Wednesday, October 19, 2011

Zakken Kabinet Untuk Negeriku

Dari Group "Bang Eggy For President" di Facebook, disusun 2 minggu lalu.






Kita telah mahfum, zakken kabinet dimaksu sebagai kabinet yang tersusun darai para ahli. Kabinet seperti ini pernah diterapkan di awal kemerdekaan bangsa kita dengan tujuan memperoleh hasil yang paling diidealkan bersama. Sebenarnya, dengan sistem presidensiil, dimana para menteri bertanggung jawab kepada presiden, bukan pada parlemen, maka Zakken kabinetlah yang paling tepat. Zakken kabinet bukan berarti mengharamkan menteri-menteri dari partai, tapi pertimbangan utamanya adalah keahliannya sedang asal bisa saja berasal dari partai, kalangan kampus, maupun profesional.

Jika parlemen akan menghambat kerja para kabinet ahli ini, maka parlemen akan berhadapan dengan rakyatnya sendiri. Ini juga sebagai pengemalan pada keyakinan sila ketuhanan yang Maha Esa, karena dalam agama (islam) digariskan bahwa sesuatu yang diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah kehancurannya.

Dalam Surat Kepada Sahabat : Aktivis Kampus 80 -an edisi 21 Maret 2011 saya menulis sebagai-berikut :

"Realitas konstelasi politik yang demikian, wajar saja muncul pertanyaan : siapa yang akan mengibarkan panji-panjo amar ma'ruf nahi munkar di berbagai sektor kehidupan yang kian berat tantangannya ?

Pataka-pataka lain telah dikibarkan, melalui Nasional demokrat, yang saya yakin tidak akan berhenti menjadi sekedar "LSM", maka pilar lain yang mengibarkan Islam Nasionalis, yang mengibarkan nilai-nilai keislaman dalam konteks nasional Indonesia, yang memahami keunikan keislaman dan kenasionalisa, perlu juga segera dikibarkan sebagai penyeimbang.

Lantas Oleh siapa ? Untuk menjawab hal ini merunut munculnya gerakan kebangkitan islam yang melahirkan tarbiyah-tarbiyah di kampus mungkin dapat memberikan gambaran referensi yang selama ini tidak pernah diuraikan, termasuk untuk menepis stigma yang berkembang bahwa tidak ada gerakan mahasiswa angkatan 80 -an."

Pengharapan penulis pada aktivis muslim yang memiliki komitmen kebangsaan tahun 80-an dilandasi oleh beberapa alasan

1. Mereka rata-rata berumur antara 40 - 50 tahun, usia yang telah matang dan bijak dalam melangkah di jalan yang seharusnya.

2. Keilmuan, pengalaman, bahkan karier profesionalisme juga telah berada pada tingkat yang dapat diandalkan.

3. Dengan karakter mereka yang memiliki komitmen keislaman dlam fram kebangsaan Indonesia mereka akan mampu mengarahkan biduk Perahu Negeri ini ke tujuan nasional dengan penuh Integritas apalagi sejarah telah membuktikan mereka itu sebagi pribadi-pribadai berkualitas yang telah bekerja ikhlas.

Pada Group "Bung Eggy For President" di Face book, 2 minggu lalu saya menyusun "Nominee Kandidat Zaken Kabinet" mulai edisi ini saya coba mengangkatnya di blog The Holistic Leadership" ini.

Prof. dr. Ali Ghufron Mukti

Salah satau nama yang saya nominasikan sebagai calaon kandidat Zakken kabinet untuk Menteri Kesehatan adalah Prof. Dr. Muhammad Ali Ghufron Mukti. Tentang dekan fakultas kedokteran UGM termuda sepanjang sejarah FK UGM ini saya menulis :

Semangat Isyhadu bianna muslimin, nampak jelas pada aktivis muslim di kampus-kampus ternama di awal abad kebangkitan Islam. Di UGM misalnya, selain Ada Lembaga Dakwah Kampus Resmi Jama'ah Shalahuddin UGM, aktivitas merubah "kampus biru" menjadi "kampus hijau" dilakukan oleh banyak pihak, termasuk pemanfaatan kokurikuler Mata Kuliah Agama islam yang dipelopori oleh Ali Ghufron (Sekarang dekan Fakultas Kedokteran dan Direktur PPBM), Awwaluddin Nor (sekarang Ahli Syaraf di Kuningan Jabar), Gunawan Wibisono (Bertugas di Nganjuk) yang merupakan trio santri angkatan pertama Pondok Pesantren Budi Mulia Yayasan Shalahuddin yang diketua oleh Dr. M. Amien Rais sepulang studi dari USA.

Kepeloporan Ali Ghufron dkk kemudian menjadi pola pemanfaatan kokurikuler mata kuliah di seluruh fakulats di UGM, yang kemudian pada Silaturrahmi Lembaga Dakwak Kampus (LDK) se Jawa di Jama'ah Shalahuddin UGM hal ini disosialisasikan.

Sebagai sahabat satu kamar bersama dr Gunawan (Nganjuk). di PP. Budi Mulia Yogyakarta saya jelas dapat merasakan idealisme, kedisiplinan diri, kerja ikhlas dan komitment keterpihakan akan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Saya sempat bertanya-tanya, mengapa sejak awal di kedokteran menekuni anatomi (dan menjadi asisten) yang juga punya senior di anatomi dan bedah (dr. Mansur dan Dr. Ahmad Watik Pratiknya) tetapi pada menjelang akhir justru masalah kesehatan masyarakat menjadi titik fokusnya ? bahkan karya inovatif produktifnya juga bergnre kedokteran masyarakat ?

Saya terkesan dengan upaya membuat mudah penentuan status gizi di daerah terpencil dengan gelang-gelang humerus yang Ali Ghufron dkk teliti. Inilah yang saya catat sebagai titik komitmen pada kesehatan seluruh masyarakat dengan upaya yang dipermudah, yang sudah barang tentu, mungkin lebih awal dari itu. Berbagai upaya kepeloporan Prof. Ali Ghufron sebagai komitmennya pada kesehatan seluruh masyarakat bisa kita telusuri lewat jejak karyanya di bidang ini hingga dia menjabat Medical Center UGM dan Dekan Fakultas Kedokteran termuda.

Tidak berlebihan kalau komentar di Replubika.com menulis : "Siapapun presidennya, Prof. Dr. Ali Ghufron layak menjadi Menteri kesehatannya. Dan saya bisa menambahkan, apapun partai yang memenangkan Pemilu, Prof. Dr. Ali Ghufron layak menjadi Presidennya.

Note :
Hari ini (Rabu, 19 Oktober 2011) saya membaca di mass media Prof. Dr. Ali Ghufron ini menjadi Wakil Menteri Kesehatan RI. Selamat atas takdir Barumu sahabat Budi Muliaku, Semoga Amanat sebagi Wakil Menteri Kesehatan membuatmu makin komit terhadap Kesehatan Seluruh masyarakat sebagaimana komitmenmu sejak dulu .


Anis Baswedan




Tokoh muda berlatar belakan managemen ini dikenal sebagai Rektor Universitas Paramadina Jakarta. Komitmennya pada upaya mencerdasakan kehidupan bangsa bisa kita lihat pada karya nyatanya "membangkitkan Spirit Generasi Muda" untuk bersedia menjadi pendidik dan mencerdasakan bangsa hingga ke pelosok nusantara.

Perpaduan antara pengalaman organisasi, komitmen moral dan etika yang tinggi, karya nyata di bidang upaya pencerdasan kehidupan bangsa dan leadershipnya yang sangat tinggi, sayat tepat untuk berkiprah membenahi berbagai masalah pendidikan yang kian menjauh dari cita-cita proklamasi (dalam Istilah Anis, sebagai Janji Proklamasi, yang tentu harus ditepati).

Ono W Purba



Keahlian dan prestasinya di bidang tehnologi telekomunikasi dan informatika telah diakui di tanah air dan seluruh dunia. Kepribadiannya sangat terbuka dan komitmennya pada pengembangan Cerdas berinformatika telah dibuktikan dengan keikhlasannya membagi keahlian dan pengalamannya di Bidang ini. Sebagai guru, saya pernah mendapatkan sharing keahliannya saat Ono W Purbo memberikan workshop pada Pembelajaran berbasis teknologi informatika dan komputer.

Keahliannya bisa membuat "tarif pulsa" telepon menjadi murah bahkan bisa menjadi gratis layak mengangkatnya untuk memberantas kapitalis-kapitalis telekomunikasi terutama para provider yang saat ini seenaknya bisa merampok pulsa para pelanggannya.
Kang Ono, demikian beliau biasa dipanggil, sangat tepat untuk kedudukan Meninfo.

Rano Karno




Partisipasi nya langsung di bidang budaya terutama film sudah dijalaninya sejak kanak-kanak. Komitmennya dengan budaya bangya mendapat sentuhan Langsung oleh ayahanndanya Sukarno M Noor (allah yarham). Karya besarnya dalam mengangkat dinamika buda ya Betawi tercermin dari karyanya "Si Doel Anak Sekolahan" yang diakui mendapat inspirasi dari novel Aman dao Mojoindo berjudul "Sidoel Anak Betawi"

Disamping berpengalaman di bidang budaya dan kepemudaan juga memiliki pengalaman panjang di parlemen dan pemerintahan. Rano karno, sangat tepat untuk menduduki Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Bang Zul




Zulkifli Halim, Rektor Universitas Cokroaminoto Yogyakarta adalah mantan Ketua HMI Cabang Yogyakarta yang dikenal vokal dan tegas. Pria berdarah Bugis ini memiliki perngalaman panjang di organisasi sosial dan partai politik. Karakternya yang kuat, tegas , cerdas dan strategis, sangat cocok muntuk menertibkan aparatur negara / birokrasi yang penuh dengan penyelewengan. Hal ini didukung studynya di Ilmu Pemerintahan Fisipol GUM dengan hasil Summa Cumlaude.

Bang Zul sangat tepat menduduki Menteri pendayagunaan aparatur negara.

Misbahul Huda



Motivator dan organisator ulung bertahun-tahun menjadi kepercayaan Dahlan Ikhsan sejak lulus dari Fakulats Teknik Elektro UGM dan langsung bekerja di Jawa Pos Grup.
Pemikiran-pemikirannya sangat original dan membangkitkan.

Pria kelahiran Magetan Jawa Timur ini aktif menebarkan nilai-nilai pembebasan sejak mahasiswa dan aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan Mahasiswa Jurusan, HMI, Forum Study Islam, Keluarga Santri Pondok Pesantren Budi Mulia dll. Bukunya Mission ini Possible layak dibaca kamu oleh siapa saja yang ingin bangkit dari keterpurukan.

Pengalaman organisasi, kerja profesional, karakternya yang tegas , membakar dan mudah belajar, sangat tepat jika Misbahul Huda menempati posisi sebagai menteri tenaga kerja dan transmigrasi.


Masdar F Mas'udi




Tantangan keberagamaan ke depan semakin berat dengan munculnya berbagai isue. Sebagai negara yang memiliki berbagai latar belakang agama, selain membutuhkan tokoh-tokoh Agama yang mimeliki wawasan kebangsaan juga kebijakan kebijakan bidang keagamaan yang tepat.

Apa yang dilakukan Masdar F Mas'udi selama ini, menunjukan beliau mampu melakukan missi tersebut dengan bijak. Saya menilai beliau dapat menjadi pilihan tepat untuk membangun keagamaan melalui Departemen Agama jika dipimpinnya.

Ratih S


Memperawan (menteri peranan wanita)ke depan bukan sekedar figur yang kian kemari gunting pita pada seremoni-seromoni aktivitas kewanitan. Masalah kesetaraan Gender, isue insclusivisme dll, perlu disikapi dan dimanage dengan tepat agar Wanita Indonesia tetap pada kodrat (fitrohnya) sebagai Ibu bangsa.

Pemikiran-pemikiran, pengalaman dan aktivitas Ratih S memungkinkan dia dapat mengolah berbagai isue dan tantangan yang dihadapi wanita Indonesia ke depan.

Icuk Sugiarto



Selama ini mungkin belum ada Menteri yang berasal dari kalangan atlit. Namun keterpurukan prestasi olah raga indonesia hampir di semua cabang, termasuk cabang Emas Olimpiade , bulu tangkis, memerlukan sosok menpora yang punya emphati untuk kembali mengangkat spirit para atlet dalam persaingan yang kian ketat.

Icuk Sugiarto, Juara dunia 1983, kiprahnya di bidang olah raga dan kepemudaan ytidak diragukan lagi. Kecintaan dan komitmennya pada olah raga, dibuktikan dengan regenerasi atlet dari lingkungan kelarganya. Tomi Sugiarto yang sekarang juga menjadi andalan Indonesia, adalah bukti bahwa Icuk Sugiarto sangat yakin bahwa Olah raga, adalah layak menjadi pilihan profesi dengan segala resikonya.

Mungkin prestasi international cabang olah raga lain harus menunggu lama, namun prestasi international bulu tangkis masih mungkin segera dikembalikan atau paling tidak ditingkatkan, jika pemerintah betul-betul memahami problematika cabang ini. Menpora, bagaimanapun bisa memberikan konstribusi untuk hal tersebut, apalagi jika Menporanya juga memiliki latar belakang bulu tangkis. Dan Icuk Sugiarto bisa menjadi pilihannya. Jika Icuk menjadi pilihan, maka akan menjadi sejarah perkabinetan Indonesia.

Bersambung............

No comments:

Post a Comment