Sunday, October 21, 2012

PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN QURBAN LANGKAH PENYEMPURNAAN IBADAH

Bagi penulis, urutan Q.S Al Ma’un dan Al Kautsar memiliki makna yang perlu diperthatikan. Hubungan Koherensif kedua surat pendek dalam Juz ke 30 (jus Amma) itu sangat penting dalam menyambut Idul Adha. Meskipun pada umumnya surat yang popular baik dalam khutbah, tulisan maupun diskusi menjelang Idul Adha berkisar pada Q.S Al kautsar dan seakan melupakan hubungan dengan Q.S Al Ma’un namun penulis mencoba merenungkan dengan perenungan berbeda. Coba kita perhatikan makna dari kedua surat tersebut :
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, ia adalah yang terputus (dari rahmat Allah). [Al Kautsar : 1-3]. Al Ma'un : ( 1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama? ( 2) Itulah orang yang menghardik anak yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat riya, ( 7) dan enggan ( menolong dengan ) barang yang berguna.
Dalam pemahaman penulis, dua surah tersebut menunjukan keterkaitan keduanya dalam spirit keseimbangan antara hubungan vertikal (habluminallah) dan hubungan horizontal (habluminannas). Taqwa harus terejawantahkan dalam kehidupan sosial seorang muslim.
Ibadah Qurban : Kisah tentang pelaksanaan Qurban terjadi sejak awal sejarah umat manusia diantara anak-anak Nabi Adam SAW. Dikisahkan Qabil dan Habil menerima baik jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh ayahnya. Habil keluar dan kembali membawa peliharaannya sedangkan Qabil datang dengan sekarung gandum yang dipilih dari hasil cucuk tanamnya yang rosak dan busuk kemudian diletakkan kedua korban itu kambing Habil dan gandum Qabil di atas sebuah bukit lalu pergilah keduanya menyaksikan dari jauh apa yang akan terjadi atas dua jenis korban itu.
Allah SWT menerima qurban yang baik dan diiringi ketakwaan dan menolak qurban yang buruk. Allah SWT berfirman: وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa” (QS Al-Maaidah 27).
Berqurban merupakan ibadah yang paling dicintai Allah SWT di hari Nahr, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dari ‘Aisyah RA. bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidaklah anak Adam beramal di hari Nahr yang paling dicintai Allah melebihi menumpahkan darah (berqurban). Qurban itu akan datang di hari Kiamat dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sesungguhnya darah akan cepat sampai di suatu tempat sebelum darah tersebut menetes ke bumi. Maka perbaikilah jiwa dengan berqurban”. “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka” (QS Al-Hajj 34).
Binatang yang akan diqurbankan hendaknya yang paling baik, cukup umur dan tidak boleh cacat. Rasulullah SAW bersabda: “Empat macam binatang yang tidak sah dijadikan qurban: 1. Cacat matanya, 2. sakit, 3. pincang dan 4. kurus yang tidak berlemak lagi “ (HR Bukhari dan Muslim). Hadits lain: “Janganlah kamu menyembelih binatang ternak untuk qurban kecuali musinnah (telah ganti gigi, kupak). Jika sukar didapati, maka boleh jadz’ah (berumur 1 tahun lebih) dari domba.” (HR Muslim).
Musinnah adalah jika pada unta sudah berumur 5 tahun, sapi umur dua tahun dan kambing umur 1 tahun, domba dari 6 bulan sampai 1 tahun. Dibolehkan berqurban dengan hewan kurban yang mandul, bahkan Rasulullah SAW berqurban dengan dua domba yang mandul. Dan biasanya dagingnya lebih enak dan lebih gemuk.
