Sunday, January 15, 2012

NGETWIT JADI DUIT ALA ARIEF POCONG

QUOTE : "Jika paradaigma berkarir kita dirubah dari bagaimana menghasilkan uang menjadi bagaimana hidup berarti, pengabdian yang penuh berkah, maka seorang akan menjalaninya dengan penuh gairah tanpa harus terperosok oleh kerakusan-kerakusan duniawi yang menjebak, bahkan sampai dapat merontokkan karir itu sendiri yang telah dibangunnya berpuluh-puluh tahun."




Khas penampilan anak gaul, Arief Muhammad yang terkenal dengan @pocong, membeberkan kesuksesannya saat ini yang berawal dari keisingannya di media sosial. Dengan gayanya yang santai, penuh dengan plesetan, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta itu memukau ribuan civitas akademika Perguruan Diponegoro Jakarta. Dengan penampilan yang trendy didukung pembawaannya yang "penuh plesetan" yang didukung oleh Tingkat kecerdasan Verbal (bahasa) yang tinggi, Pocong juga Mahasiswa ini menyambaikan prasarannya dengan cair.

Barangkali, kalau boleh disimpulkan dalam satu kalimat, terdapat pesan yang simpel dan bernilai entrepreneurship : Ngetwit Jadi Duit. Melalui pemaparan yang hangat, Pocong Juga Mahasiswa ini menguraikan mulai dari pengertian sosial media, jenis jenis sosial media hingga fungsi-fungsi sosial media. Menurut @pocong ini, sosial media dapat dijadikan sarana promosi. Sementara itu dalam hal kontent, Pocong Mleset ini berpesan agar kontent blog kita unique, original update dan uptodate.




@pocong mengatakan, berdasar kontennya, ada banyak blog yang dibuat para bloger. Blog hukum, blog politik, blog pribadi dll. Blog pribadi biasa digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi berkaitan dengan aktivitas pemilik blog. Blog Pribadi sering berfungsi seperti diary (buku harian) yang disosialisasikan, buku harian yang dapat dibaca orang lain. Kadang dalam kondisi galau, pemilik blog menuliskan puisi untuk mengungkapkan perasaannya.

Ditanya tentang kesuksesannya saat ini, Sang Pocong menjelaskan bahwa dia sendiri tidak menyangkan dengan apa yang dia raih saat ini. Berawal dari iseng iseng di twitter, ternyata iseng-iseng itu bisa menghasilkan. Namun demikian dia mengakui juga, bahwa relasi pertemanan sangat membantunya dalam meraih itu semua. Oleh karenanya, Arief berpesan agar peserta audience menjalin relasi dengan siapa saja, karena kita kadang tidak tahu , teman mana yang akan membawa kesuksesan buat kita.




Pada sesson pagi hari, Career Day 2012 ini menampilkan Drumer kondang Gilang Ramadhan yang tampil bersama Prof. Dr. Arief Rahman M.Pd. yang memberikan pencerahan dan motivasi kepada peserta didik. kepada peserta didik dan orang tua peserta didik. Gilang menyatakan, untuk bermusik tidak mesti dengan biaya tinggi. Bermusik dapat memanfaatkan apa yang ada pada diri kita. Detak jantung, kedipan mata dan lainnya dapat dipadukan untuk mendapatkan musik yang harmonis.




Sehari sebelumnya, istri Gilamg Ramadhan, Shahnaz Haque, mengarakhkan peserta didik SMA Diponegoro dalam menapaki karier melalui diskusi dengan tema "Dare to be Youmg Entrepreneur" dalam paralel Talk Show Owner Arus Liar : Yuni dan Lody. Yudi Owner Avtech dan Bang Sabar.



Dari bidang kuliner, tampil entrepreneur muda alumni SMA Diponegoro Jakarta yang sukses dengan bisnis Cake Brownis, Nur Ruly Akbar. Di samping Ruly, tampil juga Entrpreneur produsen keripik Maicih dari Bandung, Reza Nurhilman. Berikut aksi Reza Nurhilman di atas panggung Career Day 15 Desember 2012.



Selama dua hari Career Day, selain menampilkan talkshow para entrepreneur muda dari berbagai bidang bisnis, sport, sastra dan kuliner, Career Day juga menampilkan workshop (Batik), Seni melipat dan Tenun. Disamping itu juga moving kelas informasi perguruan tinggi serta stand pendidikan.

Stand Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, memberikan informasi tentang bergai jalur penerimaan mahasiswa yang diselenggarakan di IPB. Jalur Undangan, Jalur Ujian Mandiri, dan jalur Seleksi masuk perguruan Tinggi negeri.



Ironis Dari Negeri Agraris

Jujur, tiap ada career day dimana pun, saya merasa prihatin, di negara agraris dan megabiodeversitas ini, hampir tidak ada "pemaparan career sebagai Petani Profesional" atau Entrepreneur Agribisnis. Tidak heran jika laut kita luas, garam kita inport, berbagai buah, sayur mayur bahkan beras pun inport, dimana makna Jawa Dwipa ? Mengapa Apel Manalagi Malang yang harum dan manis tidak "direkayasa genetik ?" untuk menghasilkan performance Apel yang lebih menarik ? . Mengapa budi daya padi, hampir tidak ada perubahan yang signifikan sejak saya kecil ?

Tidak mudah mencari jawab mengapa sektor andalan yang memiliki kekuatan sangat strategis justru tidak menjadi pilihan Career Generasai muda Indonesia sekian dasawarsa terakhir. Jika kita melihat strategi bidang pendidikan yanga ada, sangat nyata Kebijakan pendidikan kita tidak berpihak pada sektor pertanian (Agribisnis/agroindustri, dan budidaya pertanian/peternakan /perkebunan modern).



Struktur kurikulum kita, terutama di sekolah-sekolah umum (SD – SMA) tidak memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sikap dan skill yang diperlukan untuk mengelola anugrah terbesar negeri megabiodiversitas ini. Peserta didik lebih dibuat untuk silau meski hanya jadi pengekor dan copy paste teknology. Hampir semua sekolah sangant antusias mengekor teknonoly komputer (TI) namun sangat amat jarang yang serius membekali siswa untuk terampil dengan teknologi yang dapat mengolah megabiodeversitas dan bangga dengan sektor pertanian yang sebenarnya itulah modal strategis kita. Hasilnya, beberapa tahun terakhir, fakultas-fakultas Pertanian kurang diminati. Sungguh sebuaah ironi yang menyesakan di negara agraris ini.



Melalui kegiatan belajar untuk Kompetensi-kompetensi tertentu, penulis mencoba untuk mengembangkan sikap dan keterampilan mengolah biodiversitas Indonesia, misalnya, pada Kompetensi Keanekaragaman Hayati , dengan indikator memanfaatkan keanekaragaman itu, peserta didik begitu antausias meski harus menggunakan sarana – sarana tradisional. Pengalaman belajar baru bagi peserta didik berlatar belakan jakarta, ketika mereka harus mau menumbuk empon-empon, mengayak serbuk, dll.

Tentu sungguh akan menjadi sesuatu yang sangat menarik jika proses pembelajaran demikian didukung dan dilandasi oleh kebijakan yang berpihak padanya. Sebab dengan demikian maka upaya untuk mengembangkan kecintaan dan skill yang sangat dibutuhkan pada era biodiversitas ini, era bioteknologi yang telah kita berada didalamnya akan memperoleh pijakan yang kokoh.

Semoga !



No comments:

Post a Comment