Wednesday, May 23, 2012

TOTOK OBESITAS, SATU CARA MENURUNKAN BERAT BADAN

Menurut Wikipedia, Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.
Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang.
Tabel berat badan-tinggi badan ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu.Permasalahan yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang harus digunakan. Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak. Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel, seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)BMI Klasifikasi< 18.5berat badan di bawah normal,18.5–24.9 normal,25.0–29.9 normal tinggi,30.0–34.9 Obesitas tingkat 1,35.0–39.9 Obesitas tingkat 2, ≥ 40.0Obesitas tingkat 3. BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan "indeks", BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih. Rumus: berat badan dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : berat badan dalam satuan metrik kilogram dan adalah tinggi badan dalam meter.
Meningkatnya angka Overweight dan Obesitas secara global di seluruh dunia saat ini dianggap sebagai akibat dari beberapa faktor, antara lain peningkatan dalam konsumsi makanan padat energi tinggi lemak dan gula namun rendah dalam kandungan vitamin, mineral dan mikronutrien lain. Selain itu juga diakibatkan adanya suatu trend penurunan aktivitas fisik yang disebabkan oleh gaya hidup (sedentary), pekerjaan, perubahan model transportasi dan peningkatan urbanisasi. Overweight dan Obesitas yang dibiarkan memiliki dampak kesehatan yang cukup serius. Resiko menderita penyakit degeneratif akan meningkat secara progresif seiring dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT yang meningkat merupakan faktor resiko utama penyakit-penyakit kronis seperti Kardiovaskular (penyakit Jantung dan Stroke), Diabetes (yang saat ini sudah menjadi epidemi global), gangguan otot dan tulang (paling sering adalah Osteoarthritis) dan beberapa penyakit keganasan. Pada anak, angka Obesitas juga semakin meningkat dari tahun ke tahun baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. Disamping itu Obesitas pada anak beresiko tinggi menjadi Obesitas pada usia dewasa dan berpotensi menimbulkan penyakit Degeneratif di kemudian hari.
Beberapa studi epidemiologis yang telah dilakukan mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara angka kejadian mortalitas (kematian) dan Obesitas. Diketahui terdapat peningkatan angka kematian yang dimulai pada IMT diatas 25 dan semakin jelas pada individu dengan IMT diatas atau sama dengan 30. Angka mortalitas pada individu dengan IMT diatas 30 penyebabnya bervariasi namun yang terbanyak adalah angka mortalitas yang disebabkan oleh penyakit Kardiovaskular. Penelitian yang dilakukan oleh Framingham Heart Study di Amerika menemukan adanya korelasi antara tekanan darah dan obesitas. Disebutkan pada studi tersebut bahwa pada individu dewasa muda dengan obesitas akan mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 10 kali lebih besar daripada individu dengan berat badan normal.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor: Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya: Hipotiroidisme, Sindroma Cushing, Sindroma Prader-Willi, Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan. Obat-obatan. Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan. Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas. Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Komplikasi Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun, termasuk penyakit degeneratif. Penyakit Degeneratif adalah suatu kondisi penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel-sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk dan berlangsung secara kronis. Penyakit yang termasuk dalam kelompok ini adalah Diabetes Melitus Type II, Stroke, Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular, Dislipidemia, dsb. Penyakit Degeneratif yang paling sering menyertai Obesitas adalah Diabetes melitus Type II, Hipertensi dan Hiperkolesterolemia (Dislipidemia). Sebuah data dari NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey, US) tahun 1994 memperlihatkan bahwa dua per tiga pasien Overweight dan Obesitas dewasa mengidap paling sedikit satu dari penyakit kronis tersebut dan sebanyak 27 % dari mereka mengidap dua atau lebih penyakit.
