Monday, June 24, 2013

KEARTISAN CALEG PEMILU 2014, DARWONO GURU KITA

Selain sebagai Pendidik, Penulis, Pekerja Sosial Dan Motivator Nasional, Caleg dari Dapil DKI 1 dari Partai Bulan Bintang (PBB) Nomor urut 4 ini juga Penyair dan Pemain Sinetron/FTV dan model. Main di 45 Judul Film TV dan Sinetron, juga di 3 iklan komersiaal diantaranya RCTI Ok (2006), Promag, dan telkomsel versi Pejabat.
Main sinteron pertama saat sutradara “Jalan Lain Kesana 2″, Chaerul umam, sutradara kwakan membutuhkan pemeran DR. Luthfi, Direktur Rumah Sakit. tokoh dengan karakter intelektual Muslim yang teguh. Castingpun dilakukan dan terpilih menjadi pemeran DR. Luthfi. Pada shooting pertama itu, sudah tentu banyak sekalai hal-hal yang harus disesuaikan dari akting teater ke cinematografi. Untungnya profesi sebagai guru, dan aktivitasnya sebagai trainer, motivator , khatib dan penceramah membuat adegan pidato panjang dapat diselesaikan dengan lancar.
Sukses memerankan Dr. Luthfi itu menaikkan kepercayaan diri sehingga sambil tetap sebagai pendidik akhirnya berani casting diberbagai PH dan pada akhirnya main di PH-PH itu, Multivision, Starvision, Soraya Intercine, RAP Film, Sinema@rt, Sweatu, dll. Berbagai karakter dimainkan dari Dokter, Rektor, Ulama, Ustdaz, Guru, Tokoh spiritual, Insinyur, petani miskin, Tukang kebun, hingga tuna wicara juga tokoh-tokoh antagonis Omom senang, direktur ganjen dll.
Sungguh sebuah pengalaman yang menarik ketika harus berrperan bersama Randy Wahab (Bragy) di senetron garapan sutradara kawakan Haji Maman Firmansyah. Komitmennya berkeseniaan dan berislam, diterapkannya dalam memilih pemainnya. Kebetulan peran yang harus dimainkan adalah tokoh seorang Kyai pembimbing spiritual, Pak Haji maman begitu detail mengetes kemampuan baca quran dan penhgayatan terhadap bacaan tahlil dan shalawat, menurut belaiau sebagai seorang muslim sungguh sangat terganggu kalau ada adegan aktivitas keagamaan tetapi bacaan quran maupun tahlil dan shalawatnya sangat menggelikan telinga.
Adegan pemerkosaan yang dilakukan bersama Asmirandah yang dijual bapaknya (Wawan Wanisar), adalah adegan yang paling menantang. Adegan yang diambil sekitar jam 3 dini hari itu harus bisa “dibungkus” dalam satu kali take. hal ini karena asesoris yang berupa pot keramik yang untuk memukul saya tersedia hanya satu-satunya, jadi adegan pemukulan itu hingga pemerkosa (diperankan saya) meninggal dan Asmirandah lari harus sukses dalam satu kali take. Disamping itu, ruang sempit untuk jatuh setelah dipukul juga harus disiasati dengan benar, kalau tidak tentu harus dilakukan berulang. Syukurlah harapan itu dapat dipenuhi kami (penulis dan Asmirandah) sehingga.
Karakter Pak Amir, petani sayur idealis dalam episode ”Sembako Oh sembako” pada serial Emak Gue Jagoan 2, adfalah karakter yang saya kagumi. Menghadapi kemiskinan yang melilitnya, Pak Amir (tokoh sentral pada Episode itu) tidak bergeming dengan berbagai intimidasi dan siksaan gang mat Pelor. Hingga harus menjual hasil kebuunnya secara sembunyi-sembunyi untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk tagihan tunggakan spp anaknya yang tiap hari harus berhadapan dengan gurunya. Tiga hari shooting penuh dengan adegan penyiksaan dan kesedihan di rumah, sungguh membuat penulis merasa harus selalu bersyukur atas karunia ilahi.
Karakter hipokrit ada pada Pak Bram, pada FTV Pemuda produksi bersama SWESTU dan Kantor Menpora dalam memperingati sumpah pemuda. Tokoh konglemerat pengusaha real estate benar-benar muna. Sikap lembut penuh kasih sayang kepada keluarga saat di ruma
Sementarai itu di FTV Black Mirror , Incest, perubahan karakter sesuai perjalanan cerita harus dilakukan oleh Darmanto. Saat muda sebagai suami yang melakukan Mo Limo, sering bertengkar dengan sang istri yang pada akhirnya minggat tidak tahan, terus berubah dan pada akhirnya harus menjadi Bapak yang bijak. Dan pada akhirnya harus menjadi orang tua yang sangat menyesal karena ternyata dua anaknya kaka beradik sekandung saling mencintai. Penyesalan pun terjadi diantara suami istri itu, Darmanto dan Lastri.
Pengalaman belajar pada aktris-sktris senior adalah pengalaman pembelajaran yang menrik, misalnya untuk berperan sebagai Dr. Darmono mertua Elma Theana pada Selebritis Juga Manusia, karakter itu (dari gestur, cara bicara dll) penulis dapatkan dengan belajar pada Bunda Wati Siregar. Bunda wati begitu bisa detail dalam menghidupkan karakter Dr. Darmono itu. Kata Bunda, kok namanya hampir sama ya (Darwono dan Darmono) gerak-geriknya juga mirip Pak Darmono begitu Bunda Wati Siregar menjelaskan.
Selain mendapatkan pembeljaran yang terkait dengan bidang-bidang tertentu dri proses aktivitas seni peran, penulis juga memperoleh pencerahan spiritual dan belajar tentang komitmen keagamaan dari para bintang, para praktisi cinematografi itu, terutama kaum celebritisnya. Mereka yang selama ini mendapat stagnasi orang-orang yang cuma glamoru, dalam realitasnya mereka juga manusia biasa, yang monodualisme, dalam artian mahluk materiaal dan spiritual. Pembelajaran spiritual misalnya dapat diperoleh saat shooting Film TV "Seruni Kembang Impian" besutan sutradari Ninos Joned. Shooting pada hari Kamis, dengan beban scene ya begitu banyak, sang pemeran utam tetap menjalankan puasa sunah hari kamis dan kegiatan spiritual lainnya. Demikian juga pada saat shooting iklan RCTI oke, Talelent nya, melakukan puasa sunah yang mungkin bagi kebanyakan orang jarang dilakukan.
Meski berbagai aktivitas seni dilakukan, rasanya yang peling konsisten sejak mahasiswa adalah peran sebagai “pencuap_cuap”. Spesialis menggerakan massa dengan membaca puisi karya sendiri (yang pamflet tentunya), tidak berubah sejak aktif di UGM, maupun setelah terjun di masyarakat. Di kampanye-kampanya PPP dan PAN dulu, maupun di hari-hari besar Keagamaan maupun Nasional. Berbagai aktivitas Caleg Partai Bulan Bintang untuk DPR RI dari Dapil DKI 1 Jakarta Timur ini dapat dilihat jejaknya di www.youtube.com/doitsoteam. Ada penulis beradu akting dangan Mat Solar di Basjaj Bajuri, Aktivitas Pendidikan, Training/Motivasi dll. Mudah mudahan dapat mrenjadi gambaran bagi kita semua. Informasi ini disampaikan untuk Gerakan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih Baik bersama Darwono Guru Kita.
Sumber : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/06/23/spesialis-penggerak-masa-dengan-bacaan-puisinya-571488.html Gabung ke group Facebook : " 1 Juta Pendukung Untuk Guru KIta Mengubah Indonesia" untuk gerakan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih Baik" bersama Darwono Guru Kita.

