Monday, July 11, 2011

PANDUAN HIDUP DAN KECAKAPAN HIDUP



Hari ini, hari pertama tahun Pelajaran 2011/2012, penulis diminta menjadi penatar untuk materi “Panduan Hidup” dan “Life Skill”. Panduan Hidup berisi 5 point yaitu :

1. Jujur
2. Amanah
3. Mendengar aktif (Active listening)
4. Tidak Meremehkan Orang Lain
5. Personal Best

Sementara itu, untuk Life Skillnya terdiri dari 18 point yang konon dapat dikembangkan sesuai konsisi. Konsep ini konon harus dikembangkan oleh sekolah-sekolah yang dalam binaan Unesco, utamanya yang berkaitan dengan ASP-Net.

Jujur saja, sejak diperkenalkan pertama kali di sekolah dimana penulis bekarja di tahun 2006 dan mengikuti-training-trainingnya, penulis sangat tidak sreg dengan konsep itu. Sebab yang namanya panduan hidup mestinya berkenaan dengan “sangkan paraning dumadi” seseorang. Dari mana dan mau kemana dan bagaimana kita hidup di dunia ini.

Dari mana dan mau kemana seseorang hidup, tentu yang paling tahu adalah Dia “yang menghidupkan dan mematikan” , al hayyu al qoyyum. Dan bagaimana menjalani hidup, tentu berkaitan dengan esensi kita hidup itu sendiri,amanah hidup kita untuk apa, rambu-rambu untuk menjalani hidup ada pada perintah dan larangan, berkaitan dengan kenyataan bahwa Dialah Al Mulk, Al Malik, Arrozaq dan Arrob.

Panduan Hidup Sesuai Al Quran




“inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi Orang-orang bertaqwa”, itulah Declare, deklarasi , pernyataan tegas dari “Yang Maha Hidup” dalam mengawali pesan-pesan “Cinta – kasihnya”. Hal ini dipertegas dengan sabda baginda “yang mendapat Amanah” membimbing umat dengan ungkapan :” saya wariskan 2 hal, yang kalian tidak akan tersesat selama-lamanya selama berpegang pada 2 hal itu, yakni al Quran dan Sunah Rasul”. Secara umum, jika kita ingin hidup penuh kebahagiaan, dan tidak diliputi kehinaan selama kita menjalankan “habluminallah dan Hablumminannas”

Panduan Hidup Universal itu, kemudian dapat dipilah-pilah dan dibreak down menjadi beberapa hal, yang menurut hemat penulis sebagai berikut :

1. Panduan Beraqidah : Tauhid, berketuhanan Yang Maha Esa



Panduan ini adalah hal yang sangat prinsipil. Panduan keyakinan ini tidak berubah sejak nabi dan Rasul pertama, hingga Rasulullah Muhammad SAW sebagai khotaminnabiyyin. Ini keyakinan ini adalah Tauhid. Tidak ada Tuhan yang memiliki sifat “Ketuhanan” kecuali Allah SWT. Tidak ada Al Ma’bud, yang berhak disembah kecuali Allah.

Pelanggaran pada prinsip ini, disebut syirik, menyarikatkan Allah dengan yang lain. Hukuman terhadap pelanggaran pronsip Tauhid adalah tidak diampuni dosanya.

2. Panduan Beribadah



Sebagai manisfestasi prinsip tauhid adalah menjalankan ibadah sebagaimana yang diperintahkan. Berdasar sifatnya, ada ibadah-ibadah yang khusus dan ibadah yang ‘am. Ada prinsip dasar dalam menjalankan ibadah ini, untuk ibadah yang umum, pada semua pada dasarnya “dibolehkan” kecuali yang dilarang. Sedang untuk ibadah khos, pada dasarny semua dilarang kecuali yang dibolehkan.

Dengan demikian, berkenaan lbadah dalam makna luas, maka melakukan perbanyakan, inovasi, pencerdasan dan lain-lain selama bukan pada hal yang dilarang pada prinsipnya adalah dibolehkan. Sedangkan pengadaan hal-hal yang tidak dituntunkan oleh Al Quran dan Al Hadits pada ibadah khos, maka itu adalah bid’ah.

3. Panduan Muamalah



Jika kita simak pada 5 panduan hidup yang dikonsepkan di atas, tidak menyepelekan orang lain (Don’t put Down) dan Active listening termasuk dalam muamalah. Demikian juga Persolanal Best , menjadi pribadi yang terbaik, yang dalam al Quran diungkapkan sebagai Kuntum Khoiro Ummah, termasuk dalam muamalah (Habluminannas).

Dalam Islam banyak hal hal yang diatur dalam “Panduan Muamalah” ini, diantaranya adalah bagaimana pergaulan pria-wanita, bagaimana member salam dan lain-lain. Dalam kontek pendidikan, maka bagaimana hubungan Guru-Murid, ini perlu diperhatikan, apalagi hubungan guru-murid yang berlawanan jenis. Hal ini disebabkan hubungan guru murid bukanlah hubungan muhrim.

4. Panduan Akhlaqul Karimah



Akhlak yang mulia, hanya mungkin tumbuh melalui pendidikan dan pembudayaan yang terus menerus, sehingga terinternalisir dan akan spontan terefleksikan dalam sikap ketika menghadapi kondisi tertentu. Sebagai missal, penanaman kebiasaan “mau menolong” secara-terus menerus akan menjadikan seseorang secara reflek mengulurkan tangan ketika ada saudaranya “membutuhkan bantuan”.

Demikian juga kejujuran, dapat dipercaya, hanya akan tertanam dalam diri seseorang jika dia dikondisikan terus menerus untuk melakukan hal itu. Akhlaq bukan hal teoritis, dia hanya akan teukir indah dalam pribadi seseorang jika selalu dibudayakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dunia yang semakin kompleks, dan lingkungan yang semakin menurun kualitasnya, maka berbagai akhlaqul karimah perlu juga mendapat penekanan seperti , Himayah, Harist, tawadlu, bahkan Rojaa dan Wiroi serta jihad perlu mendapat perhatian untuk menghadapi duania yang semakin penuh tantangan.

5. Panduan Jihad




Al Qur an menegaskan “Wajaahiduu fillahi Haqqo Jihadih” dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan Jihad yang benar. (Q.S. Al Haj : 78). Dengan jihad diartikan bersungguh sungguh (menjadi mujahadah), maka ayat di atas dapat diartikan bersungguh-sungguhlah kamu dengan kesungguhan yang benar-benar sungguh-sungguh.

Implikasinya dalam proses pendidikan adalah , semua komponen pendidikan harus melakukan upaya yang benar-benar sungguh-sungguh dan sungguh-sungguh benar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dari urain singkat ini, dapat terlihat bahwa 5 panduan hidup yang digembar-gemborkan itu, hanya merupakan bagian kecil saja dari apa yang mestinya dilakukan oleh seorang muslim. Artinya, lima panduan hidup itu, dalah reduksi dari panduan hidup yang dituntunkan oleh al Quran.

Ironisnya, panduan itu seakan menjadi “way of life” yang harus dilakukan oleh sekolah-sekolah tertentu, bahkan sekolah-sekolah yang didirikan oleh semagat jihad amar ma’ruf nahi munkar, oelh para ulama pewaris nabi.

Masya Allah !

Tentang Life Skill

Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan untuk hidup memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk memperoleh bekal keterampilan atau keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Muatan pendidikan vang berorientasi pada kecakapan untu hidup.

Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan untuk hidup (Life Skills) hendaknya memuat upaya untuk mengembangkan kemampuan minimal sebagai berikut:




1. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing (Inggris, Arab, Mandarin, dsb.)

2. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang diproses melalui pembelajaran berfikir ilmiah, eksploratif, 'discovery' dan 'inventory'.

3. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi, untuk mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.

4. Kemampuan memanfaatkan teknologi dalam aneka ragam lapangan kehidupan seperti teknologi pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan, komunikasi-informasi, transportasi, manufaktur dan industri, perdagangan, kesenian, pertunjukan, olah raga, jasa, dsb.

5. Kemampuan mengolah sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan untuk dapat hidup mandiri.

6. Kemampuan bekerja dalam tim yang merupakan tuntutan ekonomi saat ini baik dalam sektor informal maupun formal.

7. Kemampuan untuk terus menerus menjadi manusia belajar sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8. Kemampuan untuk mengintegrasikan dengan sosio-religius bangsa berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Mengingat pendidikan ini bersifat kecakapan/keterampilan/skill, maka keberhasilan pendidikan kecakapan hidup tergantung pada sejauh mana tercapainya indikator-indikator pencapaian dari konten yang ada, dan bukan pada tingkat pengetahuan teoritis (aspek kognisinya). Dengan demikian, konsep keterampilan hidup yang berorientasi sekedar sikap maupun pengetahuan menjadi jauh panggang dari api pada esensi keterampilan hidup itu sendiri.




Mari kita cermati delapan belas (18) keterampilan Hidup yang ada selama ini

a. Frienship/persahabatan
b. Problem solving
c. Curiosity
d. Effort
e. Organization
f. Cooperation
g. Caring
h. Courage
i. Patiens
j. Commense sense
k. Pride
l. Flexibility
m. Integrity
n. Responsible
o. Resourcefulness
p. Initiative
q. Preserverence
r. Sense of Humor

Daftar "Keterampilan Hidup" di atas memang luar biasa "hebat", namun bagaimana mengaktualisasikan, memonitoring, mengevaluasi dalam sebuah praktek pendidikan menengah menjadi sangat berkendala. Kecuali kalau nilai-nilai di atas hanya sekedar menjadi slogan, atau papan penghias ruangan.

Padahal, secara teknis filosofis orientasi pendidikan yang berbasis masyarakat luas adalah kecakapan untuk hidup (Life Skills) atau untuk bekerja, bukan semata-mata berorientasi kepada jalur akademik. Untuk itu sekolah dituntut agar mampu mewujudkan pertautan yang jelas dengan dunia kerja. Paradigma bersekolah untuk bekerja (school to work) harus mendasari semua kegiatan pendidikan. Dengan titik berat pendidikan pada kecakapan untuk hidup (Life Skills) diharapkan pendidikan benar-benar dapat meningkatkan taraf hidup dan martabat masyarakat.


Dari angkutan angkutan kota yg pengap, dari transportasi pedesaan yg reot, dari mereka yg renta dan papa, dari mereka yg memikul beban hidup berlebihan, aku belajar, sungguh bangsa ini benar benar perkasa ! Layak menjadi pengatur dunia. Mengapa mereka yg di SANA, justru pasrah diatur oleh pengembara dunia (Dajjal Era Kini ?)

No comments:

Post a Comment