Saturday, September 24, 2011

SILATURRAHMI NASIONAL

Zona 80, jika dalam hazanah music sudah menjadi irama-irama nostalgia, maka Zona 80-an dalam frame Gerakan Mahasiswa terutama HMI lebih khusus lagi HMI MPO pelaku-pelakunya saat ini sedang dalam Top Performance Kepemimpinannya. Dalam konteks international, Presiden Iran, adalah contoh dari aktivis mahasiswa, yang komit terhadap perjuangan bangsanya saat ini memegang kendali pemerintahan di Republik Islam Iran.



Aktivis aktivis HMI MPO yang berani menentang rezim represif Orde Baru, dalam melakukan perjuangan idealismenya, memang sebagian besar mengambil pilihan “berada di luar system”. Hal ini dikarenakan Orba, sesuai realitas yang dialami oleh aktivis HMI MPO, merupakan rezim yang penuh dengan KKN dan ABS yang sangat tidak sejalan dengan idealisme MPO.

Peran pembangunan alumni HMI MPO meski berada di luar system , sungguh sangat luar biasa. Hal ini mengemuka dalam silaturrahmi nasional alumni HMI MPO di Bidakara 24 September 2011. Saat Suharto mislanya, mengembangkan ekonomi mikro melalui BMT (Baitul Maal Watanwil) yang dibinanya sejak tahun 1992, yang saat itu bermodal Rp. 5 Juta , saat ini telah berkembang menjadi ratusan milyar dengan cabang ratusan di seluruh Indonesia. Sementara itu koleganya dari HMI MPO Cabang Yogya, Choiron SH, telah mampum membina masayarakat di Kajen, Pekalongan dengan bisnis Jamu Herbal yang telah berkembang hingga luar negeri.



Masih banyak alumnus alumnus HMI MPO yang menyingkir dari system yang korup atau yang disingkirkan oleh system melalui screeing dan nepoptisme, membuktikan dirinya bahwa dengan tetap memegang idealism untuk tidak terkooptasi oleh system yang korup, tanpa harus dengan bermain-main dengan fasilitas dan “anggaran proyek” yang kadang sim salabim, mereka dapat membangun masyarakatanya dalam idealism yang tetap dipegang teguh.

Seperti yang pernah ditulis dalam “Surat kepada Aktivis 80 an”, Egy Sudjana Pendekar HMI MPO pertama, menyarankan agar tokoh-tokoh alumnus HMI MPO, mengambil peran politiknya lebih nyata untuk menyelamatkan Indonesia. Egy juga menyatakan, bahwa pemerintahan yang sekarang Batal Demi Hukum, karena sesuai konstitusi, demokrasi kita adalah demokrasi perwakilan, bukan demokrasi langsung.



Sementara itu, Abdullah hemahua, tokoh HMI yang tidak diragukan lagi integritas pribadinya, menyoroti,pasca Tsunami Aceh yang disambung dengan berbagai bencana, kerusakan hutan yang begitu menghawatirkan serta hutang yang harus dibayar dan korupsi yang merajalela, ada 3 kemungkinan bagi Indonesia pada tahun 2042 nanti. Tiga kemungkinan itu adalah :



1. Pernah ada negara diantara Asia dan Australia, ini menunjukan Indonesia pada saat itu sudah tidak ada akhibat bergai faktor yamng menenggelamkannya.

2. Indonesia tetap ada namun dikuasai oleh satu kekuiatan asing,

3. Indonesia tetap kokoh dan menjadi negara yang makmur, dengan pertolongan Allah. Syaratnya harus tidak ada korupsi.


Anis baswedan, alumni HMI MPO dari Fakultas Ekonomi UGM angakatan tahun 1989, di tengah orasinya menyampaikan anekdot : Berapa orang yang selamat, jika pesawat boing yang mengangkut seluruh anggota DPR mengalami kecelakan fatal ? Jawabnya 140 juta jiwa (Rakyat Indonesia) akan selamat. Sungguh suatu anekdot yang menunjukan betapa sangat "antagonisnya" peran anggota DPR saat ini.



Memang, dengan pengkerdilan peran mahasiswa melalui NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus ) sejak era Daoed Josoef, dengan system rekruitmen semua bidang yang penuh KKN dan ABS, pemimpin-pemimpin yang muncul saat ini terbukti kurang memiliki tanggung jawab social yang cukup. Oleh karenanya, peran Alumnus HMI MPO yang sangat potensial dan memiliki Integritas pribadi yang tinggi
Sangat relevan untuk dinantikan.


Fastabiqul khoirot.

No comments:

Post a Comment