Monday, August 29, 2011

PESAN IDUL FITRI




Hilal Tanggal Syawwal

Hilal tanggal tunggal syahrul Syawwal tentu bukan sinyal terminal Carnival Spiritual Ramadhan dimana pada saat itu berganti jadwal Carnival nafsu yang binal. Sehingga 1 Syawwal memang bermakna Bada (Bubaran) atau mempertegas kehadiran Lebaran. Yakni bubaran dari prosesi mencari posisi takwa yang hakiki.

Dipotret dari lanskap sosial, lanskap sosial yang indah di bulan Ramadhan, dimana sesama anak bangsa saling peduli, saling berbagi dan saling menghormati, apakah 1 Syawal adalah titik balik untuk kembali saling mengekploitasi, menghianati, mengkorupsi, bahkan saling menyakiti ? Sehingga lanskap sosial itu potrait gombal sosial ?



Dengan kata lain ada pertanyaan besar menyongsong fajar hari fitri : Adakah jejak kemuliaan Ramadan dalam sebelas bulan ke depan dalam konteks individual dan sosial ? Bisakah apa riyadloh, deposit pahala, dan sejenisnya dari masyarakat muslim Indonesia dapat memberikan konstribusi riil kepada terciptanya Indonesia yang Baldatun Thoyyibatun wa robbun ghofur ?

Gentlement Agreement

Para Founding Fathers dari kalangan mujahid mujahid Islam secara ksatria telah Penuh menerima konsep NKRI dengan UUD 45 dan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sejak awal kemerdekaan dalam frame NKRI sebagai baldatun Thoyyibatun wa robbun ghofur dengan kesepakatan bersama dari berbagai komponen bangsa yang berbineka sebagai langkah mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah dengan Negara Madinahnya.

Amanah NKRI sebagai baldatun thoyyibatun warobbun Ghofur ini tercermin riil dalam dasar negara Pancasila, dimana tercermin adanya keterkaitan Hubungan dengan al khaliq (Ketuhanan, habluminallah) dan dengan sesama anak bangsa (prikemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial, habluminannas), dan komitmen bersama yang tertuang dalam konstitusi dasar kita (UUD 45). Sayangnya manah ini pada kemudian hari dan saat ini menjadi hancur lebur akibat kita, para pemimpin, penyelenggara negara, lebih asik masuk dengan hasil pengembaraan intelektual yang terkooptasi, terkontaminasi, bahkan tersubtitusi akhibat cuci otak dari nilai nilai yang tidak amanah dengan nilai-nilai keindonesiaan.

Sehingga penghianatan intelektual, ideologis dan berbagai sistem atas system yang semistinya ditegakkan di Indonesia dengan NKRI nya, telah merubah wajah Cantik Ibu Pertiwi, yang bagai mutu manikam, gemah ripah lohjinawi tata tentrem kartaraharja, menjadi negara dengan potret ibu tiri yang kejam. Negeri ini telah menjadi negeri Ghorimin (terbelit hutang), kemiskinan makin dahsyat, korupsi makin menjadi-jadi dan saling melindungi. Ibu Tiri yang bernama Indonesia kini, telah mengekpolitasi keringat anak-anak negiri untuk dijadikan budak di negeri orang untuk diambil devisanya, juag membiarkan sebagian anak-anak negeri kelaparan, berduyun duyun meminta zakat dan shodaqoh, diusir dari sekolah, dibiarkan terlantar dan tidak memiliki akses aakses kesejahteraan sosial.

Lantas kalau begitu, dimana makna gegap gempita seruan takwa selama ini ?

Dimana makna sholat kita



Dalam al Quran dinyatakan yang artinya : “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al-Ankabuut:45)

Sementara itu, Rasulullah SAW bersabda : "Sholat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama." (HR. Imam Baihaqi).

Dari ayat di atas mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Ini mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang mendasaar dan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam.

Sementara itu hadits Rasul mengindikasikan bahwa kekokohan sendi-sendi soasial masyarakat muslim akan sangat tergantung kepada sejauh mana mereka menegakkan shalat yang sebenar-benarnya. Apabila hal ini tidak menjadi prioritas utamanya, maka kekeroposan sendi-sendi sosial kemasyarakatan akan menghinggapinya, yang berlanjut kepada kehancuran umat Islam itu sendiri. Karena suatu bangunan itu kuat, ketika tiangnya kokoh.

Wujud dari tercapainya tujuan sholat adalah kebaikan totalitas dalam berkehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun bernegara.Seorang penyelenggara negara atau pemerintahan yang sholatnya tegak, tentu tidak mudah tergoda untuk melakukan penghianatan-penghianatan. Dia akan amanah , menegakkan ke adilan dan menmbangun kesejahteraan. Mengurangi jurang-jurang pemisah, dan membongkar skat-skat klas sosial yang cenderung saling bertentangan dan mengekploitasi.

Orang yang salatnya baik justru sudah barang tentu lebih banyak kiprahnya dalam kehidupan sosial. Keliru besar jika mereka yang shalat, hanya mengelompok, menyendiri dan mengexklusifkan diri seolah hidup dalam ruang hampa sosial, dan menafikan dan terkesan merendahkan pihak lain. Sungguh Allah membenci dan tidak menyukai orang-orang yang membanggakan dirinya, angkuh, sombong dan merasa paling baik, paling suci dibanding dengan yang lain.

Puasa Kita



Sayyed Hosen Nasr, seorang intelektual Muslim terkemuka mengungkapkan bahwa agama adalah kebersamaan, kepedulian, toleransi, dan upaya pengkayaan spiritualitas pribadinya. Dan tak mungkin spiritualitas itu dikatakan berkembang jika masih belum punya kepedulian kepada sesama.

Ramadan sering dikatakan sebai bulan imunisasi dan bulan deposit pahala. Bulan immunisasi dikarenakan dengan amaliah Ramadhan terutama jika mendapat malam Kemuliaan (Lailatul Qodar) dalam kebaikan, maka paling tidak 83 tahun atau seumur hidupnya dalam kebaikan terhindar dari hama dan penyakit kehidupan, dikatakan bulan deposit pahala karena di bulan Ramadhan berbagai "mega bunus" pahala dikucurkan, yang akan merupakan tabungan/deposit yang menguntungkan. Sementara itu puasa Ramadhan adalah sebuah arena pematangan emosi, intelektual, sosial dan spiritual. Yang paling penting di bulan Ramadan adalah mengaksentualisasikan nilai-nilai kemanusiaan dengan merenungkan gejala sosial yang muncul di sekitar kita. Kontribusi puasa dengan demikian diharapakan mampu mendorong kita untuk lebih matang berkomunikasi secara sosial, yang pada akhirnya dapat melahirkan insan kamil, manusia yang sempurna dengan berbagai dimensi kecerdasan yang sempurna pula (holistik).