Wednesday, May 15, 2013

WHO AM I, PEMBANGUN TAMAN SURGA DUNIA

Lahir di Brebes 5 Juli 1961. SD sampai SMA diselesaikan di Brebes sebelum melanjutkan Study di Fakultas Kedokteran Hewan UGM (1982) sambil Menempuh Ilmu Agama di Pondok Pesantren Budi Muia Yayasan Shalahuddin Yogyakarta Pimpinan Dr. Amien Rais. Aktif diberbagai aktivitas kemahasiswaan seperti Senat, Unit kegiatan Kampus (Jama’ah Shalahuddin dan Unit Atletik UGM), Lingkaran Study Sastra Yogya, HMI, KPMDB (Brebes) , Kapemaja (Jatibarang Brebes) Keluarga Santri Budi Mulia, Laboratorium Dakwah dll. Foto berikut adalah foto teman teman sekamar di Pondok Pesantren Budi Mulia bersama dr. Muhammad Gunawan Wibisono dan Prof. DR. Ali Ghufron Mukti yang sekarang sebagai Wamenkes. Mengenal politik sejak umur 8 tahun, saat diperkenalkan lambang partai NU oleh Ustadz Ibrohim Thoyyib (Allahu Yarhamhu) pengurus NU Cabang Jatibarang Brebes Jateng, pada saat yang sama sering diajak menghadiri Kampanye Golkar dalam rangka Golkarisasi semua karyawan perusahaan dan PNS pada Pemilu 1971. Pada saat SMA menjadi Wakil ketua Organisasi Kepemudaan di kota Jatibarang Brebes, dan pada 1981 aktif di PPP (Partai Persatuan Pembangunan) yang merupakan fusi partai-partai Islam. Seusai Reformasi gaung ke Partai PAN yang kebetulan mengusung Dr. Amien Rais sebagai Capres, di PAN menjadi Sekretaris Umum PAN di Kota tempat mengajar (Bumiayu) yang kenudian dicalonkan menjadi Caleg DPR RI pada Pemilu 1999. Upaya untuk mendapatkan suara yang mencukupi dari daerah yang konstituen Muhammadiyahnya sangat kecil,dengan berbagai upaya (bisa dicek di buletin Amanat PAN sekitar pemilu 1999) juga dengan pengalaman blusukan ke lembah dan pegunungan Brebes Selatan saat aktif di PPP, yang di kenal daerah Hijau. Menangani Training dan Analisis kajian Di Laboratorium Dakwah Yayasan Shalahuddin Yogyakarta semasa Direkturnya Dr. Acmad Watik Pratiknya (AWP, sekarang di The Hahbibie Center) dan Juga Training Training di Jama'ah Shalahuddin UGM dan HMI Cabang Yogyakarta hingga lulus UGM dan Pondok Pesantren Budi Mulia Yogyakarta. Berlanjut menjadi Trainer berbagai Peningkatan dan Pengembangan Masyarakat seperti Trainer nasional PPK (Program Pengembangan kecamatan), TOT BMT, The Holistic Leadership, Education for Sustainable Development, juga menjadi Motivator National. Hoby membaca dan menulis. Mulai aktif menulis sejak SMP melaui majalah dindinf di sekolah, sejak 1985 tulisannya menghiasi berbagai mass media seperti : Masa Kini, Exponen, Gadis, Republika, Suara Merdeka, Suara Muhammadiyah, Estafet, Ar Risalah, Tegal Post, Brebes Brebes juga Antology puisi dan memenangkan berbagai lomba penuliasan ilmiah populer. Hoby ini disalurkan melalui Blog : www.biotechnologygen.blogspot.com (IPTEK) dan www.theholistikleadership.blogspot.com (Kepemimpinan). Hobi menulis ini yang menyebabkan pada saat aktif di HMI diserahi menjadi Bidang Komunikasi dan Publikasi sekaligus Redaktur Majalah Harmonis. Yang banyak menyuarakan perlawanan terhadap rezim terutama berkaitan dengan Azaz Tunggal. dari hoby menulis diperoleh berbagai kemenangna dan penghargaan dalam bidang lingkungan, pembangunan daerah, agama, dan kepemudaan. melalui bidang penulisan ini