Friday, December 23, 2011

MENGENAL KARAKTER MURID UNTUK INTERAKSI LEBIH SOLID



Komunikasi empatik, adalah komunikasi dimana kita menempatkan diri “pada hati” komunikan (Masyarakat, demonstran, dll). Menempatkan diri kita pada posisi hati, perasaan, fikiran komunikan akan menghasilkan harmonisasi komunikasi yang pada akhirnya dapat saling memahami. Untuk maksud tersebut, memahami fikiran, perasaan dan karakter komunikan adalah salah satu kuncinya.




Menurut Helen Keller, untuk memiliki mata yang indah, seseorang harus berusaha melihat apa yang baik dalam diri orang lain. Artinya kualitas mata sangat mempengaruhi kualitas determinasi penilaian kita terhadap diri orang lain. Ini juga berarti, mata seseorang bisa mencerminkan nilai pribadi orang bersangkutan.

Berkaitan dengan hal ini, Ralp Waldo Emerson mengungkapkan, “ mata seseorang berbicara banyak hal seperti lidah, keuntungannya adalah bahasa mata tidak membutuhkan kamus, namun bisa dipahami di seluruh dunia.

Penggambaran mata sebagai cerminan karakter ada di seluruh budaya dunia. Di Indonesia misalnya, tokoh-tokoh wayang golek bervariasi bentuk matanya tergantung karakter tokoh tersebut. Demikian juga pada sandiwara Golek Cina, tokoh-tokoh yang berkarakter beda matanya berbeda pula. Bahkan dalam simbolisme religius, tokoh jahat si pengembara (masihid dajjal) digambarkan dengan matanya yang cuma satu.


Penulis mencoba menganalisis mata dari calon presiden, dan hasilnya sudah dipublikasikan lewat milist, facebook dan lain sebagainya sebagai berikut :



DARI MATA, KITA BACA APA YANG ADA DALAM DADA
Mata Mega : menunjukan orang yang jujur, tegas, lugas dan PD, Kuat Tekad
Mata SBY : menunjukan Rendah hati, Penuh keragu-raguan dan skeptis , penurut
Mata JK : menunjukan Cerdik, permisif, kurang emphatic, Over PD , ambisius

Anda Bebas Memilih Yang Mana, Pastikan memilih yang terbaik menurut Anda. Perhatikan Mata Capres cawapres ketika berbicara, anda bisa melihat isi hati dan kepalanya.
Itu adalah salah satu contoh bagaimana memahami karakter orang melalui pandangan mata.

Secara garis besar, untuk memahami karakter orang ada beberapa cara :

1. Bahasa Verbal
2. Bahasa Tubuh
3. Topo grafi wajah
4. Grafologi
5. Anatomi Tangan dan jari-jari
6. Dll.


1. Bahasa Verbal

Perhatikan percakapan pada video berikut :



Bahasa menunjukan bangsa. Pribahasa ini sangat tepat untuk menggambarkan bahwa bahasa, kualitas bahasa, pilihan kata-kata dalam berbahasa secara lisan maupun tulisan dapat mencerminkan karakter penuturnya atau penulisnya.

Steven R. Covey dalam bukunya “7 Habits” tujuh kebiasaan orang yang sangat efektif mebedakan bahasa orang yang proaktif dan reaktif sebagai berikut :

Bahasa Yang Reaktif

Tidak ada yang dapat saya lakukan
Memang sudah begitulah saya
Ia membuatku begitu marah
Mereka tidak akan mengizinkan itu
Saya terpaksa melakukan itu
Saya tidak bias
Saya harus
Seandainya saya


Bahasa Proaktif

Mari kita lihat alternative yang kita miliki
Saya dapat memilih pendekatan yang berbeda
Saya mengendalikan perasaan saya sendiri
Saya dapat memberikan presentasi yang efektif
Saya akan memilih respons yang sesuai
Saya meilih…
Saya lebih suka
Saya akan

Sementara itu lama tidaknya menahan bunyi desis ketika bicara bias menunjukan orientasi seksual seseorang. Apakah dia memiliki orientasi hetero, atau homo maupun bisexual. Hasil research fonetic ini sangat membantu kita untuk berinteraksi atau tidak berinteraksi lebih jauh dengan lebih tepat.

2.Bahasa Tubuh




Gerald I Nierenberg dan Hendry H. Calero dalam bukunya “Membaca Pikiran Orang Deperti Membaca Buku” menyakatakan, bahwa sebelum manusia bias berbicara ia akan selalu menggunakan bahasa tubuhnya dalam berkomunikasi, ia akan menunjuk benda yang diinginkannya, memalingkan muka bila tidak menginginkan sesuatu, tertarik pada sebuah benda, ia akan menunjukan hal ini pada orang yang lebih dewasa dengan cara mendekatkan tubuhnya (baik dengan merangkak atau berjalan) kea rah benda tersebut lalu mencoba meraihnya. Besitu banyak bahasa tubuh yang kita lakukan sehari-hari baik yang kita sadari maupun tidak.

Banyak manfaat yang akan kita peroleh jika kita mempelajari dan memahami bahasa tubuh yang disampaikan seseorang. Basik disertai ucapan maupun tidak. Kita akan bias mengetahui apakah orang yang kita ajak bicara tertarik dengan bahan pembicaraan yang kita sodorkan, yaitu dengan melihat reaksinya melalui bahasa tubuh yang ia sampaikan . Dari reaksi bahasa tubuh yang dia berikan., kita bias mengambil keputusan apakah kita akan terus melanjutkan pembicaraa atau sebaiknya kita menghentikannya, dan memulai kembali pada saat yang lebih tepat.