Hidup sebagai insan kamil (Holistic person) tentu indah dan bermakna karena ia adalah individual-individual yang tingkat kaselahan sosialnya sangat sempurna dalam dimensi manusiawinya. Nyatalah kemudian bahwa kita berpuasa mengejawantahkan bukan semata linear urusan vertikal transendental, namun juga horisontal sosial. Dalam ibadah puasa, ada tiga aspek yang fundamental, yaitu pendekatan diri kepada Allah, penyucian diri, dan membangun kesalehan sosial.

Hanya Capai, Lapar dan Dahaga

Dalam berbagai kesempatan,sering diungkapkan bahwa banyak orang yang sholat bisa saja hanya mendapat kecapaian, sementara itu banyak orang yang berpuasa hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga. Dan ironisnya orang-orang semacam ini biasanya merasa paling baik, paling shaleh dan paling takwa. Mereka digambarkan dalam al Quran sebagai orang yang merugi dengan amalnya dan salah menyangka.

Betapa gempitanya dan hebohnya penyelenggara negeri ini, para pejabat, eksekutif, legislatif yudikatif negeri ini "mempertontontkan" ritual-ritual spiritual yang wah !
Namun jejak ibadah komponen bangsa ini tidak terlihat dari perjalan dan nasib bangsa ini, bahkan fakta menunjukan realitas sebaliknya.

Jika Indonesia itu kian ghorimin, kemungkaran makin merajalela, korupsi terjadi begitu teristematis dan saling melindungi, tidak ada kata lain, kecuali kita akan menyatakan, jangan-jangan sholat kita, puasa kita, hanya menghasilkan kecapaian, lapar dan dahaga, sementara Qiyamul lail kita hanya mengubah kita menjadi penjaga malam (ronda) saja sebagaimana disnyalir Rasulullah.

Anda keberatan dengan pernyataan ini ? mau tidak mau anda harus dapat membuktikannya dengan karya sosial yang riil, selepas bulan ramadhan nanti.





Semoga kita dapat membuktikannya bahwa kita tidak hanya berbubaran, tapi kita bersyawwalan, syawwal dalam kualitas pribadi, kualitas sosial dan kualitas Nasional. KIta kembali fitrah. kita ber Eid Mubarok, kembali diberkahi karena hidup kita mengejawantahkan nilai-nilai rahmatalili alamin, penebar kasih bagi seluruh alam.


Insya Allah.

Wednesday, August 24, 2011

YA ROBBI, BEBEASKAN INDONESIAKU DARI BELENGGU HUTANG



Indonesia menangis ! negara yang kaya raya, jatuh menjadi negara ghorimin, amanah Allah tidak disyukuri tapi justru disalah gunakan. Anehnya kita masih saja asyik masyuk dengan pembenaran-pembenaran, rasionalisasi rasionalisasi. Untuk tidak semakin membuat keruh hati kita, mari kita bersama berdoa untuk Indonesia kita.



1. Doa agar terhindar dari jeratan hutang dan kesewenang-wenangan

Tampaknya, Indonesia tidak akan pernah bebas dari lilitan utang luar negeri. Bahkan, angkanya terus meningkat. Terbukti, pada Juli 2011 lalu, utang Indonesia telah mencapai angka Rp1.733,64 triliun atau mengalami kenaikan Rp56,79 triliun disbandingkan dengan utang Desember 2010.

Ada dua kelompok kreditur yang menjadi pihak piutang bagi pemerintah Indonesia, terdiri dari kelompok bilateral, yakni Jepang, Prancis, dan Jerman. Sedangkan dari multirateral terdiri dari ADB, Bank Dunia, dan IDB.

Berdasarkan catatan Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Jepang merupakan kreditur terbesar yang meberi utang kepada pemerintah Indonesia, dengan nominal 31,51 miliar dolar AS atau 45,4 persen dari total utang luar negeri pemerintah yang jumlahnya 69,4 miliar dolar AS.

Disusul Bank Dunia yang meminjamkan uang kepada pemerintah Indonesia sebesar 11,36 miliar (16,4 persen), kemudian ADB sebesar 10,81 miliar dolar AS (15.6 persen), Prancis 2,8 miliar dolar AS, Jerman 2,55 dolar AS, dan IDB 430 juta dolar AS (0,6 persen). Selain itu, ada juga pinjaman dari bilateral lainnya yang jumlahnya mencapai 9,69 dolar AS (13,9 persen) dan multilateral lainnya juga yang mencapai 240 juta (0,4 persen). Terhitung sampai Juli 2011, utang pemerintah Indonesia tersebut dalam bentuk pinjaman 69,4 miliar dolar AS dan surat berharga 134,3 miliar dolar AS. Dengan perbandingan PDB Indonesia sebesar Rp 6.422,9 triliun, rasio utang Indonesia per Juni 2011 tercatat 26,9 persen.

Sementara itu K@barNet menulis : Kalau ditulis semua NOL-nya, wajahnya hutang Indonesia di tahun 2011 tuh kayak apa ya? Ini dia: Rp. 1.807.500.000.000.000.- Nglihat NOL-nya saja sudah pusing, apalagi melunasinya.

Dari efektivitas, secara internal hutang luar negri tidak hanya menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi negara-negara penghutang. Hutang juga mengakibatkan kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, dan melebarnya kesenjangan ekonomi (Pearson : 1969, Kindleberger dan Herrick : 1997, Todaro : 1987).

Secara eksternal, hutang luar negri juga meningkatkan ketergantungan negara-negara dunia ke tiga pada pasar luar negri, modal asing, dan juga pada tradisi pembuatan hutang luar negri secara berkesinambungan (Rayer : 1974, Gelinas : 1998). Dari sisi kelembagaan, lembaga keuangan multilateral penyalur hutang luar negri, seperti IMF, Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB) sendiri dinilai tidak transparan dan tidak akuntabel. Mereka dianggap sebagai kepanjangan tangan negara-negara maju pemegang saham utama lembaga-lembaga tersebut, untuk mengintervensi negara-negara penghutang (Rich : 1999, Stiglitz : 2002, Pircus dan Winters : 2004).

