Saturday, October 29, 2011

SYARAT MEDIK HEWAN KURBAN

Sofa - Marwah adalah inspirasi tarbiyah. Engakau pasrah setelah bersusah payah , Allah memberikan anugerah bukan melalui keperkasaan tanganmu. Tapi melalui hentakan lembut si kecil Ismail. Kita kadang tidak tahu bahwa sesungguhnya anugerah itu dekat dengan kita dan akan datang sendirinya setelah kita mau berusaha. Mungkin kita berharap ke Amerika, Kita berharap ke Uni Eropa, tapi sesungguhnya kemakmuran negeri ini ada di bumi ini, dimana kita duduk dan berdiri. hentakanlah dengan tepat, kemakmuran akan memancar dari bumi pertiwi kita (Darwono Tuan Guru)





Berdasar hadits dari Bara` bin Azid, diriwayatkan oleh Imam Malik, Akhmad, Abu Dawud, At Tarmidzi, dll. Syarat Hewan Kurban tidak diperkenankan :
1.Sembelihan pincang yang sangat tampak kepincangannya.
2.Sembelihan buta sebelah matanya yang sangat nampak kebutaannya.
3.Sembelihan sakit yang sangat nampak sakitnya.
4.Sembelihan kurus yang tidak berlemak / bersumsum.

Memperhatikan syarat syah hewan Kurban di atas, ada berbagai hikmah terkait dengan hal tersebut. Tentu saja hikmah ini terkait dengan kajian medic veteriner (kedokteran hewan) mengingat daging hewan nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Zoonosis Pada Hewan Ternak

Subhanallah, Islam dalam ajaran apapun benar-benar merupakan rahmatalil ‘alamin. Pengaturan ibadah Islam, benar-benar memperhatikan kemaslahatan bagi umat manusia. Ibadah berkuban juga demikian. Meski ibadah kurban sendiri sudah merupakan sebuah ibadah yang mempunyai muatan social upaya “pemerataan” kebutuhan protein hewani yang sangat penting bagi kesehatan manusia, pelaksanaannyapun diatur dengan persyaratan yang sangat menekankan azaz manfaat tersebut. Persyaratan medic hewan ternak di atas, ditintaju dari Kesehatan Masyarakat veteriner, merupakan upaya pencegahan zoonosis.


Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Ada banyak penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit zoonosis ini. Berikut beberapa penyakit zoonosis yang lazim ditemukan pada ternak kambing, domba dan sapi.

1. ANTHRAX

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Bacillus anthracis. Hewan terserang : Sapi, kambing, domba, babi dan burung onta.Gejala : Demam tinggi, nafsu makan hilang, gemetaran, nafas ngos-ngosan, bengkak-bengkak, keluar darah dari lubang-lubang alami (telinga, hidung, mulut, anus & kemaluan ) kemudian diikuti kematian. Organ limpa membengkak dan berwarna gelap.Penularan : melalui makanan (mulut), pernafasan dan kontak kulit.

2. BRUCELLOSIS (Keluron Menular)

Penyebab brucellosis adalah bakteri Brucella abortus. Hewan terserang : Sapi, kambing. Gejala : Keguguran pada hewan bunting. Peradangan testis (buah pelir) pada hewan jantan.Penularan : melalui saluran makanan, kelamin, selaput lendir dan luka oleh air kencing, air ketuban, susu dan daging hewan penderita.

3. LEPTOSPIROSIS.

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Leptospira sp . Hewan terserang :Sapi, anjing, kerbau, babi, tikus. Gejala : demam, nafsu makan turun, sesak nafas, loyo, selaput lendir kekuningan (icterus), air kencing lebih pekat dan berwarna kuning. Ginjal membengkak dan berwarna gelap. Penularan : makanan dan minuman (daging, organ ginjal dan susu ) yang tercemar bakteri leptospira. Juga oleh air kencing hewan penderita ,atau genangan air yang tercemar air kencing penderita , lewat selaput lendir dan luka.

4. SALMONELLOSIS ( Diare Menular)

Penyebab salmonellosis adalah bakteri Salmonella sp. Hewan terserang : sapi, domba, kambing, babi, ayam. Gejala : diare disertai lendir, kadang berdarah. Penularan : Daging, telur dan susu merupakan sumber penularan. Juga kotoran penderita yang mencemari makanan, minuman dan alat-alat.

5. TUBERCULOSIS

Penyebab penyakit yang dikenal dengan Tbc ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosi Hewan terserang : sapi, babi, kuda, domba, kambing, kera, anjing dan kucing. Gejala : tidak terlalu jelas. Kadang batuk yang tidak sembuh-sembuh. Paru-paru terdapat benjolan-benjolan putih (tuberkel). Dalam keadaan berat tuberkel menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penularan : lewat saluran pencernaan dan pernfasan oleh percikan batuk hewan penderrita.




6. ORF

Penyebab penyakit ini adalah virus parapox Hewan terserang : kambing dan dombaGejala : peradangan pada kulit, kemudian melepuh dan terbentuk keropeng. Bagian yang sering dijumpai adanya keropeng yaitu kulit yang jarang ditumbuhi bulu misalnya sekitar mulut, mata, alat kelamin dan ambing. Penularan : kontak langsung dengan bahan-bahan yang mengandung virus tersebut.

7. SISTISERKOSIS (Cacing Pita )

Penyebab penyakit cacingan ini adalah cacing pita Taenia saginata. Hewan terserang : Sapi & kerbau. Penularan : makanan yang tercemar telur cacing pita dari kotoran manusia penderita (cacing pita dewasa hanya hidup di saluran pencernaan manusia). Gejala : tidak menunjukkan gejala nyata. Terdapat gelembung-gelembung seperti butiran beras pada beberapa bagian daging atau organ dalam.

8. TOXOPLASMOSIS

Penyebab toxoplasmosis adalah protozoa (protista) bersel tunggal Toxoplasma gondii.Hewan terserang : Sapi, kambing, domba, kerbau, babi, unggas, anjing, kucing. Gejala : Tidak ada gejala yang nyata. Apabila kista berada di otak akan menunjukkan gejala epilepsi. Kista yang berada di retina maka penderita akan mengalami kebutaan. Penularan : melalui salauran pencernaan lewat makanan (daging, buah , sayuran ), minuman, tangan dan alat yang tercemar telur toxoplasma maupun kistanya. Toxoplasma hanya berkembang biak didalam seluran pencernaan kucing penderita.

9.SCABIES

Penyebab penyakit kulit yang dahsyat ini adalah parasit insekta Sarcoptes scabiei. Hewan terserang : sapi, kerbau, kambing, domba, babi, anjing, kucing dan kelinci. Gejala : peradangan dan gatal-gatal pada kulit sekitar mulut, mata, telinga, kaki dan ekor, diikuti kerontokan bulu dan penyebaran ke bagian kulit lainnya. Penularan : kontak langsung dengan penderita.

10. RINGWORM

Penyebab penyakit kulit akibat cendawan Trichophyton dan Microsporum. Hewan terserang : Sapi, kambing, domba, unggas, anjing, kucing, kuda. Gejala : bercak-bercak merah, bernanah, bulu rontok terutama kulit bagian muka, leher dan punggung. Penularan : kontak langsung.

Dengan memahami beberapa zoonosis pada hewan ternak kambing, domba, sapi dan kerbo di atas kita dapat mengambil hikmah sebagai berikut :
Sembelihan sakit yang sangat nampak sakitnya.

Karena merupakan syarat, maka apabila kondisi ini dilanggar, maka ibadah kurban kita tidak syah. Bukan hanya tidak syah secara sar’i, namun juga sangat membahayakan bagi orang lain yang mengkonsumsinya, jika yang diderita hewan kurban adalah penyakit-penyakit zoonosis. Bahkan tidak sekedar terjadi penularan penyakit, dalam beberapa kasus dapat juga mengakibatkan kematian, cacat kandungan, mutagenic, bahkan cancerogenik jika yang terpindahkan adalah agent-agent penyebab kanker.




Sembelihan pincang yang sangat tampak kepincangannya Dan Buta

Pincang, adalah simtomp (gejala) yang dapat teramati. Penyebab kepincangan ini, bias berupa penyakit yang menyerang saraf, berbagai penyakit arthritis exudativ (bernanah), maupun penyakit-penyakit yang menyerang anggota gerak depan dan belakang. Bahkan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sangat terkenal, akan mengakibatkan jalan yang pincang bagi hewan-hewan penderitanya. Demikian juga penyakit-penyakit zoonosis tipe syaraf, dapat melumpuhkan syaraf anggota gerak total atau sebagian. Bila total, hewan tidak dapat bergerak sama sekali, namun jika sebagaian maka akibat ketidak seimbangan ke empat kakinya, akan menunjukan gejala pincang.

Demikian juga dengan kebutaan. Beberapa zoonosis yang menyerang saraf penglihatan , maupun merusak komponen organ penglihatan dapat mengakibatkan kebutaan, baik dengan atau tanpa luka. Bahkan akhibat berbagai polutan fisik yang mutagenic, struktur organ mata yang buta yampai menunjukan kebengkakan karena tumbuh tumor. Demikian juga akibat toxic (racun tertentu) dapat merusak syaraf optikus mata dan dapat mengakibatkan kebutaan. Jika berbagai toksin dan penmyebab lain ini tetap ada dalam tubuh hewan yang disembelih dan dikonsumsi, semua toxic tersebut akan berpindah kepada konsumennya.

Sembelihan kurus yang tidak berlemak / bersumsum.

Kurus juga dapat merupakan pertanda gejala klinis dari adanya berbagai penyakit zoonosis seperti TBC, Cacingan berat, dll. Oleh karenanya, jika hewan ternak nampak kurus, tentu saja harus diperiksa lebih jauh karena boleh jadi bukan karena hewan tersebut kekurangan pakan, tetapi akhibat berbagai zoonosis yang mungkin membahayakan.

Pemeriksaan Ante dan Post Mortem

Mengingat ibadah kurban adalah ibadah yang sangat mulia apalagi di tengah masyarakat yang sangat membutuhkan asupan gisi/nutrisi essensial, maka kemuliaan itu akan bertambah dan menjadi syah manakala apa yang kita lakukan benar-benar memenuhi kaidah syar’i dan keilmuan (Kedokteran Hewan).



Untuk maksud di atas maka pemeriksaan Ante mortem (sebelum di sembelih) dan pemeriksaan Post Mortem (setelah hewan disembelih) perlu dilakukan tentu saja oleh ahlinya (dokter hewan). Jika tidak, ada 2 kemungkinan akibatnya :

1. Ibadah kurban kita tidak syah karena tidak memenuhi syarat syah hewan kurban
2. Kita terjebak memberikan sesuatu yang membahayakan bagi orang lain, karena daging kurban yang kita berikan mengandung berbagai komponen yang dapat membuat orang lain mengalami mudlorot.Jika demikian, kita dapat terancam sebagaimana yang tertuang dalam Q.S. Al Ma'un, yakni ancaman dimasukan ke neraka wail karena tidak memberikan sesuatu yang bermanfaat, bahkan sebaliknya.


Perlu disampaikan disini bahwa meskipun dalam Zoonosis terbatasi oleh penyakit-penyakit menular (infeksius, acquired) namun sesungguhnya penyakit, kelainan maupun bahaya akibat mengkonsumsi produk hewan sakit bisa saja terjdi. Seperti hewan yang sakit karena keracunan insektisida dan insektisida itu terdeposisi di lemak tubuhnya, maka jika produk hewan ini dikonsumsi, residu insektisida tersebut otomatis masuk kedalam tubuh orang yang mengkonsumsinya.

Contoh lain misalnya hewan yang sakit karena kelainan liver akhibat toksik yang berlebihan dalam tubuh, tentu liver (hati) tersebut jika dikonsumsi akan menjadi sumber toksik bagi penyantapnya. Ini dapat dipahami karena berbagai racun/toksis dapat berpindah melalui rantai makanan (Lihat video : Sehatkah telur Konsumsi Anda ? berikut :



Semoga tulisan in dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis alumni Fakultas kedokteran Hewan UGM Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment