Tuesday, May 1, 2012

GANGGUAN KESEHATAN WANITA

Tiga gangguan kesehatan pada wanita yang teratas adalag osteoporosis, jantung dan depresi. Sudah barang tentu, berbagai gangguan itu berbeda antara pria dan wanita. Berikut diuraikan secara singkat ketiga gejala tersebut. 1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang. Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan : Cushing's disease,Hyperthyroidism,Hyperparathyroidism, Hypogonadism, Kelainan hepar, Kegagalan ginjal kronis, Kurang gerak, Kebiasaan minum alkohol, Pemakai obat-obatan/corticosteroid, Kelebihan kafein, Merokok
Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan multiseluler tulang (bone multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh Frost tahun 1963.Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam. Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.
2. Penyakit jantung Pakar jantung C Noel Bairey Merz, M.D, ketua American College of Cardiology's Prevention and Cardiovascular Diseases Committee, mengatakan sakit yang dirasakan saat serangan jantung terjadi berbeda antara pria dan wanita. Pada perempuan hampir sebagian besar tidak mengalami nyeri dada selama fase serangan jantung. Sebaliknya pada pria, rasa nyeri dada adalah gejala yang paling penting saat serangan jantu Perbedaan itu salah satunya karena wanita memiliki jantung dan arteri lebih kecil dari pria. Akibatnya selama serangan jantung, wanita dan pria menunjukkan gejala yang berbeda. Dr. Suzanne Steinbaum, direktur penyakit wanita dan jantung di Lenox Hill Hospital, New York City dan juru bicara American Heart Association mengatakan, gejala serangan jantung lainnya pada wanita kemungkinan termasuk berkeringat, muntah, dan gejala-gejala mirip flu.
"Meski sulit menghubungkan gejala-gejala tersebut dengan sakit jantung, akan tetapi jika tiba-tiba aktivitas harian terganggu dan kita merasa tidak bisa melakukan apa-apa, maka segera periksa," kata Dr. Suzanne. "Meski ternyata bukan sakit jantung, tak apa, lebih baik mencegah daripada menyesal kemudian."Pria juga harus mengindahkan nasihat tersebut, karena ada juga pria yang tidak mengalami gejala sakit dada. Penelitian menunjukkan bahwa bagi pria dan wanita --khususnya pada wanita muda-- serangan jantung tanpa didahului sakit dada sering dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih besar. Salah satu alasan utamanya, kata John Canto, adalah mereka kemungkinan terlambat sampai di UGD.
Beberapa gejala serang jantung pada pria dan wanita adalah sbb : Gejala serangan jantung yang dirasakan pria: 1. Nyeri dada, serasa ditimpa beban, rasa sakit, terjepit dan terbakar yang menyebabkan sesak napas dan tercekik di leher. 2. Nyeri dada ini lalu menjalar ke lengan kiri, leher dan punggung. 3. Timbul keringat dingin, tubuh lemah, jantung berdebar 4. Gangguan pencernaan. Gejala serangan jantung yang dirasakan wanita: 1. Mengalami sesak napas 2. Kelelahan yang tidak biasa 3. Keringat dingin 4. Mual, pusing 5. Merasakan kecemasan atau ketakutan.
Sementara itu Kompas.com menulis, Rasa nyeri di dada yang hebat adalah salah satu gejala serangan jantung paling populer. Tetapi rupanya gejala itu hanya dialami kaum pria saja. Pada wanita gejala serangan jantungnya berbeda. Dalam penelitian terhadap lebih dari satu juta wanita berusia kurang dari 55 tahun ditemukan bahwa 42 persen responden yang pernah kena serangan jantung tidak mengalami gejala nyeri dada. Sementara itu pada kelompok pria, hanya 30 persen yang tidak merasakan nyeri dada.