Zona 80, jika dalam hazanah music sudah menjadi irama-irama nostalgia, maka Zona 80-an dalam frame Gerakan Mahasiswa terutama HMI lebih khusus lagi HMI MPO pelaku-pelakunya saat ini sedang dalam Top Performance Kepemimpinannya. Dalam konteks international, Presiden Iran, adalah contoh dari aktivis mahasiswa, yang komit terhadap perjuangan bangsanya saat ini memegang kendali pemerintahan di Republik Islam Iran.
Aktivis aktivis HMI MPO yang berani menentang rezim represif Orde Baru, dalam melakukan perjuangan idealismenya, memang sebagian besar mengambil pilihan “berada di luar system”. Hal ini dikarenakan Orba, sesuai realitas yang dialami oleh aktivis HMI MPO, merupakan rezim yang penuh dengan KKN dan ABS yang sangat tidak sejalan dengan idealisme MPO.
Peran pembangunan alumni HMI MPO meski berada di luar system , sungguh sangat luar biasa. Hal ini mengemuka dalam silaturrahmi nasional alumni HMI MPO di Bidakara 24 September 2011. Saat Suharto mislanya, mengembangkan ekonomi mikro melalui BMT (Baitul Maal Watanwil) yang dibinanya sejak tahun 1992, yang saat itu bermodal Rp. 5 Juta , saat ini telah berkembang menjadi ratusan milyar dengan cabang ratusan di seluruh Indonesia. Sementara itu koleganya dari HMI MPO Cabang Yogya, Choiron SH, telah mampum membina masayarakat di Kajen, Pekalongan dengan bisnis Jamu Herbal yang telah berkembang hingga luar negeri.
Masih banyak alumnus alumnus HMI MPO yang menyingkir dari system yang korup atau yang disingkirkan oleh system melalui screeing dan nepoptisme, membuktikan dirinya bahwa dengan tetap memegang idealism untuk tidak terkooptasi oleh system yang korup, tanpa harus dengan bermain-main dengan fasilitas dan “anggaran proyek” yang kadang sim salabim, mereka dapat membangun masyarakatanya dalam idealism yang tetap dipegang teguh.
Seperti yang pernah ditulis dalam “Surat kepada Aktivis 80 an”, Egy Sudjana Pendekar HMI MPO pertama, menyarankan agar tokoh-tokoh alumnus HMI MPO, mengambil peran politiknya lebih nyata untuk menyelamatkan Indonesia. Egy juga menyatakan, bahwa pemerintahan yang sekarang Batal Demi Hukum, karena sesuai konstitusi, demokrasi kita adalah demokrasi perwakilan, bukan demokrasi langsung.
Sementara itu, Abdullah hemahua, tokoh HMI yang tidak diragukan lagi integritas pribadinya, menyoroti,pasca Tsunami Aceh yang disambung dengan berbagai bencana, kerusakan hutan yang begitu menghawatirkan serta hutang yang harus dibayar dan korupsi yang merajalela, ada 3 kemungkinan bagi Indonesia pada tahun 2042 nanti. Tiga kemungkinan itu adalah :
1. Pernah ada negara diantara Asia dan Australia, ini menunjukan Indonesia pada saat itu sudah tidak ada akhibat bergai faktor yamng menenggelamkannya.
2. Indonesia tetap ada namun dikuasai oleh satu kekuiatan asing,
3. Indonesia tetap kokoh dan menjadi negara yang makmur, dengan pertolongan Allah. Syaratnya harus tidak ada korupsi.
Anis baswedan, alumni HMI MPO dari Fakultas Ekonomi UGM angakatan tahun 1989, di tengah orasinya menyampaikan anekdot : Berapa orang yang selamat, jika pesawat boing yang mengangkut seluruh anggota DPR mengalami kecelakan fatal ? Jawabnya 140 juta jiwa (Rakyat Indonesia) akan selamat. Sungguh suatu anekdot yang menunjukan betapa sangat "antagonisnya" peran anggota DPR saat ini.
Memang, dengan pengkerdilan peran mahasiswa melalui NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus ) sejak era Daoed Josoef, dengan system rekruitmen semua bidang yang penuh KKN dan ABS, pemimpin-pemimpin yang muncul saat ini terbukti kurang memiliki tanggung jawab social yang cukup. Oleh karenanya, peran Alumnus HMI MPO yang sangat potensial dan memiliki Integritas pribadi yang tinggi
Sangat relevan untuk dinantikan.
