Blog for Discussing All About Biotechnologi Understanding Development, Especially Biotechnology for Modern Health and Medical
Thursday, July 28, 2011
JOYFULL FOR RAMADHAN
Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat saat padat beribadat
tak ternilai mahal harganya
Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
berilah hamba kesempatan
Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga sekampung senegara
Kaum muslimin dan muslimat sedunia
seluruhnya kukuh dipersatukan
dalam mencari ridlo-Nya
Setiap habis Ramadhan
hamba cemas kalau tak sampai
umur hamba di tahun depan
berilah hamba kesempatan
(Setiap Habis Ramdhan : Taufiq Ismail)
Bait bait dari lirik lagu Bimbo berjudul "Setiap Habis Ramadhan" itu begitu kental mengekspresikan jiwa yang memahami keagungan bulan penuh berkah (syahrul mubarok) Ramadhan. Pemahaman yang sublim akan keagungan Ramadhan akan membersitkan "kesedihan" setiap Ramadhan hampir usai. Ini tentu saja berbeda dengan ekspresi umat pada umumnya, yang justru bergembira ria bahkan disertai pesta-pesta dalam mengahiri Ramadhan.
Ketika kita panjatkan doa Rajab sejak awal Bulan Rajab, : Ya Allah berkahi hamba di bulan Rajab dan Sa'Ban, dan sampaikan umur hamba di bulan Ramadhan, sungguh sangat eksplisit bahwa kita sudah memiliki pengharapan untuk jumpa dengan bulan penuh keagungan.
Perjalanan spiritual Rajab - Sa'ban mencapai puncak pengharapan pada malam pertengahan bulan Sa'ban (Nisfu Sa'ban) dengan doa-doa nisfu sa'ban dan shalat permohonan ampun, dan dipertahankan hingga hilal 1 Ramadhan, sehingga diharapkan dapat menjemput Tamu Agung Ramadhan dengan penuh kesucian lahir bathin. Bulan Suci kita sambut dengan kesucian paripurna, material spiritual.
Keyakinan akan diampuni segala dosa dan kesalahan, yang diringi rasa syukur atas keberkahan yang dikaruniakan Allah SWT kepada kita, lingkungan kita, dan seluruh alam raya sebagaimana tersurat pada doa Rajab, sangat layak melahirkan perasaan penuh kegembiraan. (Joyfully) dalam menyambut tamu Agung Ramadhan.
Perasaan ini tentu saja tidak bisa dimiliki oleh mereka yang tidak melakukan "amalan shaleh Rajab - Saban" sebagai prakondisi menyongsong bulan Agung. Meminjam istilah Sayd Qutb dalam mukadimah Fii Dzilalil Quran : Nikmatahu laa ya'rifuha illa man dakkaha, kenikmatannya tidak bisa dirasakan kecuali oleh orang yang merasakannya. Yang yakin bahwa di bulan Ramadhan penuh dengan berbagai kebaikan yang puncaknya pada Malam Lailatul Qodar (THe Greatest Destiny Night), malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam yang diberkahi, dimana diputuskan semua urusan.
Oleh karena itu, adalah sangat relevan jika "JOYFULLY" dalam menyambut Ramadhan mendapatkan Reward yang sangat Istimewa disisi ALLAH SWT, sebagaimana makna hadits Rasulullah SAW : barang siapa menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan, maka api neraka haram menyentuh jazadnya. Masya Allah !
Benang hijau dari uraian di atas adalah, bahwa Islam, tidaklah seperti anggapan kebanyakan kita selama ini, "yang penting Lillahi Ta"ala, dalam konteks asal mengerjakan". Islam sangat menghargai proses dan kualitas managementnya. Planning Ramadhan telah dibuat jauh sebelumnya,ketika kita memasuki hari-hari itikaf di sepuluh hari terahir Ramadhan tahun sebelumnya, dan diafirmasi ketika kita memulai memanjatkan doa Rajab saat hilal 1 Rajab, dua bulan sebelum pelaksanaan ibadah Ramadhan itu sendiri.
Dengan planing yang matang ini kita memasuki Ramadhan dengan penuh perhitungan (ihtisaban) atas segala aspek amaliyah Ramadhan beserta prasaratnya. Karena hanya dengan ihtisaban yang dilandasi iman (Imanan wahtisaban) inilah puasa kita akan punya makna, yakni Puasa yang akan membawa kita pada derajat Taqwa, derajat paling mulia yang tentu saja dicerminkan dari kemanfaatan diri kita bagi alam semesta.
Tanpa imanan wahtisaban, maka puasa kita hanya akan menghasilkan lapar dan dahaga, yang dicerminkan dengan pola hidup lapar dan rakus tanpa pandang bulu manfaat atau mudharat. Boleh jadi ia mengharap surga dengan menabur neraka di bumi, sehingga menutupi keindahan Islam itu sendiri, na'udzubillahi mindzalika. Padahal menurut firman Allah menyebutkan, bahwa orang bertaqwa itu, “Tidak suka berbuat kerusakan dan kebencanaan dalam hidup(QS.28:83), Ciri lain dari orang muttaqin adalah : “Menjadi panutan di tengah kehidupan”.(QS.25:74), Juga sikap orang muttaqin itu, mewarisi kesuksesan dalam hidup di bumi. Dan memiliki peluang akhir yang lebih baik(QS.7:128). Inilah sikap jiwa yang mantap dan mengakar dari iman.
Dalam perjalanan hidupnya orang- orang bertaqwa selalu memilih yang terbaik. Senantiasa bertindak dengan perangai terpuji. Tidak pernah terhalang dirinya untuk berbuat kebaikan. Segera menyambut amal baik dengan ikhlas. Begitulah sikap yang menonjol yang selalu dikenal oleh Allah (QS. 3 :115, 9 : 44).
Maka, Joyful............
SO, Joyful.............
Dalam menyongsong Tamu Agung kita
Dalam menyambut Bulan penuh Kasih Sayang.
Marhaban yaa Ramadhan
Marhaban Yaa Syahrul Mubarok
Welcome Ramadhan The Great.
HAPPY RAMADHAN 1432 HIJRI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment