tumbuh, mereka menjadi massa sel, atau tumor.
* Tumor otak bahwa hasil dari transformasi ini dan pertumbuhan abnormal sel otak yang disebut tumor otak primer karena mereka berasal dari otak.
* Tumor otak primer yang paling umum adalah gliomas, meningiomas, adenoma hipofisis, schwannomas vestibular, utama limfoma SSP, dan tumor neuroectodermal primitif (medulloblastomas).Istilah ini glioma merupakan salah satu luas karena mencakup berbagai subtipe, termasuk astrocytomas, oligodendrogliomas, ependymomas, dan papillomas pleksus choroid.
* Tumor primer dinamai bagian dari otak atau jenis sel otak dari mana mereka muncul.
Tumor otak bervariasi dalam laju pertumbuhan mereka dan kemampuan untuk menyebabkan gejala. Sel-sel dalam tumbuh cepat, tumor agresif biasanya muncul normal mikroskopis. National Cancer Institute (NCI) menggunakan sistem penilaian untuk mengklasifikasikan tumor. The NCI daftar nilai-nilai berikut:
* Grade I : Grade I: jaringan adalah jinak. Sel terlihat hampir seperti normal sel-sel otak, dan pertumbuhan sel lambat.
* Grade II : jaringan ini ganas. Sel-sel terlalu terlihat seperti normal sel daripada sel-sel dalam tumor saya kelas.
* Grade III : : Jaringan ganas memiliki sel-sel yang terlihat sangat berbeda dari sel normal. Sel-sel yang abnormal secara aktif tumbuh. These cells are termed anaplastic. Sel-sel ini disebut anaplastik.
* Grade IV : Jaringan ganas memiliki sel yang tampak paling abnormal dan cenderung tumbuh sangat cepat.
Metastasis tumor otak
metastatik tumor otak terbuat dari sel-sel kanker yang menyebar melalui aliran darah dari sebuah tumor yang terletak di tempat lain dalam tubuh. Yang paling umum kanker yang menyebar ke otak adalah mereka yang berasal dari paru-paru , payudara, dan ginjal serta ganas melanoma . Menyebar ke sel-sel otak dari tumor lain dalam proses yang disebut metastasis. Proses metastasis terjadi ketika sel-sel kanker meninggalkan jaringan kanker primer dan masukkan baik sistem limfatik untuk mencapai darah atau aliran darah secara langsung. Sel-sel kanker akhirnya mencapai jaringan otak melalui aliran darah di mana mereka berkembang menjadi tumor.
tumor otak metastatik adalah jenis yang paling umum ditemukan dalam tumor otak dan jauh lebih umum dari tumor otak primer. tumor metastatik biasanya dinamai jenis jaringan dari sel-sel kanker yang asli muncul (misalnya, paru-paru metastatik atau kanker payudara ). aliran darah otak biasanya menentukan di mana sel-sel kanker metastatik akan menginap di otak; menemukan sekitar 85% di otak (bagian terbesar dari otak, terletak di bagian atas rongga tengkorak). Sayangnya, sebagian besar tumor otak metastasis terjadi pada lebih dari satu situs dalam jaringan otak.
PENCEGAHAN adalah hal yang LEBIH UTAMA untuk dilakukan. Tersedia Nutrisi Hasil Bioteknology yang aman, halal, dan terbukti manjur untuk Mencegah atau mengobati berbagai Kanker TANPA OPERASI. Bagi yang memerlukannya HUBUNGI KAMI
Dari Berbagai Sumber.
Subscribe to:
Posts (Atom)