Fastabiqul khoirot.
Blog for Discussing All About Biotechnologi Understanding Development, Especially Biotechnology for Modern Health and Medical
Saturday, September 24, 2011
Friday, September 23, 2011
MAGNUM THESUM
Cahaya mengembara disetiap sella dada. bertanya pada mitokhondria adakah elan vital disana ? menelusuri tiap retikuli dan mengeja detak kehidupan dalam bahasa RNA. Merajut keperkasaan manusia dalam geliat DNA sesuai sabda-NYa. Robbanaa maa kholaqta haadzaa batjilaa.
Sabda menjelma nama-nama. Melalui diskusi surga, manusia bertahta sebagai khalifah dunia, dimana dalam genggamannya lautan mengalunkan ombaknya. Gunung menumpahkan keluhannya dan daratan rindu sentuhan cintanya. Sementara itu angin wahyu membimbingnya menuju pintu surga.
Kemuliaan manusia ada disini, dalam dada ini, untuk tulus menapaki jalan mendaki, dan menjauhi jurang terlarang. Sementara kualitasnya tergantung ketulusan berbagi embun pagi, menabur kehangatan mentari, dan keharuman melati di setiap relung hati. Bagai pepohonan yang rindang memberi kesejukan, menyediakan kelezatan bagi alam, dan memberi gairah bagi kumbang kumbang.
JUST A DADDY
Harus kutunda menyalakan bintang gemintang, karena mendung menggelantung, Di wajahmu jemu membeku. Sementara bibirmu penuh keluh, memintal segumpal sesal yang tak mungkin kucairkan dengan pesona lidahku. Aku tahu itu wajar, namun tetap menohok kelelakianku, yang terkebiri oleh beban kehidupan yang datang menghujam tajam. Maafkan kangmasmu diajeng yang belum mampu menjadi suami ideal bagimu.
Diajeng, malam begitu panjang dan berjalan sangat lamban tanpa lenguhanmu menemani gairahku. istirah yang terpisahkan oleh gelap membuat semuanya jelas tergambar. Betapa bermakna keluhanmu yang kau bisikan dengan lembut dalam bahasa tubuhmu, dan begitu gamblang engkau mencoba menyibakkan dengan naluri keibuanmu, segala beban kehidupan kita , karena kau tahu ini semua di luar kendaliku pengaruhku sebagai lelaki yang selalu mecoba bangkit dari keterpurukan berulang.
Engkau tau lanskap jiwa dan altar ragaku. Aku bukan lelaki yang kuat bertindak sekehendak benak. Kebersamaan adalah birahi tertinggi yang menempati tahta hati kita. Dan aku tahu diajeng adalah belahan jiwa yang terindah bersemayam di dada. Tetapi aku juga maklum engkau wanita yang berhak merenghkuh segala bahagia. Jujur kutak ingin tajamnya beban menjadi geluitin yang dapat mengamputasi kebrsamaan ini. Namun sekali lagi, aku akan tulus menerima apapun juga jika itu kehendak-Nya.
Darling, as you know, In fact i just a daddy who don't like to see any sadness, and as so far as i just a man who don't like to sleep a lone.
________________________________
*)Penyair lulusan FKH UGM dan Pondok Pesantren Budi Mulia Yugya, puisinya tersebar di berbagai mass media lokal dan Nasional . Bekerja sebagai social worker and an Educator, activist The Holistic Leadership Center.
Sunday, September 18, 2011
YAA SALAAM
KEPADA PENGUASA KESELAMATAN
Ketika malam kian larut dalam pelukan kelam,
tak mungkin aku terus menemanimu berkalam.
Ijinkan aku menghanyutkan kelam,
dalam tembang "ono kidung rumeksa ing wengi"
agar anglilir di saat witir,
untuk menyalakan matahari,
agar esok bermandi cahaya kembali.
Subuh nan qudus,
embun bertasbih dalam kebeningannya
dalam bahasa kesejukan surga.
Pepohonan bertahlil dalam kembara angin semilir,
mengalir dalam semerbak dzikir.