Contoh dari bahasa tubuh yang hamper sama di seluruh dunia adalah nahasa tubuh “mengusap Dagu” yang menunjukan berfikir atau mengevaluasi. Sikap seperti ini seakan ingin mengatakan : “nah, izinkan aku mempertimbangkan “. Ini terjadi ketika orang-orang sedang melakukan proses pengambilan keputusan. Barangkali dengan setiap film barat terdapat sebu8ah adegan yang di dalamnya ada seorang dokter berjnaggut sedang mengusap dagunya berkata, “ Saya tidak tahu, Marshall, jika itu adalah cara yang terbaik untuk mengatasi masalah mereka. “

Di dalam drama musical Fiddler on The Roof, tiap kali Tevye berfikir tentang sesuatu yang penting ia selalu mengusap janggutnya. Dalam buku karya Henry Siddon yang berjudul Rhetorical Gestures mengatakan bahwa, sikap ini menandakan seorang lelaki bijak yang sedang membuat penilaian.

3. Wajah



Selain mata seperti yang telah diterangkan di atas, bagian awajah sep[erti bentuk alis, jarak antara dua alis, bentuk hidung, bentuk telinga, bentuk bibir, dan bentuk wajah itu sendiri terrmasuk bentuk leher dapat menjadi basis penilaian karakter dasar orang bersangkutan.

Sebagai contoh, jarak alis yang cukup leber menandakan orang yang memiliokinya memiliki karakter cukup sabar. Bentuk telinga yang lebar, termasuk katagori orang yang “mau mendengarkan”, sementara itu, bentunk hidung yang mbetet , seperti blukang atau terong, ada ciri dari seorang yang memiliki nafsu seksual besar. dan sebagainya.

Wajah dengan bentuk bundar, cenderung menggambarkan seorang yang sangat gemar makan, sementara mereka yang berdagu kokoh menggambarkan sorang yang punya prinsip kuat dll.

4.Tangan




David Brandon – Jones dalam bukunya “Your Hand and Your Career” mrnjelaskan tentang tangan dan karakter seseorang. Ia menjelaskan bahwa Secara tradisional , kejujuran dan ketidakjujuran telah diperlihatkan dengan tingkat kelurusan jari-jarinya, tetapi segi yang diambil ini tanpa data-data yang lain nampaknya belum cukup untuk membuat keseimbangan antara seorang dengan orang yang lain. Sementara itu, ketidak jujuran (Cheryl) ditunjukan dengan keseluruhan tangan yang kurus, dan pecah-pecah. Data yang penting dartangan pendusta ini adalah :

Dingin, susunan sangat bagus, kekenyalan keras, warna telapak tangan merah pucat, kuku-kuku panjang putih, garis tangan merah pucat hamper putih,

Ukiran jari tangan, sering dijadikan untuk penilaian bakat seseorang, seperti yang berukir iondah, dia berbakat seni, yang memiliki tyelunjuk besar, dia berbakat menjadi pemimpin, Demikian juga garis-garisnya. Garis di bawak ujung jari kelingking merupakan garis nikah, mereka yang emiliki garis lenih dari satu, cenderung memiliki kemauan untuk “berbagai Cinta” dsb. Demikian juga tebal tipisnya, akan mmenunjukan besar kecilnya dorongan untuk itu.

Morfologi tangan, bentuk logam, api, kayu atau air, memberikan karakter kecenderungan pada berbagai gangguan kesehatan. Rabaan tangan saat bersalaman juga dapat meunjukan indikasi karakter pemiliknya. Pegangan yang ringan dan dingin, adalah tangan seorang yang egois dsb.


5. Grafologi




Kita sering melmbaca iklan rekruitmen karyawan di massmedia dengan mensyaratkan lamaran ditulis tangan. Syarat ini bukan main-main, pencari tenaga kerja yang mensyaratakan lamaran dengan tulisan tanganh biasanya ingin menyeleksi awal dari puluhan ribu pelamar melalui tulisan tangannya (grafologi).

Dari tulisan tangan dan juga tanda tangan dapat diidentifikasi karakter penulisnya. Apakah dia konsisten, disiplin, stabilitas emosinya, daya artistiknya, kepercayaan dirinya dll.

Tulisan yang bentuk husuf-hurufnya konstans dinyatakan sebagai penulisnya memilik kestabilan dan disiplin yang bagus. Sementara tulisan yang keluar dari kaidah-kaidah semerstinya, menunjukan karakter semaunya sendiri. Guratan garis tulisan yang sangat berbekas menunjukan karakter emosi yang kuat (stress dll).

Untuk memahami karakter ini kadang bias dilakukan saat bersalaman, menyilakan duduk atau menawarkan minuman. Ketika seorang ditawari minuman panas atau dingin, maka pilihan panas atau dingin juga menunjukan karakter pribadinya.

Dengan mengenal karakter lawan bicara, maka kita dapat menyiasati bagaimana bisa berkomunikasi dengannya agar bisa seia sekata, yang berahir pada saling memahami. tidak terjadi misscomunication. Sudah barang tentu jika kita menjumpai kekurangan-kekurang dalam karakter orang lain tugas kita adalah menerimanya dengan jujur. Menurut Plato, menerima dengan jujur kekurangan-kekurangan orang lain dan kita mencintainya, adalah cinta sejati.


Bisa memberikan cinta sejati pada orang lain ? Mari kita coba.


The Holistic Leadership Center, siap membantu meningkatkan kemampuan komunikasi emphatik anda.

1 comment: