Sunday, October 9, 2011

Tanpa Tentara, Anggaran senjata untuk Kesejahteraan Umat Manusia



Setiap tanggal lima Oktober diperingati sebagai hari Guru International, di Indonesia Lima Oktober diperingati sebagai hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) atau hari TNI (Tentara Nasional Indonesia. Di status facebook saya tulis , bagaimana Jika dunia tanpa tentara ? Ada yang mengapresiasi dengan "The Thumb Up", alis suka/like, ada juga yang menulis nanti malah ada Preman masuk desa. Dunia tanpa tentara, dapat dikampanyekan oleh Guru se dunia untuk mewujudkan masa depan tanpa bentrok senjata.

Dalam konteks apapun, Tentara itu memang angktan bersenjata ( sekelompok manusia dengan syarat berani bentro senjata) atau angkatan perang (yang berani perang). Sudah barang tentu , pada saat gak perang kotraproduktif, biayanya besar. yang dimaksud dunia tanpa tentara tentunya di seluruh negara di dunia tidak ada angkatan perang, jadi ya gak ada perang. Ironisnya, dengan alasan mempertahankan diri (belum tentu diserang) negara-negara di dunia "menganggarkan" berbagai peralatan perang RAPBN nya yang tidak sedikit untuk keperluan ini. Padahal, dunia mengalamin krisis yang kian parah, milayaran sadara-saudara kita tidak dapat memenuhi kebutuhan minimal hidupnya.

Jika kita ingin menghapus paradoks ini, maka paradigma "kalau Diserang' kita bisa mempertahankan karena senjata kita lengkap, perlu dirubah menjadi "Kalau" tidak ada perang maka dunia aman dan damai, anggaran pertahanan kita konstribusikan untuk menciptakan dunia yang sehat sejahtera bersama, tanpa kelaparan, tanpa penderitaan.




Berbagai kejhatan tentatara banyak dilansir. Diantaranya adalah berbagai kejahatan yang dilakukan oleh tentara AS. Dilansir dari voa-Islam, beberapa tindakan kejahatan kemanusian tentara AS sebagai berikut.
Sebuah dokumen rahasia perang Irak yang dikeluarkan oleh situs Wikileaks whistleblower menggambarkan penembakan seorang wanita hamil Irak dan seorang anak oleh tentara pimpinan AS.


Dokumen militer rahasia ini mengungkapkan bahwa tentara pimpinan Amerika menembak seorang anak remaja di sekitar kota Irak tengah Iskandariyah pada bulan Maret 2004, sementara patroli berlangsung di wilayah tersebut.


Namun, pasukan pimpinan Amerika ditemukan juga, mereka menargetkan serangan terhadap wanita hamil dan anak kecil yang beranjak remaja.


Wanita hamil dan remaja Irak tersebut menderita luka-luka, namun remaja yang diserang tentara AS tersebut itu tidak mampu bertahan dan akhirnya meninggal.



Menurut dokumen itu, laporan kejadian tersebut tidak terungkap kepermukaan setelah kejadian berlangsung.
Pada dokumen lain, terungkap juga sejumlah besar kebrutalan tentara AS terhadap warga sipil Irak dan anak-anak, satu dokumen menceritakan pemerkosaan seorang gadis Irak oleh pasukan asing pimpinan AS.


Menurut dokumen itu, seorang prajurit dari pimpinan AS memperkosa seorang gadis Irak kecil pada tahun 2007 namun tidak dihukum atas tindakan kekerasannya tersebut.


Tentara itu hanya memberitahu bahwa seorang pria Irak telah bermaksud untuk membunuh dirinya karena pemerkosaan tersebut. Pria Irak itu tidak terima saudarinya diperkosa oleh tentara pendudukan asing


Tentara AS kemudian menahan pria tersebut kemudian memenggal kepalanya. Setelah sebelumnya dilaporkan pria Irak itu membunuh seorang pejabat militer pasukan pendudukan sebagai pembalasan atas perbuatan tidak senonoh pasukan pendudukan terhadap saudarinya yang diperkosa.





Satu diantara sekian kejahatan tentara juga terjadi di tanah air, peristiwa yang sedang menjadi perhatian dunia adalah Pembantaian di Rawagede. Pembantaian Rawagede adalah peristiwa pembantaian penduduk Kampung Rawagede (sekarang terletak di Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang), di antara Karawang dan Bekasi, oleh tentara Belanda pada tanggal 9 Desember 1947 sewaktu melancarkan agresi militer pertama. Sejumlah 431 penduduk menjadi korban pembantaian ini.

Ketika tentara Belanda menyerbu Bekasi, ribuan rakyat mengungsi ke arah Karawang. Pertempuran kemudian berkobar di daerah antara Karawang dan Bekasi, mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dari kalangan sipil. Pada tanggal 4 Oktober 1948, tentara Belanda melancarkan pembersihan. Dalam peristiwa ini 35 orang penduduk Rawagede dibunuh tanpa alasan jelas. Peristiwa inilah yang menjadi inspirasi dari sajak terkenal Chairil Anwar berjudul Antara Karawang dan Bekasi.

Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag menyatakan pemerintah Belanda harus bertanggung jawab dan membayar kompensasi bagi korban dan keluarganya.

Killing Fields (Ladang Pembantaian)





Masa empat tahun Pol Pot dan Khmer Merahnya berkuasa di Kamboja, adalah masa yang membuat seluruh dunia geger. Khmer Merah berupaya mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara Maois dengan konsep agrarianisme. Rezim Khmer juga menyatakan, tahun kedatangan mereka sebagai "Tahun Nol" (Year Zero). Mata uang, dihapuskan. Pelayanan pos, dihentikan. Kamboja diputus hubungannya dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan.