Satwa memuji keagunanNya
dalam harmoni indah gairah
dalam swara yang menghangatkan cahaya.
Siang gemilang,
berjuang menerjang karang penghalang.
Bersama jihad mawar
dalam semerbak merah resah sejarah.
Menelusuri putih rintih melati
dalam keharuman tak bertepi.
Mengarungi samudra cita raharja
untuk berlabuh di dermaga keabadian cinta.
Sore,
mengisaratkan tetirah matahari.
Dalam sendu,
senja menyenandungkan requim prahara semesta,
yang bisa saja hadlir seketika.
Laa khaula wala quwwata
diteguhkan tsunami kegelapan
yang menghempaskan perca perahu kehidupan.
Di setiap serpihan harapan,
terkuak puji kedigdayaan Ar Rahman.
Ketika temaram tak terpendam,
hanya kepada-Mu Yaa Salaam
kusandarkan tsabitil Aqdaam.
Yaa Salaam.
AGENDA SEMAESTA
Coba baca agenda langit,
kapan mendung tak menggelantung
dan gemintang akan gemilang ?
Dapatkah cahaya segera diusung ?
Malam,
bisikan sesuatu agar aku
dpt menjadi bintang paling gemilang di langitmu
Pagi,
mari berjabat tangan
sambil kau hembuskan nafas surgamu di telinga semesta.
Hingga bumi terbangun dan mengalirkan Alkautsar cinta di setiap lekuknya.
Siang hari,
mari bahu membahu
dan alirkan elan vitalmu.
Agar aku dapat menyalakan mataharimu
sepanjang waktu.
Hingga dedaunan dan bunga-bunga bergairah
pancarkan warna-warna
sehingga tidak ada pasang surut purnama.
MUNAJAD JIHAD
Yaa Allah,
begitu ruah hikmah tlah Kau Limpah.
Dari Zarah langkah kisah berubah
dari kuantum spektrum pendulum,
dari aura suasana jiwa papa
dan emisi kasih nan putih
Alhamdulillah, karunia-Mu begitu Indah Ya Allah !
Engkau berkahi hamba dengan segala cinta dan pesona jiwa.
Mudahkan hamba melakukan kebaikan bagi sesama.
Berilah hamba kekuatan untuk merubah apa yang mesti dirubah,
dan Qonaah terhadap segala yang hamba tak kuasa merubahnya,
karena Engkaulah Yang Maha Kuasa.
Robbii adkhilnii mudkhola sidqin
Wa akhrijnii mukhroja sidqin
waj "alni min ladunka sulthonannashiro.
SENANDUNG FITRI
Dalam kesederhanaan cinta berkata :
Kasih, taburlah kehangatan cahaya
Gairahkan daunan kehidupan
hembuskan elan sari keagungan,
bagi tiap hati yang fitri.
Untuk menyambut matahari,
nyalakan bintang di setiap dada
bagi terbentang bumi asri
tempat senandung bait-bait keabadian
dan sujud panjang pada Yang Rahman
KEPADAMU KUBISIKAN
Mata hari,
Kubisikkan padamu
Agar tidak terlalu menyala
Karena sebentar lagi,
Kau harus menyinari seribu bulan.
...
Mata hari,
Kuisyaratkan padamu
untuk menutup mahkota
Karena bermilyar mahkota
telah menempati ruang hati
untuk metamorfosis khalifah sejati
MENYAMBUT BULAN
Juamat,
purnama belum bulat,
desah basah sholawat mengalir bersama dzikir kumintir.
Takbir yang menyisir bibir,
kesturi jiwa melati.
Gairah mawar menghempas mimpi,
mengukir witir menyalakan matahari.
Langit tlah menaburkan harum Ramadhan,
membisikan pada bintang gemintang dan rerimbun bulan,
untuk singgah di persada raya pada malam keagungan.
Tiap samudra yang bergairah akan bermandi cahaya berkah,
yang akan membebaskannya dari segala darah dan nanah,
dan semua zarah busuk sejarah.
Malam kian terbenam dalam pelukan kegelapan,
dingin menggigit keheningan wingit.
Embun menggeliat merambat menglunkan nafiri,
melengkingkan bait bait tembang langit.
Aku bersujud tersungkur,
deras mata air penyesalan mengucur,
menjerit, meraung mohon ampunan-Mu yaa Ghofuur !
DENGAN ASMA-MU
Jalan berliku,
mendaki dan lunyu,
langkah terengah kerap tergagap.
Kabut yang menghadang,
bekukan harapan terang,
Hingga sampai pada saat yang tepat
dengan keindahan kata terucap,
Allah, Allah, Allah Ya Rabb
dengan asma-Mu kusiap menghadap.
*)Penyair lulusan FKH UGM, puisinya tersebar di berbagai mass media lokal dan Nasional juga dalam Antologi Puisi "Biarkan Kami Bermain" (Balairung UGM), Puisi Islami Hijrah (Jama'ah Shalahuddin UGM) dan lain lain. Jangan Kau Bunuh Burung-Burung adalah salah satu karya penyair i yang menjadi Puisi Pilihan pada Lomba Deklamasi Mahasiswa dalam Dies Natalis UGM 1988.
Wednesday, September 7, 2011
MUDIK IS GOOD, GOOD !
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa ingin dipanjangkan UMURNYA, dilapanglan RIZKINYA, dan diselamatkan dari SU'UL-KHATIMAH, hendaklah dia bertaqwa kpd Allah dan BERSILATURAHIM (dg kerabatnya)." (H.R. Bazzar)
---- "Tidak ada SORGA bg orang yg memutuskan hubungan keluarga." (Muttafaq 'Alaih)
Fenomena mudik Idul Fitri di Indonesia sungguh sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan mudik Idul Fitri bukan sebuah aktivitas biasa, katakanlah sekedar liburan, namun pada hakekatnya mudik Idul Fitri terkait dengan rangkaian Ibadah Ramadhan itu sendiri. Karena di Indonesia, mudik Idul Fitri digunakan sebagai sarana silaturrahmi.
Memang silaturrahmi tidak mesti dilakukan pada Idul Fitri belaka, namun bagi para perantau yang dibatasi jarak, silaturahmi langsung face to face terkait dengan suasana, kesempatan dan sudah barang tentu sumber daya.
Suasana Idul Fitri akan sangat berbeda dengan suasana hari-hari lain, katakanlah idul adha misalnya. Hal ini dikarenakan sebelum idul fitri mental dan spiritual kita telah digarap sedimikian rupa, sehingga panggilan silaturrahmi sebagaimana tertuang dalam hadits di atas sungguh merupakan panggilan yang menggema di lubuk hati paling dalam.
Faktor kesempatan juga sangat berperan dalam pelaksanaan mudik Idul fithri, Instansi pemerintah dan Swasta yang libur bahkan menyediakan cuti, tentu saja tidak dapat diperoleh setiap saat. Sementara itu, sektor informal, yang biasanya bermitra dengan sektor formal, katakanlah sektor sektor yang biasa menunjang aktivitas instansi pemerintah, swasta dan perusahaan perusahaan sudah barang tentu kena imbas juga. Tentu saja, bagi mereka yang tidak dapat meninggalkan aktivitasnya pada saat Idul Fitri seperti petugas medis dan para medis, satuan keamanan dll mau tidak mau harus menunda atau telah lebih dahulu melakukan mudik tergantung jadwal liburnya.
Yang tidak kalah penting adalah faktor sumber daya. jarak yang jauh sudah barang tentu membutuhkan suber daya yang tidak sedikit. Tidak hanya terkait dengan ongkos transportasi, tetapi juga terkait dengan berbagau "uborampe" untuk melakukan silaturrahmi, aling tidak sebagaimana layaknya orang yang telah bepergian, buah tangan adalah suatu tuntutan yang wajar.
Untungnya, bulan Ramadhan yang merupakan bulan rahmat dan penuh berkah, memfasilitasi teraihnya berbagai sumberdaya itu. Katakanlah bagi yang bekerja di sektor pemerintahan, swasta dan perusahaan, THR (Tunjangan Hari Raya) adalah salah satu sumber dayanya. sementara itu mereka yang bergerak di sektor lain, bulan puasa dengan kativitas ekonomi yang luar biasa, memungkinkan menambah sumberdaya di samping sumberdaya yang telah dipersiapkan selama sebelas bulan sebelumnya.