telah dipersiapkan 5 buah buku yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya hayati Indonesia untuk kesehatan dan 3 buah buku berupa pengembangan ke arah kepemimpin holistik, Insan Kamil. Sudah barang tentu terkait dengan keindonesiaan. Saat menjadi mahasiswa, bidang pengabdian masyarakat adalah bidang yang dipilih dalam mengisi akhir pekan. Bersama teman-teman HMI seangkatan Batranya (LDK 1) mengadakan program pengabdian masyarakat tiap akhir pekan di Desa Manis Renggo Klaten. Sedang bersama Lembaga Dakwah kampus (LDK Jama'ah Shalahudin) bersama team P3M yang dikoordinir Edy Meyanto (sekarang Profesor ahli Cancer Fak Farmasi UGM) program pengabdian pada masyarakat diselenggarakan di Palyen (Gunung Kidul) dan Dono Mulyo (Nanggulan, Kulon Progo) Puisi-Puisi seperti "Adakah Kita Bangkit ?", "Jangan Kau Bunuh Burung Burung" , "Nyanyian Kebangkitan 2" dan "Nyanyian Kebangkitan 3" lahir dari proses perenungan saat hadir di Pedesaan dalam rangka Pengabdian Masyarakat. Bidang inilah yang mendorong penulis mengabdikan diri menjadi Pendidik di SMA Islam Ta'allamul Huda di bawah Pimpinan Prof. Dr. Yahya Muhaimin sesaat setelah wisuda sarjana di FKH UGM, menggantikan posisi Edy Meyanto yang saat itu diangkat menjadi Dosen di Fakultas Farmasi UGM (1989), menjalani hari-hari jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Selain menjadi pendidik di kota Bumiayu, juga menjalankan amanah menjadi Local Leaders Pembinaan Anak Asuh CPI Japan meliputi wilayah Jawa Tengah Bagian Barat. Sementara untuk pengabdian pada dunia pertanian, Caleg ini menjadi Koordinator Wilayah Ex Karesidenan di Masyarakat Agribisnis Indonesia, mendirikan Koperasi agribisnis dengan Anak-anak asuh CPI. Pada suasana krisis sekitar tahun 1997 - 1999, penulis juga aktif dalam program Pengentasan Pengangguran Terdidik (P3T), bergabung dengan An Najah Wira Desa Pekalongan. Jauh sebelum itu, penulis juga terlibat dalam Penyusunan Modul Analisis Usaha Tani untuk TOT BMT ICMI, yang penyusunannya dilakukan atas bimbingan dan arahan Dr. Amin Aziz dari PINBUK. Bidang pengabdian masyarakat terus dijalani hingga kini bekerja di jakarta. Dengan mengikuti pendidikan khusus di bidang penyembuhan timur (China) dengan herbal dan accupuntur, pengabdian masyarakat dijalani dengan memberikan program penyembuhan kepada murid, guru dan masyarakat yang membutuhkan. Tidak jarang penulis menjadi terbiasa blusukan ke rumah-rumah masyarakat dan warung-warung tegal dimana karyawan atau pekerjanya membutuhkan penanganan penyembuhan terpadu. Pengabdian ini juga diwujudkan dalam pembinaan kewirausahaan siswa untuk membina siswa menjadi wirausahawan di masa datang. Program ini menjadikan penulis menerima founding dari City Success Fund yaysan Hope Indonesia (2010) lalu dalam program pengembangan produk tepung tempe. Produk lain yang dikembangkan adalah pemanfaatan Limbah Nasi menjadi Kerupuk Aneka Rasa, Pengolahan Limbah menjadi Cindera mata dll Saat ini Bekerja sebagai guru IPA (SMK), Guru Biologi (SMA) Guru Kimia (SMK) pernah sebagai Guru Matematika, Guru Biotekhnology, Akidah Akhlak, BP/BK, Pelatih Atletik dan Pelatih Fisik dan pembina Karya Ilmiah Remaja. Kedekatan dan pendekatan manusiawi yang