Dari sisi ideologi hutang luar negri dituding telah dipakai negara-negara kreditor, terutama Amerika Serikat, sebagai sarana untuk meyebarluaskan kapitalisme neoliberal ke seluruh penjuru dunia dan "menguras dunia" (Erlerm : 1989). Dari sisi implikasi sosial politik hutang luar negri dicurigai sengaja dikembangkan oleh negara-negara kreditor untuk mengintervensi negara-negara penghutang.

Secara tidak langsung hutang luar negri dianggap juga bertanggung jawab atas lahirnya rezim-rezim diktator, kerusakan lingkungan, meningkatnya tekanan migrasi, perdagangan obat-obatan terlarang, serta terjadinya konflik dan peperangan (Gilpin : 1987, George : 1992, Hanton: 2000). Sampai sejauh mana kehidupan bernegara kita berada dalam keadaan tak semestinya? Bila bangsa kita masih dibebani hutang, yang pembiayaannya dibayar dengan hutang itu sebagian menguap lewat praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Akibatnya bangsa kita membayar terlalu mahal untuk semua pengadaan sarana-sarana penunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Amerika Serikat mengakui bahwa International Moneter Fund dan Bank Dunia membonceng kepentingan perusahaan-perusahaan dari negara-negara kreditor. Selama kurun tahun 1980-an hingga awal 1990-an saja, IMF telah menerapkan program-program penyesuaian struktural di lebih dari 70 negara berkembang yang mengalami krisis finansial. Setiap tahun Bank Dunia memberikan sekitar 40.000 kontrak kepada perusahaan-perusahaan swasta. Sebagian besar kontrak ini jatuh ke perusahaan-perusahaan di negara-negara maju.

Untuk bisa menatap tahun 2030 sebagai bangsa bermartabat dan berdaulat, tidak diintervensi kekuatan atau kepentingan luar, kita harus berani membebaskan diri dari hutang yang bersamanya ada persyaratan yang mengikat kebebasan kita untuk mengatur ekonomi dalam negri kita sendiri sesuai dengan kebutuhan local dan demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Samhadi : 2006)."Orang Tionghoa mengatakan "manusia itu mulutnya satu, tangannya dua : tentu dua bisa memberikan makan kepada satu." Memang saudara-saudara, keterlaluan kalau kita tidak bisa memecahkan soal sandang pangan, keterlaluan kalau oleh ini saja kita menggantungkan diri kepada luar negri, mesti mengharap-harapkan hutang dan "bantuan", yaitu harus mengemis-ngemis." Kutipan Amanat Politik Bung Karno 11 April 1965.

Dengan total hutang 2.000 triliun rupiah dan jumlah penduduk sekitar 210 juta jiwa sekarang ini, setiap penduduk Indonesia (termasuk bayi yang baru lahir) terbebani hutang sekitar 9 juta rupiah. Sementara kekayaan alam dan kemandirian serta kapasitas kita untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus tersandera beban membayar cicilan dan bunga hutang yang menyita hingga sepertiga anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Meskipun Amerika mengakui bahwa International Moneter Fund dan Bank Dunia membonceng kepentingan perusahaan-perusahaan dari negara-negara kreditor, namun demikian Negara-negara kreditor, dan terutama Amerika Serikat justru sering memanfaatkan hal ini untuk mendiktekan kepentingannya kepada Negara debitur termasuk Indonesia. Berbagai skema dan monitor dimanfaatkan untuk membuat Negara depitur semakin tergantung dan tidak berkutik.

Gambaran di atas menunjukan bahwa sebagai bangsa kita adalah bangsa ghorimin, dan setiap kita, meski tidak secara lengsung berhutang, tetapi realitasnya terbelit hutang dan dipaksa untuk mengkuti kepentingan kreditor. Untuk itu, sebagia bangsa ada baiknya kita membaca doa berikut agar kita terbebas belitan hutang dan paksaan Negara-negara kreditor.

Allohumma innii a'udzubika minal hammi wal hazan, waa'udzubika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzubika minaljubni wal bukhl, wa a'udzubika min gholabatit daini waqohrir rijal

"Ya Alloh aku berlindung kepada-Mu dari perasaan susahdan duka, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemahdan malas, aku belindung kepada-Mu dari sifat pengecutdan kikir, serta aku berlindung kepada-Mu dari hutangyang tidak terbayar dan dari musuh yang sewenang-wenang.


2. Mohon Ampunan

Negeri dengan julukan Jambrud khatulistiwa ini diumpamakan sebagai surge yang diteteskan di sepanjang ekuator. Gambar sebagai Negara yang gemah rimah loh jinawi toto tentrem karta raharja ini telah diakui oleh siapapun beberapa bukti diantaranya :




Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno.
Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir.

Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.

Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.

Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit.

Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil besi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.

Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.

Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku
Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan “dunia yang hilang”,dan “Taman Firdaus di bumi”, dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.

Kekayaan dan nikmat kemerdekaan yang dinyatakan sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa telah diurus dengan tidak amanah sehingga tragis, negeri kaya raya ini menjadi negeri yang terbelit hutang. Kesadaran sebagai bangsa yang telah menyia-nyiakan rahmat Allah ini, perlu kita akui dan kita mohonkan ampunannya. Meskipun kita tidak melakukan kedzaliman ini, namun sebagaimana peringatan Allah “hendaklah takut pada azab yang akan menimpa bukan hanya pada mereka yang dzalim saja”, perlu mengantarkan kita melakukan taubat nasional. Doa berikut barangkali bias menjadi slah satu doa alternative yang perlu dibaca semua bangsa Indonesia.

Allohumma Anta robbii laa ilaha illa anta kholaqtanii, waana 'abduka 'alaa ahduka wa wa'duka mas tatho'tu.A'udzubika min syarri maa shona'tu abu-u laka bini'matika'alaiya wa abu-u bidzanbii faghfir lii, fa innahu laayaghfirudz-dzunuba illa anta

"Ya Alloh, Engkaulah Pemeliharaku, tiada Tuhan selainEngkau yang telah menciptakan aku. Aku ini hamba-Mudan aku terikat pada janji dan ikatan pada-Mu sejauhkemampuanku. Aku berlindung pada-Mu dari kejahatanyang telah aku perbuat. Aku akui segala nikmat dari-Mukepadaku dan aku akui dosaku, maka ampunilah aku.Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosaselain Engkau”





Doa Doa lain juga sangat perlu kita panjatkan, banyak doa-doa yang kita bisa ambil dari Quran ataupun al hadits. Juga doa yang berasal dari lubuk hati anak bangsa yang paling dalam (bisa dalam bahasa Indonesia atau bahas daerah kita masing masing). Berikut 3 contoh doa doa itu :

3. Allahumma 'aafinii fii badani Allahumma 'aafinii fii sam'ii Allahumma 'aafinii basharii. (3x)

Ya Allah sehatkanlah badanku , ya Allah sehatkanlah pendengaranku , ya Allah sehatkanlah penglihatanku.



4. Allahumma inni a'udzubika minal kuffri wal faqri Allahumma inni a'udzubika minal adzaabil kabri laa ilaaha illa anta. (3x)

Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari kekafiran dan kafakiran (kemiskinan), ya Allah aku berlindung kepada Mu dari azab kubur . Tiada tuhan melainkan Engkau.


5. Allahumma inni as alukal huda, wa tuqoo, wal afafa wal ghina , Ya Allah hamba memohon lepada-Mu anugerahi hamba hodayah, Ketakwaan, kesehatan dan kekayaan. Amiin ya Robbal 'alamin (Dao Yang Docontohkan Nabi)



Bagi saudara-saudara yang selama ini dipinggirkan, bagi saudara-saudara yang selama ini dizalimi, saudara-saudara yang selama ini masih dhuafa karena tidak menikmati kue haram pembangunan, Saudara saudara lah yang memiliki potensi kuat untuk menyelamatkan Indonesia melalui doa doa anda. Karen doa orang-orang yang didzalimi adalah mustajab.

Sementara itu doa-doa mereka yang berpesta pora dengan uang haram, melalui penghianatan terhadap amanah, meski dengan kemasan berbagai acara dan upacara megah, tak akan punya pengaruh, karena doanya ditolak.

Amin semoga Negara kita, bangsa kita cepat mendapat pertolongan dari Allah SWT. Jika Allah menolong kita, maka tidak ada satupun yang mampu mencegahnya. Insya Allah.

Sunday, August 21, 2011

LOVE FUL ORDE





ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْابِالْمَرْحَمَةِ

Lalu ia adalah golongan orang yang beriman dan saling menasihati untuk bersabar, dan saling menasihati untuk menunjukkan rasa belaskasih.







ILER ILER
Iler Iler Iler ler,
tandure wis anglilir
jo ijo royo royo
kasungguh penganten anyar
penokno blimbing kuwi
lunyu-lunyu yo penekno
kanggo mbasuh dodot ira

Dodot ira,
dodot ira kumintir bedah ing pinggir
dondomono jrumatana
kanggo seba mengko sore
mumpung padang rembulane,
mumpung jembar kalangane







ILER ILER TREE

When The Islamic spirit has rising
Peace and prosperity will be appearing
look like a couple in honey moon
So, oh all of a leader
take Islam for your life
Although it's so difficult
take Islam for your life
for making peace in your heart

Your heart have torn apart
As a sarong are torn on the edge
Sewing and embroidered
To play this afternoon
when its bright moon
when vast place

Because any problems of life makes the heart have torn apart as a sarong are torn on the edge ( a wounded soul), its need to be cured as before trough repentance (taaba- ya tuubu - taubatan), while the opportunity still exists.

Iler Iler (Coleus atropurpureus Benth) , some of Javanese herb. Iler Iler leaves contain essential oils, among other things that are antibiotic antibiotics karvakrol, eugenol is the relief of pain, ethyl saliailat inhibiting irritation. It also contains a small amount of mucus.Because Iler Iler is useful, Sunan Kalijaga take it as the title song of Java to describe the condition of society after the Islamic spirit is applied in the land of Java.

The conclusion is Repentance with the teachings of Islam is the best way to heal the soul of mankind that has been torn apart by different ideologies and many problems of life, so accomplished a life full of peace and prosperity as the meaning of Islam itself.

World Crisis

“The World in Crisis” describes the period of transition that the world is now entering, as we experience the last days of the era known to historians as the “Modern Period”, which itself came into existence in Western Europe in the 16th century.

The Change will be caused by a combination of factors, the most important of which are climate change (“global heating”) and resource depletion. We are also, experiencing a transition from one technoeconomic system to another, as our technology develops and industrial age economic models reach the end of their natural lives. Even without the twin threats of global heating and resource depletion, we face the transition to a new paradigm, and this alone would require new social values and patterns of behavior, in other words a new global culture.

The remarkable claim forms the central message in a new book, 2014 - How to survive the next world crisis, written by the University of Cambridge academic, Professor Nicholas Boyle.

His study brings a lifetime's research in fields including politics, economics, philosophy, theology and literature to bear on the state of global politics and the causes, consequences and wider meaning of the present financial crisis.

It warns that the economic collapse of 2007-2008 could mark only the start of a wider breakdown in international relations, and predicts that by the middle of the decade just dawned, the United States will find itself the key player in a series of make-or-break decisions about the future of the world.

The choices the US makes will either condemn us to a century of violence and poverty, or usher in a new age of global co-operation, the book asserts.

It adds, however, that the more peaceful alternative will only be realised if the international community can accept that nation states are no longer strong enough to deal with the world's problems and construct an effective system of global governance instead.



"We are approaching a moment of decision, when the deeper issues that have begun to make themselves felt in recent years can no longer be postponed," Professor Boyle said. "By 2014, our legacy to the 21st century is likely to have been determined, for better or for worse."

Those issues represent some of the major flashpoints of world politics; among them economic management, the emergence of new powers such as China and India, and the need for international co-operation on climate change.

From an evolutionary perspective, the process of globalization, which has been proceeding at warp speed, is a risky strategy, indeed, because it draws all of us every more tightly into a single global economy and a single global human population. Guided by the economic logic of efficiency and profit, we are putting all of our eggs in a single basket. Ecologists even have a term for this kind of excessive integration, which makes the whole system vulnerable to any disruption within or in the external environment. Such systems are described as "hypercoherent".

As we face the future, we need to think about more than sustainability in our use of resources or our agricultural systems. We need sustainable human institutions fit for stormy weather. In a "hypercoherent" tightly integrated global economy, a stall in the Gulf Stream that suddenly gives Europe the climate of Greenland could be more than a regional catastrophe. In much smaller economic crises over the past decade, I think we have seen ample evidence that the whole global economy could unravel. The worst of all possible futures is one in which a climatic disaster leads to a global depression, leaving human societies without the resources to address the causes of rapid climate change or adapt to the consequences.