Perlu Difasilitasi
Mudik Idul Fitri yang terkait dengan budaya religius muslim, terkait dengan silaturrahmi, sungguh suatu moment yang luar biasa berharga. Di tengah kondisi negara yang jika diumpamakan sebagai perusahaan adalah sebuah perusahaan yang "bangkrut", namun masyarakat Indonesia menunjukan fenomena yang lain, sangat kecil terjadinya gejolak sosial yang menonjol, kehidupan berjalan seakan tak bermasalah, hampir dipastikan, karena di Indonesia, diakui terdapat faktor silaturrahmi diantara komponen-komponen bangsa, yang mayoritas adalah muslim. Hikmah silaturrahmi sebagaimana termaktub pada hadist di atas, telah menyelamtkan Indonesia dari berbagai gejolak, kerusuhan dan kebrutalan sosial.
Memperhatikan bahwa Mudik Lebaran dalam konteks menghidupkan budaya silaturrahmi, dan faktor silaturrahmi diakui sebagai "faktor" inhibitor terjadinya berbagai maslaha sosial akhibat "kebangkrutan Negara", maka sudah seharusnya Mudik Lebaran difasilitasi oleh pemerintah. Karena semakin banyak masyarakat yang bersilaturrahmi dengan kerabatnya, semakin besar sumbangan keberkahan bagi negeri ini, sehingga kebangrutan total dapat dihindari.
Pemerintah Kurang memfasilitasi
Melihat fenomena Mudik Lebaran yang ada, nampak sekali pemerintah kurang memfasilitasi moment ini. Kebijakan bidang transportasi yang menyerahkan tarif pada mekanisme pasar, jelas jelas membuat kapitalis transportasi berpesta di tengah kesulitan rakyat. Kenaiakan tarif yang lebih dari 200 % tarif biasa sungguh berdampak luar biasa bagi masyarakat kecil. Padahal pada Era Tuslah, kenaikan tarif biasa dipatok sekitar 25 - 30 %.
Jika hari-hari biasa tarif Tegal _ Jkarta Rp. 50.000, jika dengan Tuslah 25 % maka menjadi sekitar Rp. 65.000. Namun tanpa tuslah, tarif ini menjadi Rp. 125.000. Jika satu keluarga dengan 2 anak, maka dengan tuslah Tegal - Jkt PP sebesar Rp. 520.000, dengan diserahkan mekanisme pasar menjadi Rp. 1.000.000. Sehingga selisih keduanya adalah Rp. 480.000, sebuah angka yang cukup besar untuk "uborampe" silaturrahmi di desa-desa.
Kurang memfasilitasi juga terlihat dari berbagai realitas mudik Lebaran yang "macet total". Mudik Idul Fitri bukanla baru sekali dua kali terjadi, namun sudah puluhan kali. Namun tiap terjadi Mudik Lebaran, infra struktur yang diperlaukan tidak kunjung memenuhi sesuai tuntutan. Jalan jalan berlubang, jembatan belum siap, tikungan-tikungan kurang terjaga bahkan ketertban lalulintas yang semestinya harus ditegakkan sebagai syarat lalu lintas yang aman, nyaman dan lancar kurang diperhatikan. Kasus kecelakaan yang menimpa Artis Syaeful Jamil yang menelan korban istri tersayangnya,Virginia, dalam penilaian saya juga ada andil kelalaian petugas lalu lintas untuk mengambil tindakan menurunkan sebagian penumpang yang berlebihan.
Mudik Idul Fitri dan Pembangunan Karakter Bangsa
Mudik lebaran yang dijalankan dalam frame silaturahmi, peduli dan berbagi, adalah sebuah proses pembangunan karakter bangsa yang sangat luar biasa. Berbagai nilai budaya leluhur dan pengenalan langsung adat istiadat pedesaan bagi generasi yang lahir dan besar di kota-kota dengan kehidupan individual dan tersekat, merupakan proses pembangunan karakter bangsa secara langsung.
Bagi orang Jawa, kebiasaan menyediakan ketan, lepet dan apem (Khotoaan, Kelepatan dan affan), Jika salah meminta maaf, adalah pembangunan karakter bangsa melalui simbol simbol boga rakyat yang tidak memerlukan gembar gembor.
Apalagi jika sepanjang perjalan mudik juga diterapkan budaya disiplin lallu lintas, melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan, maka karakter disiplin, saling menghormati, toleransi, cnita kebersihan dan cinta tanah air, dapat dilakukan langsung melalui tiap-tiap kendaraan.
Mudik Idul Fitri Ke Depan
Memperhatikan peran mudik Idul Fitri yang sangat strategis seperti diuraikan di atas, maka tidak ada jalan lain kecuali kita mempersiapkan diri, mengevaluasi, dan memperbaiki berbagai hal sehingga Mudik Idul Fitri dapat diambil manfaatnya secara optimal.
Semoga.
---- "Tidak ada SORGA bg orang yg memutuskan hubungan keluarga." (Muttafaq 'Alaih)
Fenomena mudik Idul Fitri di Indonesia sungguh sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan mudik Idul Fitri bukan sebuah aktivitas biasa, katakanlah sekedar liburan, namun pada hakekatnya mudik Idul Fitri terkait dengan rangkaian Ibadah Ramadhan itu sendiri. Karena di Indonesia, mudik Idul Fitri digunakan sebagai sarana silaturrahmi.
Memang silaturrahmi tidak mesti dilakukan pada Idul Fitri belaka, namun bagi para perantau yang dibatasi jarak, silaturahmi langsung face to face terkait dengan suasana, kesempatan dan sudah barang tentu sumber daya.
Suasana Idul Fitri akan sangat berbeda dengan suasana hari-hari lain, katakanlah idul adha misalnya. Hal ini dikarenakan sebelum idul fitri mental dan spiritual kita telah digarap sedimikian rupa, sehingga panggilan silaturrahmi sebagaimana tertuang dalam hadits di atas sungguh merupakan panggilan yang menggema di lubuk hati paling dalam.
Faktor kesempatan juga sangat berperan dalam pelaksanaan mudik Idul fithri, Instansi pemerintah dan Swasta yang libur bahkan menyediakan cuti, tentu saja tidak dapat diperoleh setiap saat. Sementara itu, sektor informal, yang biasanya bermitra dengan sektor formal, katakanlah sektor sektor yang biasa menunjang aktivitas instansi pemerintah, swasta dan perusahaan perusahaan sudah barang tentu kena imbas juga. Tentu saja, bagi mereka yang tidak dapat meninggalkan aktivitasnya pada saat Idul Fitri seperti petugas medis dan para medis, satuan keamanan dll mau tidak mau harus menunda atau telah lebih dahulu melakukan mudik tergantung jadwal liburnya.
Yang tidak kalah penting adalah faktor sumber daya. jarak yang jauh sudah barang tentu membutuhkan suber daya yang tidak sedikit. Tidak hanya terkait dengan ongkos transportasi, tetapi juga terkait dengan berbagau "uborampe" untuk melakukan silaturrahmi, aling tidak sebagaimana layaknya orang yang telah bepergian, buah tangan adalah suatu tuntutan yang wajar.
Untungnya, bulan Ramadhan yang merupakan bulan rahmat dan penuh berkah, memfasilitasi teraihnya berbagai sumberdaya itu. Katakanlah bagi yang bekerja di sektor pemerintahan, swasta dan perusahaan, THR (Tunjangan Hari Raya) adalah salah satu sumber dayanya. sementara itu mereka yang bergerak di sektor lain, bulan puasa dengan kativitas ekonomi yang luar biasa, memungkinkan menambah sumberdaya di samping sumberdaya yang telah dipersiapkan selama sebelas bulan sebelumnya.
Perlu Difasilitasi
Mudik Idul Fitri yang terkait dengan budaya religius muslim, terkait dengan silaturrahmi, sungguh suatu moment yang luar biasa berharga. Di tengah kondisi negara yang jika diumpamakan sebagai perusahaan adalah sebuah perusahaan yang "bangkrut", namun masyarakat Indonesia menunjukan fenomena yang lain, sangat kecil terjadinya gejolak sosial yang menonjol, kehidupan berjalan seakan tak bermasalah, hampir dipastikan, karena di Indonesia, diakui terdapat faktor silaturrahmi diantara komponen-komponen bangsa, yang mayoritas adalah muslim. Hikmah silaturrahmi sebagaimana termaktub pada hadist di atas, telah menyelamtkan Indonesia dari berbagai gejolak, kerusuhan dan kebrutalan sosial.