berfalsafah "mengubah arang menjadi berlian" telah menghasilkan murid-murid yang berprestasi baik dalm penulisan, kompetisi akdemik dll dari siswa-siswa yang berlatar belakan duafa dengan segala kekurangannya. Bagaimana mengubah arang menjadi berlian ? ini terangkum dalam 3 paket training/pelatihan yang siap dijadikan bahan pengabdian masyarakat. Terakhir Perhimpunan BMT melakukan kerja sama dengan penulis dalam pengembangan Sumber Daya Insani dengan teamwork soft outbond dari paket CINTA (Creative in tinking and actuing) Mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah amanah konstitusi bagi penyelenggara negara/pemerintah jika ada masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan, itu pada hakekatnya adalah membantu pemerintah, tulangpunggungnya adalah pemerintah. Berbagai kekurangan pada sekolah swasta, termasuk kesejahteraan gurunya adalah tanggung jawab Negara/penyelenggara negara. Realitasnya, banyak guru terutama sekolah swasta yang muridnya kaum dhuafa, pendapatannya banyak yang berada di bawah UMR, tidak menerima Askes, tidak menerima jamsostek dan juga tidak menerima jaminan sosial dan hari depannya. Ini sungguh kontradiktif. Ironisnya banyak organisasi yang menyatakan memperjuangkan guru, hingga saat ini belum banyak yang menyuarakan hal ini. Oleh karena itu, siapa pun yang care dengan pendidikan, murid-murid, mahasiswa, pemuda dll yang care terhadap nasib dan masa depan guru-guru tercintanya, mari bersama-sama merubah nasib guru-guru kita secara parlementer. Inilah yang mendorong saya tampil kembeli dalam ajang Pemilu 2014, sebab UU tentang Guru dan Dosen, belum tegas mengatur masalah kesejehteraan dan masa depan guru sebagai garda terdepan alam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan gaji sebagai guru jauh di bawa UMR itu, saya mencari sumber lain dengan Bermain Sinetron dan Iklan. Empat puluh lima sinetron da FTV saya main di dalamnya dengan berbagai karakter. Sebagai contoh adalah menjadi DR. Darmono, besan Wati Siregar, Mertua Elma Theana pada "Selebriti Juga Manusia. Di bidang Iklan "RCTI Oke" versi Rumah Gadang Hari Besar Islam adalah salah satunya. Pengabdian total penulis lakukan selama 25 tahun lebih di dunia pendidikan dengan mendidik disekolah umat dengan input buangan, benar-baner harus dilakukan dengan penuh kesabaran. Jika kita tidak ikhlash, maka kerugian ganda akan kita dapatkan. Di dunia hanya menerima honor jauh di bawah UMR, dan jika tidak ikhlash maka tidak akan menjadi investasi akherat. Sebagai guru yang memahami kehidupan guru, maka sudah selayaknya penulis berkewajiban mengubah nasib guru terutama guru yang mengajar di sekolah-sekolah duafa. Jika kita sepakat mereka memiliki hak yang sama dalam pendidikan, maka nasib gurunya pun perlu diperhatikan. Bagaimana guru-guru swasta yang penghasilannya jauh di bawa UMR dapat menjalankan tugasnya dengan kualitas yang dituntut sama, padahal untuk ongkos transport dan makan pun mereka harus berfikir keras. Bagaimana mereka dapat mengajar tenang jika status kepegawaian dan masa depannya tidak ada kejelasan yang di atur undang-undang ?. Memang tidak ada yang care terhadap nasib guru, kecuali guru itu sendiri. Alah karena itu, Saya berikhtiar untuk dapat memperjuangkan nasib guru terutama guru, asatidz dll yang bekerja di sekolah-sekolah duafa yang ironisnya diancam ditutup oelh sistem pendidikan yang semakin kapitalis. Mohon doa dan dan dukungannya. Dengan missi besar "membangun taman surga dunia" dimana anak-anak semua anak bangsa dapat bermain, bercanda dan menikmati kebersamaan sebagai satu keluarga anak-anak Adam dan Hawwa, tetntu mau tidak mau harus berupaya mewujudkannya di bumi tetesan surga, Indonesia. Untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang demikianm berbagai pemikiran telah disampaikan melalui berbagai media dan kesempatan. Tidak kalah penting adalah bagaimana membangun dan membina generasi Muda Indonesia memiliki karakter ke arah sana. Proses asah, asih dan asuh melalui berbagai kegiatan tanpa agitasi dan menggurui selalui diupayakam secair mungkin, dengan kedekatan kepada generasi muda sebagai generasi harapan masa depan Indonesia. Murid Hebat, pilih Guru Merakyat****** Murid Cerdas, Pilih Guru Berkualitas****** Murid Budiman, mendukung Pak Darwono Berjuang******* Jadilah Relawan !********(Darwono)******* JIka anda percaya pada kami, silakan share perkenalan ini kepada kenalan, sahabat, saudara, famili, dan keluarga anda. Jazaakumullahu khoiron katsiron

Thursday, January 3, 2013

MANDZUMATUL ADZKIYA ESQ VERSI TASAUF SEDERHANA

Entah mengapa pagi-pagi terasa ada yang mengingatkan, saya mencoba mengingat-ingat apa yah yang harus kuingat. Sambil menyantap makan pagi, subhanallah, ternyata saya diingatkan untuk mengingat hari penting, hari pertama saya masuk pondok di PP. Budi Mulia, 4 Desember 1984. Sore menjelang maghrib, sehabis hujan Mas Hernowo (Alm, ketua Jama;ah Shalahuddin UGM saat itu), dengan motor bebek merah menjemput saya di Asrama Realita, depan kampusnya Jokowi (Fakulat Kehutan UGM). Ayo, kalau jadi mau mondok, nanti malam dimulai, segera saya berkemas-kemas bawa baju secukupnya, yang lain menyusul sambil pamitan ke ibu asrama.
Sesampai di Padepokan Budi Mulia (Nama awal PP.BM), sudah ada Mas Mansur Romi (Bendagara Yayasan), Pak Chairil Anwar (sekarang dekan FMIPA), Pak Dochak Latief, Ketua Pondok, Pak Suprapto (Kyai), Pak Watik (Ahmad Wati Pratiknya, Direktur Labda), Pak Amien Rais (Ketua Yayasan), Pak Syefullah Mahyudin, Husen Ahmad, Kuntowidjojo, Ahmad Syafii Maarif, Pak Darban, Muhyidin mawardi dll, kami menunggu Pak AR untuk memberikan Khutbah Iftitah, kuliah perdana.
Malam itu, bertepatan dengan 12 Maulid 1404, khutbah iftitah disampaikan dengan penuh "greng" khas gaya pak AR. Meskipun, tema yang diangkat adalah masalah serius, "Santri Cleleng", "Santri Militan" dengan mengutip ayat yang ada di mihrob Masjid Abu Abakar assidiq itu, masjid pondok tempat kami mengaji, Pak AR menguraikan masalah Jihad yang sebenar-benar Jihad. Dalam konteks santri, para santri, baik yang mukim maupun santri kalong (kebanyakan mahasiswi yang kalong), hendaknya menjadi "santri Cleleng" santri yang militan, penuh semangat jihad, dalam makna mencari ilmu, sebab, para santri adalah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang harus kuliah dan juga harus mengikuti program-program padepokan dan otoaktifitasnya (pengembangan dirinya).