Disamping itu juga dapat berkomplikasi terhadap terjadinya : Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar) Batu kandung empedu dan batu kandung kemih, Gout dan artritis gout,Osteoartritis Tidur apneu (kegagalan untuk bernapas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah) Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk). Beberapa studi epidemiologis yang telah dilakukan mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara angka kejadian mortalitas (kematian) dan Obesitas. Diketahui terdapat peningkatan angka kematian yang dimulai pada IMT diatas 25 dan semakin jelas pada individu dengan IMT diatas atau sama dengan 30. Angka mortalitas pada individu dengan IMT diatas 30 penyebabnya bervariasi namun yang terbanyak adalah angka mortalitas yang disebabkan oleh penyakit Kardiovaskular. Penelitian yang dilakukan oleh Framingham Heart Study di Amerika menemukan adanya korelasi antara tekanan darah dan obesitas. Disebutkan pada studi tersebut bahwa pada individu dewasa muda dengan obesitas akan mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 10 kali lebih besar daripada individu dengan berat badan normal.
Menurunkan Berat Badan Dengan Kedokteran Timur : Pada prinsipnya,inti dari kedokteran Timur adalah dengan menggunakan Akupuntur dan Herbal dalam melakukan upaya-upaya penyembuhannya maupun gangguan/kelainan. Untuk menurunkan berat badan, dapat dilakukan dengan alat “Sentuh Sembuh” yang merupakan alat inovatif akupunturr dengan tidak ditusuk/dilubangi. Alat ini bekerja dilandasi prinsip Meridian Theory dan Gelombang Elektromagnetik. Lakukan dengan metoda Statis (ditempelkan) dan Scaqning (diusap memutar) pada titik-titik akupuntur Ci Ce, Sang Ci Si, Fung Lung, Neiting, Fu Cie, Ta Heng, San Yin Ciao, Yin Lin Cuen, Ci Hai, Sen Cie dan Cun Wan.
Perhatikan titik cihai (RN 6), Senci (RN 8) dan cunwan (RN 12) yang teletak pada meridien Ginjal. Sementara itu titik Sang Ci si (ST 37), Fung Lung (ST 40) dan Neiting (ST 44) ada pada meridian Lambung (Stomach) sebagaimana terlihat pada gambar berikut :
Sedangkan untuk titik Fu Cie (SP 14), Ta Heng (SP 15), San Yin Ciao (SP 6) dan Yin Lin Cuen (SP 9), terletak pada meridian Limpa atau Spleen Meridian (SP).
Titik Ci Ce (LI 11) terletak pada ujung luar lipat siku bagin luar. Perhatikan gambar berikut :
Akan menjadi bertambah efektif jika disertai juga mengkonsumsi fitofarmaka yang berfungsi menyeimbangkan metabolisme, membakar lemak (bukan yang memeras air) dan memelihara ketahanan tubuh secara umum. Fitofarmaka (herbal yang telah lulus berbagai uji farmakologis)akan menjadikan diri kita bergairah untuk melakukan aktivitas, yang secara otomatis juga dapat membakar deposit lemak. Banyak herbal yang mengklaim untuk membuat berat badan turun tetapi biasanya cubag berfungsi sebagai "pemeras" air. Perbedaan berat badan turun karena "air diperas" keluar dengan yang beklerja membakar lemak secara sedrhana dapat "dititeni". Jika yang keluar air, basanya memang cepat (drastis) namun akan terasa seperti dehidrasi, wajah layu, dan terasa loyo serta sering buang air kecil (hati hati dampak terhadap ginjal). Sedangkan jika akhibat "lemak terbakar", maka tubuh akan terasa bergairah karena terbakarnya lemak akan disertai dengan pembebasan kaloridan menghasilkan air, sehingga wajah tetap ranum, hangat dan bergairah.
Anda membutuhkan Alat Sentuh Sembuh dan Fitofarmaka yang akan "membakar" lemak ? hubungi Pusat Penyembuhan Terpadu 0812 879 879 21, tinggal transfer, barak dikirim/diantar ke alamat anda.

No comments:

Post a Comment