Semangat Kesempurnaan :Nampak sekali bahwa ibadah Qurban mengandung pembelajaran tentang kesempurnaan habluminnallah dan habluminannas. Spirit kesempurnaan habluminallah ditandai dengan niat ikhlas, pelaksanaan Ibadah sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul_Nya. Sementara itu spirit kesempurnaan habluminannas ditandai dengan pemilihan hewan qurban yang terbaik, yang bermanfaat sebagai sumber gizi dan aman jika dikonsumsi karena bebas dari berbagai ancaman kesehatan akhibat kecacatan maupun penyakit. Mari kita perhatikan Qurban yang ditolak :
“Empat macam binatang yang tidak sah dijadikan qurban: 1. Cacat matanya, 2. sakit, 3. pincang dan 4. kurus yang tidak berlemak lagi “ (HR Bukhari dan Muslim). Cacat mata dan pincang dapat merupakan manifestasi dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat menular pada orang yang mengkonsumsinya (zoonosis) sebagai contoh adalah Toxoplasmosis. Penyakit toxoplasmosis biasanya ditularkan dari kucing atau anjing tetapi penyakit ini juga dapat menyerang hewan lain seperti babi, sapi, domba, dan hewan peliharaan lainnya.
Infeksi dapat terjadi bila manusia makan daging mentah atau kurang matang yang mengandung kista. Infeksi ookista dapat ditularkan dengan vektor lalat, kecoa, tikus, dan melalui tangan yang tidak bersih. Transmisi toxoplasma ke janin terjadi utero melalui placenta ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini. Infeksi juga terjadi di laboratorium, pada peneliti yang bekerja dengan menggunakan hewan percobaan yang terinfeksi dengan toxoplasmosis atau melalui jarum suntik dan alat laboratorium lainnya yang terkontaminasi dengan toxoplasma gondii.
Melihat cara penularan diatas maka kemungkinan paling besar untuk terkena infeksi toxoplamosis gondii melalui makanan daging yang mengandung ookista dan yang dimasak kurang matang. Kemungkinan ke dua adalah melalui hewan peliharaan. Hal ini terbutki bahwa di negara Eropa yang banyak memelihara hewan peliharaan yang suka makan daging mentah mempunyai frekuensi toxoplasmosis lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Toxoplasmosis gondii yang tertelan melalui makanan akan menembus epitel usus dan difagositosis oleh makrofag atau masuk ke dalam limfosit akibatnya terjadi penyebaran limfogen. Toxoplasmosis gondii akan menyerang seluruh sel berinti, membelah diri dan menimbulkan lisis, sel tersebut destruksi akan berhenti bila tubuh telah membentuk antibodi. Pada alat tubuh seperti susunan syaraf dan mata, zat ini tidak dapat masuk karena ada sawar (barier) sehingga destruksi akan terus berjalan. Umumnya infeksi toxoplasmosis gondii ditandai dengan gejala seperti infeksi lainnya yaitu demam, malaise, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening (toxoplasmosis limfonodosa acuta). Gejala mirip dengan mononukleosis infeksiosa. Infeksi yang mengenai susunan syaraf pusat menyebabkan encephalitis (toxoplasma ceebralis akuta). Parasit yang masuk ke dalam otot jantung menyebabkan peradangan. Lesi pada mata akan mengenai khorion dan rentina menimbulkan irridosklitis dan khorioditis (toxoplasmosis ophithal mica akuta). Bayi dengan toxoplamosis kongenital akan lahir sehat tetapi dapat pula timbul gambaran eritroblastosis foetalis, hidrop foetalis.
Penyakit Zoonosis dengan manifestasi kekurusan adalah TBC.Penyakit tuberkulosis yang lazim disebut TBC adalah penyakit menular bersifat menahun, merupakan salah satu penyakit zoonosis penting yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Kejadian penyakit TBC pada ternak indonesia tidak begitu menonjol, dibandingkan dengan kejadian penyakit menular lainnya di Indonesia. Kerugian akibat TBC pada ternak dapat berupa penurunan produksi susu, kehilangan berat badandan pengafkiran bagian0bagian daging yang terserang. Tindakan pencegahan adalah mentaati peraturan hewan antar daerah, sedangkan tindakan pengendalian jika dijumpai ternak sakit dengan gejala TBC adalah: Ternak yang sehat harus segera dipisahkan dari ternak yang sakit Segera laporkan pada DInas Peternakan Setempat Mengikuti program vaksinasi Penyakit dengan gejala kekurusan dapat juga berbagai penyakit infeksi parasit seperti berbagai infeksi cacing.