Begitu indah menjalani dua pendidikan, kuliah di kampus UGM, mengaji dengan para intelektual muslim yang sangat ikhlash memberikan ilmuanya. Bahkan kadang-kadang kami (Saya, Pram, Kusnan) ditraktir kongkow kongkow di alun-alun oleh Pak Amien sambil diskusi berbagai persoalan umat terutama terkeit dengan ketertinggalan umat. Sambil menyantap skoteng dan jagung bakar, kami sering membicarakan perjuangan jangka panjang, menyemai bibit-bit kebangkitan, menularkan semangat kepada teman-teman dari kampus di kota lain, melalui berbagai kegiatan pondok pesantren Budi Mulia seperti I'tikaf Ramadhan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Saat menajdi koordinator Bidang analisis dan kajian Laboratorium dakwah, begitu asyik mengadakan bedah buku tiap minggu mengundang santri kalong dan aktivis mahasiswa (LDK, HMI, PII dsb). Meski kadang dicap Syiah karena mengkaji buku Haji Ali Shariati oleh Kang Jalal (Djalaluddin Rachmat) maupun ekstrim kiri karena membedah pemikiran Paulo Freira tentang pendidikan yang membebaskan.
Suatu pagi habis pengajian ba'da subuh di bulan Juli 1985, terdengar : Dar dar , begitu Ustadz memanggil saya. Liburan besok kita isi kajian tasauf gmn ? Boleh, jawab saya terus ustadz memberikan buku kecil dg judul "Mandzumatul Adkiya". Buat undangan yg menarik, utamanya santri kalong dan alumni itikaf. begitu tambah ustadz. Langsung sy bikin undangan dg mesin ketik IBM ,. saya terjemahkan bebas judu;lnya menjadi : "NYANYIAN ORANG ORANG CERDAS", dan pada Pengajian Budi Luhur label kajian tassauf kami yang pertama, hadir Yose Rizal dkk dari Trisakti, Umi Widiastutu dkk dari Undip, Wildan dkk santri kalong plus santri mukim dan Pengurus Jama'ah Shalahuddin UGM, Agus Priyono dkk, tidak kurang dari 60 mahasisawa dari berbagai kampus mengikuti kajian tasauf Mandzumatul Adzkiya.
Buku itu (buku lama) mengupas difinisi orang cerdas (adzakiyu). Isinya dari mengupas hubungan antara syariat, jihad dan hakekat. Terkait dengan karakter ada berani makan akar untuk mempertahankan kebenaran, jihad dan akhlaqul karimah lainnya hingga Uzlah untuk menghindar dr kemaksiatan.
Dua tahun lalu, menjelang ustadz wafat, semua santri senior (kami tidak mengenal mantan santri sesuai amanat pak Amin Rais) dan mengkaji buku itu kembali. Meski harus secara regular ganti cairan, Ustadz memberi kajian itu semalam suntuk. Untuknya diantara kami ada Prof. Dr Ali Ghufron, yang setiap saat menangani sakitnya ustadz. Dan seperti biasa meminta saya menerjemahkan dalam yang dideklamasikan. Ayo, wardono terjemahkan, begitu ustadz mlesetkan nama saya. Subhanallah, saya bisa memaknai baru dari kitab utama "Kajian Budi Luhur" itu, buku lama itu ternyata adalah ESQ ditulis jauh sblm ESQ Eickman dll yg umumnya menjadi rujukan training ESQ dimanapun. Sejak sadar demikian, sy berusaha menulis Kecerdasan Insan Kamil berpijak buku Mandzumatul adzkiya dan literatur literatur selama nyantri.
Dalam pergulatan di Budi Mulia, suatu saat sehabis mengaji malam, saya duduk di tangga masuk ke mesjid, menghadap ke timur, ternyata bulan sedang Purnama, inspirasiku bergetar, lalu kutulis pusis berjudul "Purnama di Budi Mulia", puisi ini kemudian terpilih dan diterbitkan dalam antologi "Puisi Sosial mahasisaw" yang diterbitkan Balairung UGM. Menuruthemat saya sebagai penulis, puisi pendek itu menggunakan pilihan kata yang sederhana. Memaparkan pergolakan pemuda dalam "Membidik Masa Depannya". Jihad membidik masa depan dengan penuh resiko, dengan anak panah kembar, Ilmu profesional sesuai yang dipelajari di kampus masing-masing dan ilmu agama untuk menjadi muslim yang penuh komitmen.
Santri periode pertama, mengambil term khawariyyun, 12 orang, 3 dari kedokteran UGM (Ghufron, Awwaluddin, Gunawan), Misbahul Huda (T. Elektro UGM), Pramono Nugroho (MIPA FISIKA), Agus Cahyono (Teknik Nuklir), Kusnan dan haryadi (Kehutanan), Nur akhsan sulistio (Pertanian), Hajdid affandi (Akprind), Edy Setijawan (FE UGM) dan saya sendiri dari Fakultas kedokteran Hewan UGM. Menjalani romantika kehidupan dengan dua tanggung jawab belajar, sebagai mahasiswa dan sebagai santri, dan membidik masa depan masing-masing sebagaimana tergambar di Puisi Purnama Di Budi Mulia tersebut.
Subhanallah, puisi yang sering dicantumkan dalam buku-buku pengajian (Itikaf Ramadhan maupun Pengajian Laijn di PP. Budi Mulia) itu, essensinya, telah menjadi kenyataan, kita perlu menyukuri, karena separoh dari 12 santri itu kini telah menjadi doktor, berkarya denagan memilih tetap komitmen di jalan lurus dengan menjadi direktur-direktur diberbagai perusahaan, Edi di BI, Ghufron Wamenkes, Misbah di Temprina (Keparcayaan Dahlan Ihsan), Pramono di LIPI, Agus Cahyono ahli Nuklir, Khusnan dan haryadi pejuang pejuang Kehutanan. Awaluddin ahli bedah syaraf, Gunawan mengabdi di Puskesmas, Nur akhsan membina masyarakat di kebun sawit, dan saya sendiri sebagai warga negara yang baik.
Bagi saya, ini sebuah prestasi dari lembaga pendidikan yang bernama Pesantren Budi Mulia, Budi Mulia yang Purnama, yang menerangi apapun jenis profesi yang ditekuni santrinya. dan saya yakin Budi Mulia akan terus Purnama, jika santri-santri yang kini ada benar benar selalu digosok agar menjadi berlian-berlian di masa datang.
Ustadz, Pak Amien, Pak watik, Pak Kunto, Pak Syaefullah, Pak Muhyidin, Pak Husen Ahmad, Pak Syafii, Pak Mansur, Pak Chairil, Pak Djamaluddin, Pak AR, Pak Nukman, Pak Yunahar, Pak Masri, Pak Darban dan Pak Adabi darban, Pak Ichlasul Amal, Pak Yahya Muhaimin , Mas Hernowo dan semua asaatidz ,kami menucapkan Jazaakumullahu khoiron katsiron. Semoga Budi Mulia Tetap Purnama, dan Santri Budi Mulia menjelmakan Purnama dimanapun mereka berada. Pertemuan minggu lalu, dimana kita akan melakukan amal bersama untuk umat, mudah-mudah mendapatkan kemudahan dari Allah SWT, insya Allah saya akan berkonstribusi dengan apa yang saya bisa, CINTA : Dengan 3 paket 1) pengenalan CINTA, 2) Membumikan CINTA dan 3) Totatilat CINTA, yang merupakan "breakdown" dari pengertian Adzakiyu atau Alkayiyu dan Ulul Albab ! Amin.