How the Qur'an teaches us to face a crisis situation?

Minimally, there are two things kind of mutual intestate. Ie intestate to truth and patience (Q.S. Al Ashr) and intestate to be patient and Compassionate (Q.S. al-Balad). In difficult conditions (Ascend = aqobah) where there is slavery, poverty and other difficult conditions such as those facing the world today, then the intestate for the patience and compassion is needed.

The new paradigm for the new world order must be grounded in the values ​​to love others. Not the destruction of one group over another group, or seek to exploit the advantages of a country with other countries. Various forms of colonialism in various forms and character should be eliminated by enforcing the values ​​of compassion as to which the Koran teaches that man is a human one. who gave life to someone it means giving life to all humanity, and vice versa, whoever kills a human being without the right reasons, then essentially kill the whole human family.

Fasting Ramadan is basically to get to the most noble human level where the most noble interpreted as having the greatest love, love for God that is manifested also by loving all his creations, including the human love of different nations, races, religions, economic strata and various other attributes.

In the end, the glory of someone determined to what extent he can be beneficial to society. In an era filled with crises and problems, as now, the glory of a person's contribution is determined by what he gives in order to participate to overcome these problems. Apostle Prophet has been pointed out how it can provide benefits at the full human crises in his day. Today we need to give our best contribution in the frame love one another wherever we are.



Special Indonesian Muslims, we have a very good example of the spreader of Islam, especially from the Wali Sanga (the nine guardians) how they can create a peaceful prosperous society in a variety of differences as described in the song of Iler Iler above.

Servant of the Merciful : Ibadurrahman

When we can run our responsibility as a Muslim in the world problematic part overcome with compassion, then that's when we become loving servant of God almighty. We become Ibadurrahman (Servant of the Merciful). Ibadurrahman characteristic traits are as follows :

1. And the servants of the Most Merciful are those who walk upon the earth easily, and when the ignorant address them [harshly], they say [words of] peace.
2. And those who spend [part of] the night to their Lord prostrating and standing [in prayer]
3. And those who say, "Our Lord, avert from us the punishment of Hell. Indeed, its punishment is ever adhering;
4. Indeed, it is evil as a settlement and residence.“
5. And [they are] those who, when they spend, do so not excessively or sparingly but are ever, between that, [justly] moderate
6. And those who do not invoke with Allah another deity or kill the soul which Allah has forbidden [to be killed], except by right, and do not commit unlawful sexual intercourse. And whoever should do that will meet a penalty.
7. Multiplied for him is the punishment on the Day of Resurrection, and he will abide therein humiliated –
8. Except for those who repent, believe and do righteous work. For them Allah will replace their evil deeds with good. And ever is Allah Forgiving and Merciful.

9. And he who repents and does righteousness does indeed turn to Allah with [accepted] repentance.
10. And [they are] those who do not testify to falsehood, and when they pass near ill speech, they pass by with dignity.
11. And those who, when reminded of the verses of their Lord, do not fall upon them deaf and blind.
12. And those who say, "Our Lord, grant us from among our wives and offspring comfort to our eyes and make us an example for the righteous.“
13. Abiding eternally therein. Good is the settlement and residence.

(Quran, 25 : 63 - 76)





Saturday, August 20, 2011

PEACE IN BLESSING




Pendahulan

ILER ILER
Iler Iler Iler ler,
tandure wis anglilir
jo ijo royo royo
kasungguh penganten anyar
penokno blimbing kuwi
lunyu-lunyu yo penekno
kanggo mbasuh dodot ira

Dodot ira,
dodot ira kumintir bedah ing pinggir
dondomono jrumatana
kanggo seba mengko sore
mumpung padang rembulane,
mumpung jembar kalangane

Parafrase
Ketika nilai nilai islam yang ditanam telah bangkit, maka trerjadi perubahan secara alamiah dari Iler Iler yang berwaran merah (amarah) kehitaman (kekelaman) hidup menjadi hijau royo royo, kedamaian dan kesejahteraan muncul, seperti mempelai yang sedang Honey moon,oleh karena itu, cah angon Cah angon, wahai para gembala umat (wahai para pemimpin) , ambillah /tegakkan syariat islam , meski sangat sulit tegakkanlah, untuk membersihkan hati kalian

Jiwa kalian laksana kain yang tercabik cabik di pinggir, kembalikan lah seperti semula ( taubat dengan menjalankan Rukun Islam), untuk bekal kehidupan nanti, mumpung masih ada kesempatan.

ILER ILER TREE

When The Islamic spirit has rising
Peace and prosperity will be appearing
look like a couple in honey moon
So, oh all of a leader
take Islam for your life
Although it's so difficult
take Islam for your life
for making peace in your heart

Your heart have torn apart
As a sarong are torn on the edge
Sewing and embroidered
To play this afternoon
when its bright moon
when vast place

(Because any problems of life makes the heart have torn apart as a sarong are torn on the edge ( a wounded soul), its need to be cured as before trough repentance (taaba- ya tuubu - taubatan), while the opportunity still exists)

Iler Iler (Coleus atropurpureus Benth) , some of Javanese herb. Iler Iler leaves contain essential oils, among other things that are antibiotic antibiotics carvacrol, eugenol is the relief of pain, ethyl salisilat inhibiting irritation. It also contains a small amount of mucus.Because Iler Iler is useful, Sunan Kalijaga take it as the title song of Java to describe the condition of society after the Islamic spirit is applied in the land of Java.


When the values ​​of Islam which grown has risen, so, natural changes of Iler Iler (Coleus atropurpureus Benth) in red (anger) and black (darkness) to green living , peace and prosperity came, as the bride's Honey moon, therefore, the shepherds, the shepherds of the people (O leaders), take / enforce Islamic sharia, although very difficult Establish, to make our living in Allah blessing.

The conclusion is Repentance with the teachings of Islam is the best way to heal the soul of mankind that has been torn apart by different ideologies and many problems of life, so accomplished a life full of peace and prosperity as the meaning of Islam itself.

Diparafrasekan oleh Darwono Tuan Guru
Translated by Darwono Tuan Guru

Sunday, August 14, 2011

DOA DOA PENTING BULAN RAMADHAN




Hampir semua kita memahami, bahwa salah satu waktu maqbul, dimana doa itu diqobulkan adalah saat saat sahur (sepertiga malam yang akhir). Nah semua kita di bulan Ramadhan tentu bangun untuk keperluan sahur. Rasanya sayang kalau waktu yang sangat istimewa itu dilewatkan hanya untuk hal-hal yang lahwun.

Allah memerintahkan, "dan pada sebagaian malam bertahajjudlah sebagai tambahan ibadah bagimu. Niscaya tuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji".

1. Apabila Rosulullah SAW shalat tahajud di waktu malam, beliau membaca:

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ



“Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-
Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari-Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.

Dari Hadits Shahih Muslim doa tahajjud yang tercantum adalah sebagai berikut :

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ. وَلَكَ الْحَمْدُ. أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ. وَلَكَ الْحَمْدُ. أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ. وَمَنْ فِيْهِنَّ. أَنْتَ الْحَقُّ. وَوَعْدُكَ الْحَقُّ. وَقَوْلُكَ الْحَقُّ. وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ. وَالْجَنَّةُ حَقٌّ. وَالنَّارُ حَقٌّ. وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ. وَبِكَ آمَنْتُ. وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. وَإِلَيْكَ أٰنَبْتُ. وَبِكَ خَاصَمْتُ. وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِي. مَا قَدَّمْتُ وَأَخَّرْتُ. وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ. أَنْتَ اِلٰهِي لاَ اِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ



Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada padanya. Engkau adalah yang hak, janji-Mu adalah hak, firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Ke pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah lewat maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau.



2. Lailatul Qodar


Satu keistimewaan lagi di bulan Ramadhan adalah adanya Lailatul Qodar. Mlam penuh kedamaian dan kesejahteraan, malam ditentukannya semua urusan, malam yang lebih baik dari 30.000 hari. Dalam menyambut Lailatul Qodar , berikut tuntunan Rasulullah SAW.

Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Ummul mu'minin Aisyah  beliau berkata : aku bertanya wahai Rasululloh jika aku telah mengetahui kapan malam lailatul qodar itu, maka apa yang aku katakan pada malam tersebut? Beliau menjawab : katakanlah

اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"ya Alloh sesungguhnya engkau Maha pemaaf, engkau senang memaafkan kesalahan maka maafkanlah aku."


3. I'tikaf


Amalan yang sangat dianjurkan dalam bulan Ramadhan adalah i'tikaf ramadhan. Sebuah hadits menyatakan :

Adalah Rasulullah SAW apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, selalu menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya (HR. Imam Bukhari dan Muslim dari Siti 'Aisyah).

Hadis dari Siti 'Aisyah tersebut memberi isyarat tentang adanya sunnah Rasul yang khusus dalam menghadapi sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan. Pada hari-hari itu, Rasul biasa menghidupkan malam dan mengisinya dengan berbagai macam kegiatan ibadah yang menunjukkan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT. Rasul juga mengajak istri dan keluarganya serta para sahabat untuk melakukan kegiatan yang sama. Inilah yang disebut dengan kegiatan I'tikaf Asyrul - Awahir.



Dikalangan aktifis Dakwah Kampus, I'tikaf ini mulai menjadi "menu utama" sepuluh hari terakhir dengan diselenggarakannya "Pengajian I'tikaf Ramadhan" di Pondok Budi Mulia Yogyakarta. Kergiatan ini dimotori oleh KH. Suprapto Ibnu Juraimi (Lihat Video di kolom Kanan), dan didukung penuh oleh intelektua-intelektual muslim Yogyakarta (Dr. Amien Rais, Saefullah Mahyudin MA, Dr. Syafii Ma'arif, Dr. Kuntowidjoyo, DR. Yahya Muhaimin, Dr. Watik Pratiknya dan Dwi Tunggal aktifis HMI Zulkifli Halim dan Said Tuhuleley).

Dalam rangka persiapan I’tikaf menyambut 10 malam penghujung Ramadhan ada baiknya memperhatikan adab memasuki dan berada di masjid sebagai berikut:

1. Mengenakan pakaian yang bersih dan pantas, seperti yang dimaksud Al Qur`an: Artinya: Wahai bani Adam, kenakanlah pakaianmu yang indah di setiap kali kamu memasuki masjid. (Q/7:31)
2. Tidak mengotori masjid, misalnya meludah dengan sembarangan. Menurut hadis Rasulullah: meludah di masjid adalah dosa, penebusnya ialah dengan menghilangkannya.
3. Menghindarkan diri dari bau tak sedap yang menggaggu orang lain, seperti bau jengkol, bau bawang, atau bau badan karena belum mandi dan sebagainya. Rasulullah bersabda: Barang siapa makan bawang putih, maka sekali-kali jangan mendekati masjid kami. (muttafaq`alaih)
4. Tidak membicarakan urusan bisnis, apalagi transaksi di dalam masjid, Rasulullah bersabda: Seandainya kalian itu penduduk di sini (bukan tamu) sungguh akan kucambuki kalian, karena kalian berteriak-teriak di masjid Rasulullah. (H.R. Bukhari)
5. Mengerjakan salat tahiyatal masjid, dua rakaat. Rasulullah bersabda: Apabila seseorang diantara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk dulu sebelum salat dua rakaat.
6. Tidak meninggalkan masjid jika azan sudah dikumandangkan. Seperti yang dikatakan oleh hadis riwayat Abu Hurairah.
7. Memperpanjang jarak perjalanan ke masjid agar jumlah langkahnya lebih banyak, misalnya dengan mengambil rute yang berbeda-beda. Rasulullah bersabda: Barang siapa bersuci di rumahnya, lalu pergi ke salah satu masjid untuk menunaikan kewajiban salat fardlu, maka semua langkahnya yang satu menggugurkan dosanya dan yang lain mengangkat derajatnya. (H.R. Muslim)
8. Sepanjang perjalanan menuju ke masjid hendaknya membaca doa, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah : Allahummaj`al fi qalbi nu ran, wafi lisa ni nu ran, waj `al fi sam 1I nu ran, waj `al fi basari nu ran, waj `al min khalfi nu ran, wa min ama mi nu ran, waj `al min fauqi nu ran, wamin tahti nu ran, Allahumma a`tini nu ran. Artinya: Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku dan di lidahku, jadikanlah pula cahaya di pendengaranku dan penglihatanku, ya Allah, jadikanlah cahaya dari belakangku dan dari hadapanku, jadikanlah pula cahaya dari atasku dan dari bawahku, ya Allah berikanlah kepadaku cahaya Mu. (muttafaq `alaih)
9. Memulai dengan kaki kanan ketika memasuki masjid, sambil membaca doa: Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillah. Allahumma iftah li abwa ba rahmatika. Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, ya Allah bukakanlah kepadaku semua pintu rahmat Mu. (H.R. Muslim)
10. Saat ke luar dari masjid, mendahulukan kaki kiri, dan membaca doa: Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillahi Allahumma inni as`aluka min fadhlik. Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerah Mu. (H.R. Muslim)