Sementara itu hewan yang sakit, dapat menular pada manusia jika penyakit tersebut adalah zoonosis. Penyakita Zoonosis pada hewan domestic , Penyakit zoonosis dapat ditularkan oleh hewan domestik (yang telah dijinakkan dan dikembangbiakkan sebagai hewan ternak atau hewan piaraan) dan oleh satwa liar. Kasus terbaru yang menghebohkan adalah avian influenza, yang penyebarannya melalui unggas. Kasus yang tidak kalah penting adalah munculnya antraks di daerah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, yang menyerang kambing dan domba. Penyakit antraks menyerang berbagai jenis hewan, seperti sapi, kambing, domba, babi, kuda, kucing, dan burung unta.
Penyakit lain adalah Tularemia. Tularemia Merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri dengan manifestasi klinis yang sangat bervariasi tergantung kepada tempat masuknya bakteri dan virulensi dari bakteri yang menginfeksi. Penyakit ini menyerang berbagai jenis hewan termasuk domba. Pada Hewan, Penyakit Tularemia lebih rentan pada domba-domba muda dibanding pada domba dewasa. Kejadian ini dapat terlihat ketika domba muda berada pada kumpulan domba dewasa, maka domba muda sering tertinggal sewaktu digiring, gerakan kakinya terlihat kaku cenderung untuk rebah dan kehilangan berat badan. Kepala sering terangkat ketika berjalan, suhu rectum meningkat ada pembengkakan pada limfe dan anoreksia. Penyakit Tularemia pada manusia diawali dengan demam tinggi, nyeri kepala dan mual mual yang sering muncul secara tiba-tiba. Kulit sering ditemukan papula yang kemudian berubah menjadi ulkus(tukak) Kelenjar limfe membengkak dengan konsistensi lunak Terjadi enteritis apabila penularan terjadi lewat per os.
Saaty ini kita Memasuki minggu penuh makna. Ibadah Qurban, diawali dari kisah pengorbanan Habil dan Qobil, semangat pengorbanan yg dilakukan penuh kesempurnaan versus pengurbanan yang asal melakukan. Yang diterima adalah pengorbanan yg dilakukan dg semangat kesempurnaan. Kita mungkin sering berkurban bahkan mungkin tiap tahun. Masalahnya sudahkah kita berfikir dan melakukan ibadah Qurban dg semangat kesempurnaan ? Kisah pemberian Qurban 2 anak Nabi Adam AS adalah pembelajaran bagi kita untuk mereview apakah Qurban kita selama ini benar 2 memperhatikan nilai kesempurnaan, kesempurnaan Taqwa dan kesempurnaan manfaat dagingnya krn kita memilihnya yg terbaik .
Pastikan hewan qurban kita syah secara syar'i sbg hewan Qurban. Jantan, cukup umur (sdh poel), sehat dan tidak cacat. Jantan, poel dan tdk cacat barangkali mudah diketahui, meskipun jangan kaget loh, bnyk yg gak bisa bedakan hewan jantan dan betina. Sehat, ini sebenarnya scr legal formal adalah wewenang dokter hewan untuk menentukannya Mantri Hewan tidak punya wewenang untuk itu, apalagi pegawai peternakan yg bukan berlatar belakang dokter hewan. Sayangnya yang sering datang ke penyembelihan Qurban adalah petugas peternakan yang tidak berwenang menentukan sehat tidaknya hewan qurban.
Status Sehat yg resmi menjadi sangat penting apalagi saat 2 Zoonosis mewabah ataupun laten. Sifilis, seorang gembala yg terkena infeksi Treponema palidum (bakteri berbentuk spiral) akhibat menyetubuhi hewan gembalaannya barangkali menjadi kisah zoonosis paling klasik. Zoonosis lain yg sampai kini masih exis terkait dg hewan kurba adalah Antrax, brucelosis, AE, dll.
Untuk kesempurnaan ibadah kurban kita, lebih baik keluarkan dana tambahan untuk memperoleh surat keterangan hewan sehat dari dokter hewan terdekat. Bagi panitia yang telah bekerja sama dengan Dinas Petrernakan, pastikan yang datang ke tempat anda untuk memeriksa Ante Mortem (sebelum disembelih) atau Post Mortem (setelah disembelih adalah dokter hewan, bukan manteri kesehatan, Insinyur Peternakan atau yang lainnya.

No comments:

Post a Comment