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association mengungkap bahwa para wanita cenderung lebih sulit mengenali gejala-gejala serangan jantung seperti sakit di rahang, leher, bahu atau rasa tidak nyaman di punggung, atau nafas yang tiba-tiba sesak. Itu sebabnya serangan jantung pada wanita lebih berisiko kematian dibanding pria. "Gejala yang menonjol dari serangan jantung adalah rasa sakit dan tidak nyaman di dada. Akan tetapi wanita cenderung mengalami bentuk serangan yang berbeda," kata ketua penulis studi Dr. John Canto, direktur pencegahan, pendidikan dan penelitian kardiovaskuler di Watson Clinic dan direktur Chest Pain Center di Lakeland Regional Medical Center di Florida, Amerika Serikat. Demikian National geographic (NG) menulis.
Selanjutnya NG menulis, Pria dan wanita yang punya faktor risiko sakit jantung seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi atau faktor turunan, harus waspada jika mereka mengalami gejala seperti tersebut di atas. Para peneliti menganalisa data pada lebih dari 1,1 juta pasien jantung di rumah-rumah sakit AS dari 1994 sampai 2006. Sekitar 42 persen dari pasien-pasien tersebut adalah wanita, yang juga rata-rata lebih tua dibanding pria saat mereka mengalami serangan jantung. Di antara pria dan wanita tersebut, hanya 35 persen lebih --atau sekitar satu dari tiga-- yang tidak mengalami sakit di dada. Akan tetapi, dibanding pria, wanita cenderung tidak sakit dada saat mengalami serangan jantung. Perbandingannya sekitar 42 persen pada wanita dan 31 persen pada pria. Kematian akibat serangan jantung di rumah sakit juga lebih banyak dialami wanita. Sekitar 14,6 persen wanita meninggal saat mereka masih berada di rumah sakit, sementara pada pria hanya sepuluh persen.
3. Depresi Depresi merupakan salah satu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, klien tidak berminat pada pemeliharaan Diri dan aktivitas sehari-hari. (Kelliat, B.A, 1996) Kelainan fundamental dan kelompok gangguan alam perasaan yang membedakan dengan kelompok gangguan kejiwaan lainnya adalah adanya perubahan suasana perasaan (mood), biasanya ke arah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau ke arah elasi. Perubahan efek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktifitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut. (Muslim, 2001)
Depresi pada wanita lebih sering terjadi dibandingkan pada pria. Secara umum wanita mempunyai resiko dua kali lipat dibandingkan pria untuk mengalami gangguan depresi di dalam hidupnya. Hal ini disebabkan faktor genetik maupun sosial. Secara psikososial wanita lebih banyak mengalami tekanan psikososial dibandingkan dengan pria. Berbeda dengan pada pria, wanita yang mengalami depresi lebih cenderung mengalami kecemasan, perasaan bersalah, gangguan makan (meningkat atau menurun) dan kenaikan berat badan . Faktor Risiko Depresi pada Wanita - Riwayat gangguan mood di keluarga - Adanya gangguan mood di masa lampau pada masa awal usia reproduksi - Kehilangan orang tua sebelum usia 10 tahun - Riwayat kekerasan fisik dan seksual saat kecil - Penggunaan kontrasepsi oral/ pil KB dengan kandungan progesterone yang tinggi - Penggunaan steroid gonadal sebagai terapi infertilitas - Stressor psikososial yang terus-menerus - Kehilangan dukungan psikososial dari keluarga dan masyarakat
Gejala Psikis - Suasana perasaan yang depresif - Berkurangnya minat dan kesenangan terhadap aktivitas yang awalnya dinikmati termasuk seks - Perasaan bersalah, tidak berguna, tiada harapan - Pikiran bunuh diri/ suicide dan parasuicide
Gejala Fisik - Gangguan tidur (insomnia atau hypersomnia) - Gangguan nafsu makan (kurang/berlebihan) - Kesulitan konsentrasi - Lelah, tidak ada tenaga - Gangguan psikomotor Kami siap membantu ikhtiar untuk mengatasi berbagai gangguan di atas. Silakan hubungi kami di 0812 879 879 21, Pusat penyembuhan Terpadu.

No comments:

Post a Comment