Memperhatikan bahwa Mudik Lebaran dalam konteks menghidupkan budaya silaturrahmi, dan faktor silaturrahmi diakui sebagai "faktor" inhibitor terjadinya berbagai maslaha sosial akhibat "kebangkrutan Negara", maka sudah seharusnya Mudik Lebaran difasilitasi oleh pemerintah. Karena semakin banyak masyarakat yang bersilaturrahmi dengan kerabatnya, semakin besar sumbangan keberkahan bagi negeri ini, sehingga kebangrutan total dapat dihindari.
Pemerintah Kurang memfasilitasi
Melihat fenomena Mudik Lebaran yang ada, nampak sekali pemerintah kurang memfasilitasi moment ini. Kebijakan bidang transportasi yang menyerahkan tarif pada mekanisme pasar, jelas jelas membuat kapitalis transportasi berpesta di tengah kesulitan rakyat. Kenaiakan tarif yang lebih dari 200 % tarif biasa sungguh berdampak luar biasa bagi masyarakat kecil. Padahal pada Era Tuslah, kenaikan tarif biasa dipatok sekitar 25 - 30 %.
Jika hari-hari biasa tarif Tegal _ Jkarta Rp. 50.000, jika dengan Tuslah 25 % maka menjadi sekitar Rp. 65.000. Namun tanpa tuslah, tarif ini menjadi Rp. 125.000. Jika satu keluarga dengan 2 anak, maka dengan tuslah Tegal - Jkt PP sebesar Rp. 520.000, dengan diserahkan mekanisme pasar menjadi Rp. 1.000.000. Sehingga selisih keduanya adalah Rp. 480.000, sebuah angka yang cukup besar untuk "uborampe" silaturrahmi di desa-desa.
Kurang memfasilitasi juga terlihat dari berbagai realitas mudik Lebaran yang "macet total". Mudik Idul Fitri bukanla baru sekali dua kali terjadi, namun sudah puluhan kali. Namun tiap terjadi Mudik Lebaran, infra struktur yang diperlaukan tidak kunjung memenuhi sesuai tuntutan. Jalan jalan berlubang, jembatan belum siap, tikungan-tikungan kurang terjaga bahkan ketertban lalulintas yang semestinya harus ditegakkan sebagai syarat lalu lintas yang aman, nyaman dan lancar kurang diperhatikan. Kasus kecelakaan yang menimpa Artis Syaeful Jamil yang menelan korban istri tersayangnya,Virginia, dalam penilaian saya juga ada andil kelalaian petugas lalu lintas untuk mengambil tindakan menurunkan sebagian penumpang yang berlebihan.
Mudik Idul Fitri dan Pembangunan Karakter Bangsa
Mudik lebaran yang dijalankan dalam frame silaturahmi, peduli dan berbagi, adalah sebuah proses pembangunan karakter bangsa yang sangat luar biasa. Berbagai nilai budaya leluhur dan pengenalan langsung adat istiadat pedesaan bagi generasi yang lahir dan besar di kota-kota dengan kehidupan individual dan tersekat, merupakan proses pembangunan karakter bangsa secara langsung.
Bagi orang Jawa, kebiasaan menyediakan ketan, lepet dan apem (Khotoaan, Kelepatan dan affan), Jika salah meminta maaf, adalah pembangunan karakter bangsa melalui simbol simbol boga rakyat yang tidak memerlukan gembar gembor.
Apalagi jika sepanjang perjalan mudik juga diterapkan budaya disiplin lallu lintas, melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan, maka karakter disiplin, saling menghormati, toleransi, cnita kebersihan dan cinta tanah air, dapat dilakukan langsung melalui tiap-tiap kendaraan.
Mudik Idul Fitri Ke Depan
Memperhatikan peran mudik Idul Fitri yang sangat strategis seperti diuraikan di atas, maka tidak ada jalan lain kecuali kita mempersiapkan diri, mengevaluasi, dan memperbaiki berbagai hal sehingga Mudik Idul Fitri dapat diambil manfaatnya secara optimal.
Semoga.
Subscribe to:
Posts (Atom)