Tentang doa - doa yang disarankan adalah :

1. Tentu saja,karena i'tikaf Ramadhan dilaksanakan di 10 hari terakhir, dimana pada umumnya diyakini ada malam lailatul qodar, maka doa menyambut lailatul qodar adalah doa yang sangay dianjurkan. Doa lain yang Ma'tsurat yaumiah juga perlu dipanjatkan.
Seperti Doa yang selalu dibaca Rasul :

2. allahumma ainni aladzikrika, wassyukrika wahusnu ibadatika : ya Allah jadikanlah hamba, hambamu yang senantiasa Ingat padamu, selalu beryukur dan selalu baik dalam ibadajh kepadaMu.

3. Karena lai latul qodar , malam penuh berkah dinyatakan sebagai malam dimana diputuskannya semua urusan, maka doa-doa spesifik yang sedang menjadi problematika, maupun impian perlu selalu dipanjatkan seperti, ingin segera dapat jodoh yang sholeh, ingin segera punya keturunan, ingin disembuhkan dari penyakit, dibebaskan dari lilitan hutang, atau ingin sukses , perlu dipanjatkan kepada-Allah SWT. Tentuk saja sep[anjang ada redaksional dari rasul kita gunakan doa sesuai Rasul, jika kesulitan menemukan redaksi sesuai tuntunan rasul, kita dapat menggunakan bahasa kita masing-masing. Karena Bahasa kita pun adalah milik Allah SWT. Dan Allah maha mengetatui segala sesuatu.



Mudah-mudahan ada manfaatnya. Fastabiqul khoirot.

Monday, August 1, 2011

TAQWA IS THE GREATEST OF LOVE



KHOLIFAH ILAHI

Mata hari,
Kubisikkan padamu
Agar tidak terlalu menyala
Karena sebentar lagi,
Kau harus menyinari seribu bulan.
...
Mata hari,
Kuisyaratkan padamu
untuk menutup mahkotamu
Karena bermilyar mahkota
telah menempati ruang hati
untuk metamorfosis khalifah sejati





Bagi saya, Taqwa is The Greatest Of LOve. Cinta (Mahabbah) Yang Paling Agung sebab : hanya orang yang sunguh-sungguh mencintai yang mau melakukan sagala yang diperintah dan mau menjauhi segala yang dilarang dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Hal ini dapat diambil pengertiannya dari difinisi taqwa itu sendiri : imtitsalu awaamirihi wajtinaabu nawaahihi. yakni menjalankan segala perintah-Nya (Allah) dan menjauhi segala larangan-Nya. Seorang yang mencintai dengan totalitas, akan dapat melakukan itu semua, makanya dia akan menjadi The Winner (Laqod faazal Muttaqun. Orang-orang yang cintanya tidak samapi derajat itu maka adang dia harus menjelma menjadi Pecundang (The Looser), yang selalu mencari-carai alasan untuk berhenti mencintai.

Cinta sejati, dalam hasanah budaya manapun, selalu menuntut prasarat dan pengorbanan yang harus dilakukan. Prasyarat dan pengorbanan itu menjadi proses "pengujian" sejauh mana Pecinta benar-benar ingin mewujudkannya. Sebagai contoh, kisah tentang pemuda tani yang membuktikan keseriusan cintanya dengan menguras lautan supaya mendapatkan mutiara yang ada di dasar lautan tersebut. Ketika sang pemuda telah menunjukan keseriusan usahanya, jalan kemudahanpun terbuka baginya.



Orang-orang yang mengejar Cinta Teragung dari Yang Maha Kasih dan penyayang, jauh mendapatkan kemudahan untuk mencapainya. Karena, Ketika kita mendekat sejengkal, Dia mendekat sedepa. Ketika kita mendatangiNya berjalan, Dia menyambut kita dengan berlari. Inilah axioma yang terbukti tidak pernah melahirkan kekecewaan dari para pengejar Cinta Tuhan.

Difinisi lain tentang Taqwa yang mendukung anggapan saya adalah : Anyataqiyal insanu maa yaghdlobuhumullahu wamaa dlororun linafsihi walighoirih, yakni takutnya manusia akan segala yang membuat Allah marah kepadanya, dan takut berbuat yang membuat dirinya dan orang lain celaka. karena mahaabbah, orang yang Taqwa tidak mungkin membuat orang lain celaka. Semuanya diukur dengan kalimah utam yang menentukan kualitas amal kita "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang".

Seperti kita mahfumi bersama, perbuatan sebaik apapun tanpa di landasi dengan "Asma Allah" (Arrohmanirrohiim) iti terputus kebaikannya. Artinya perbuatan baik yang kita lakukan semestinya dilandasi oleh refleksi dari kerohman dan kerahiman Allah. Segala yang kita lakukan benar-benar harus dilihat hal itu mengandung "kasih dan sayang" atau tidak.



Pengertian di atas menunjukan bahwa Pecinta Paling Agung (Muttaqien), dalam setiap amaliahnya senantiasa berusaha agar Tuhan selalu tersenyum kepadanya. Juga selalu berusaha agar dirinya, diri orang lain yang sama-sama ada karena Kraesi_Nya selalu dalam kebaikan. Seorang Muttaqin akan selalu membangun taman-taman firdaus tempat bermain semua anak-anak bangsa bernyanyi bersama di setiap jengkal alam raya. Bukan sebaliknya, bermimpi mendapat surga di langit tinggi dengan menabur neraka di muka bumi. Ini sangat relevan dengan dalil : Orang yang paling baik diantaramu, adalah orang yang paling bermanfaat bagi lingkungannya. Paling baik (mulia) di sisi Allah ya orang yang bertaqwa. Artinya, orang yang bertaqwa, adalah orang yang paling bermanfaat.


Taqwa itu sendiri sebananya sebuah anugerah yang dikaruniakan sejak pembentukan manusia itu sendiri. Dalam Q.S. Asy Syamsi, dikatakan : fa alhamaha fujuroha wattaqwa ha. Manusia dalam kejadiannya dilengkapi dengan "potensi" fujur dan taqwa. Dualisme potensi ini pada akhirnya akan berkembang sesuai perjalanan waktu. Sebagaiman perkembangan fisik dan psikis, Potensi fujur dan taqwa berkembang sesuai dengan perlakuan, pola asuh dan lingkungannya. Dan ke dua orang tuanyalah yang menjadikannya "yahudi atau nashrani".



Disinilah makna tanggung jawab orang tua. Orang tua yang benar-benar memberikan perlakuan, pola asuh, lingkungan yang memungkinkan Taqwa itu tumbuh berkembang dengan subur dia akan memetik keuntungan dengan memperoleh pada saatnya nanti, anak-anak yang sholeh, yang senantias melakukan birul walidain. Sebaliknya orng tua yang khilaf, yang terlena dengan kesibukan pemenuhan kebutuhan fisik belaka, akan menuai panen yang "puso" , tidak bernas, karena anak-anaknya ternyata tidak tahu bagaimana seharusnya menjadi anak.


Ramadan sebagai bulan Riyadloh, benar-benar harus dimanfaatkan oleh setiap kita (orang tua), untuk melihat sejauh mana anak-anak kita tumbuh dalam nafas taqwa, dalam meliu mahabbah tertinggi. Karena Taqwa adalah Mahabbah, maka menumbuhkannya haruslah dilandasi dan dijalankan dengan penuh mahabbah pula. Dengan sentuhan Mahabbah, apa yang kita lakukan akan benar-benar terukir dalam jiwa dan sanubari anak kita, sehingga mereka tumbuh sebagai manusia dengan Cinta yang Agung.

Sungguh apa yang almarhum bapak saya lakukan, tidak akan pernah terlupakan. Sebagi seorang supir Pabrik Gula yang harus berangkat pagi pulang malam, beliau selalu menyempatkan menjemput saya yang mengaji di surau sekitar 1,5 Km dari Rumah. JIka hujan beliau menggendong saya di selimuti jaz hujan, dan berjalan dengan lampu senter di jalanan yang gelap dan becek. Tidak hanya menjemput, biasanya beliau juga mengamati saya mengaji, jika saya bergurau atau kurang serius maka beliau menegur dan menasehati dengan bahasa Cinta seorang ayah.



Insya Allah, bi bismillahirohmanirrohiim, jika ini dijalankan oleh keluarga, kampung, negara dan seluruh umat Islam sedunia, maka hidup kita kedepan, dunia ini akan penuh dengan mahabbah. Mahabbah yang penuh berkah. Semoga !



TAQWA ADALAH CINTA TERAGUNG

Bagi saya, Taqwa is The Greatest Of LOve. Cinta (Mahabbah) Yang Paling Agung sebab : hanya orang yang sunguh-sungguh mencintai yang mau melakukan sagala yang diperintah dan mau menjauhi segala yang dilarang dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Hal ini dapat diambil pengertiannya dari difinisi taqwa itu sendiri : imtitsalu awaamirihi wajtinaabu nawaahihi. yakni menjalankan segala perintah-Nya (Allah) dan menjauhi segala larangan-Nya. Seorang yang mencintai dengan totalitas, akan dapat melakukan itu semua, makanya dia akan menjadi The Winner (Laqod faazal Muttaqun. Orang-orang yang cintanya tidak samapi derajat itu maka adang dia harus menjelma menjadi Pecundang (The Looser), yang selalu mencari-carai alasan untuk berhenti mencintai.


Juga Anyataqiyal insanu maa yaghdlobuhumullahu wamaa dlororun linafsihi walighoirih, yakni takutnya manusia akan segala yang membuat Allah marah kepadanya, dan takut berbuat yang membuat dirinya dan orang lain celaka. karena mahaabbah, orang yang Taqwa tidak mungkin membuat orang lain celaka. Semuanya diukur dengan kalimah utam yang menentukan kualitas amal kita "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang".



Seperti kita mahfumi bersama, perbuatan sebaik apapun tanpa di landasi dengan "Asma Allah" (Arrohmanirrohiim) iti terputus kebaikannya. Artinya perbuatan baik yang kita lakukan semestinya dilandasi oleh refleksi dari kerohman dan kerahiman Allah. Segala yang kita lakukan benar-benar harus dilihat hal itu mengandung "kasih dan sayang" atau tidak.


Taqwa itu sendiri sebananya sebuah anugerah yang dikaruniakan sejak pembentukan manusia itu sendiri. Dalam Q.S. Asy Syamsi, dikatakan : fa alhamaha fujuroha wattaqwa ha. Manusia dalam kejadiannya dilengkapi dengan "potensi" fujur dan taqwa. Dualisme potensi ini pada akhirnya akan berkembang sesuai perjalanan waktu. Sebagaiman perkembangan fisik dan psikis, Potensi fujur dan taqwa berkembang sesuai dengan perlakuan, pola asuh dan lingkungannya. Dan ke dua orang tuanyalah yang menjadikannya "yahudi atau nashrani".


Disinilah makna tanggung jawab orang tua. Orang tua yang benar-benar memberikan perlakuan, pola asuh, lingkungan yang memungkinkan Taqwa itu tumbuh berkembang dengan subur dia akan memetik keuntungan dengan memperoleh pada saatnya nanti, anak-anak yang sholeh, yang senantias melakukan birul walidain. Sebaliknya orng tua yang khilaf, yang terlena dengan kesibukan pemenuhan kebutuhan fisik belaka, akan menuai panen yang "puso" , tidak bernas, karena anak-anaknya ternyata tidak tahu bagaimana seharusnya menjadi anak.


Ramadan sebagai bulan Riyadloh, benar-benar harus dimanfaatkan oleh setiap kita (orang tua), untuk melihat sejauh mana anak-anak kita tumbuh dalam nafas taqwa, dalam meliu mahabbah tertinggi. Karena Taqwa adalah Mahabbah, maka menumbuhkannya haruslah dilandasi dan dijalankan dengan penuh mahabbah pula.

Insya Allah, bi bismillahirohmanirrohiim, jika ini dijalankan oleh keluarga, kampung, negara dan seluruh umat Islam sedunia, maka hidup kita kedepan, dunia ini akan penuh dengan mahabbah. Mahabbah yang penuh berkah. Semoga !