Rezim Khmer Merah dalam kurun waktu tersebut diperkirakan telah membantai sekitar dua juta orang Kamboja. Ada sekitar 343 "ladang pembantaian" yang tersebar di seluruh wilayah Kamboja. Choeung Ek adalah "ladang pembantaian" paling terkenal. Di sini, sebagian besar korban yang dieksekusi adalah para intelektual dari Phnom Penh, yang di antaranya adalah: mantan Menteri Informasi Hou Nim, profesor ilmu hukum Phorng Ton, serta sembilan warga Barat termasuk David Lioy Scott dari Australia. Sebelum dibunuh, sebagian besar mereka didokumentasikan dan diinterogasi di kamp penyiksaan Tuol Sleng.

Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan sebuah gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon Nol, nama sekolah diubah menjadi Tuol Svay Prey High School.

Tuol Sleng yang berlokasi di subdistrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom Penh, mencakupi wilayah seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom Penh jatuh ke tangan Khmer Merah, sekolah diubah menjadi kamp interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik. Di “ladang pembantaian” ini, para intelektual diinterogasi agar menyebutkan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang harus menyebutkan 15 nama orang berpendidikan yang lain. Jika tidak menjawab, mereka akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka akan dicabut, lantas direndam cairan alkohol. Mereka juga disiksa dengan cara ditenggelamkan ke bak air atau disetrum. Kepedihan terutama dirasakan kaum perempuan karena kerap diperkosa saat diinterogasi.

Pembantaian Srbrenica 1995




SARAJEVO (voa-islam.com): Puluhan ribu Muslim Bosnia yang berduka berkumpul pada hari Ahad (11/07) di Srebrencia makam ratusan korban tewas dalam pembantaian. Pembantaian itu terjadi di kota timur Srebrenica 15 tahun yang lalu ketika Serbia Bosnia Kristen menyerbu tempat perlindungan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang aman.

Hampir 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim tewas dalam pembantaian itu, menjadi episode yang paling buruk dari konflik Balkan 1992-1995.

Jenderal Serbia Bosnia Ratko Mladic, bertanggung jawab atas pembantaian tersebut, yang terjadi setelah dikeluarkannya "instruksi perintah tertinggi" pada Maret 1995 oleh Presiden Serbia Radovan Karadzic yang pada waktu itu berkuasa. Instruksi tersebut memaksa Muslim Bosnia di Srebrenica dan ?epa untuk meninggalkan daerah kantong itu.

Ke 775 korban yang baru diidentifikasi dikuburkan bersama dengan 4.000 orang yang sudah dikuburkan pada pemakaman Potocari, di luar Srebrenica. Mayat-mayat yang baru ditemukan digali dari kuburan massal dan diidentifikasi melalui tes DNA.

Setelah pembantaian itu, tentara Serbia mengubur semua mayat di kuburan masal, tetapi beberapa bulan kemudian pasukan menggali kuburan yang semula dengan buldoser dan membawa mayat-mayat tersebut ke lokasi lain dalam upaya untuk menyembunyikan bukti kekejamannya .

Srebrenica dan ?epa telah dinyatakan sebagai tempat perlindungan warga sipil yang aman oleh PBB dua tahun sebelum pembantaian itu, namun kedua lokasi tersebut diserbu oleh pasukan Serbia Bosnia.

Kedua pemimpin perang tersebut didakwa dengan genosida oleh Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia pada tahun 1995.

Namun, Mladic masih bebas dan diduga bersembunyi di Serbia, sementara Karadzic sedang diadili di pengadilan di Den Haag dan membantah semua tuduhan.

Karadzic telah buron selama 13 tahun sebelum ditangkap pada bulan Juli 2008. Dia telah berpura-pura menyamar sebagai dokter pengobatan alternatif.

Pengadilan juga mendakwa 21 pejabat Serbia lain untuk kejahatan yang dilakukan di Srebrenica pada saat itu.(za/eb)

Ahmadinejad Mendesak Dunia Damai Tanpa Perang




IslamTimes menulis seruan Presiden Repuplik Islam Iran tentang dunia dama tanpa peraang. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menegaskan pentingnya perdamaian menuju pembentukan sebuah dunia yang bebas dari peperangan dan konflik, mendesak para pemimpin agama internasional untuk menjalin persahabatan di seluruh dunia.

Perdamaian dan keamanan akan didirikan di dunia ketika suasana perang dan konflik berubah menjadi perdamaian dan persahabatan, kata Presiden Ahmadinejad dalam pertemuan dengan para pemimpin agama Kristen dan Islam di Teheran pada hari Sabtu.

Para pemimpin agama harus bertindak sebagai contoh yang membawa perubahan kepada dunia, merubah perang menjadi perdamaian, ia menambahkan, menurut laporan IRNA.

Ahmadinejad menyambut kunjungan oleh para pemimpin agama Amerika di Teheran dan menawarkan saran untuk membentuk komite bersama antara tokoh agama Iran dan Amerika yang akan bekerja untuk memperkuat kerjasama terorganisir dan mengatur pertemuan rutin di Teheran dan Washington.

Pengikut dari agama yang berbeda harus berpikir tentang masa depan tanpa perang dan konflik, ia menambahkan.

Para pemimpin agama Amerika yang berpartisipasi dalam pertemuan itu menyambut usulan Presiden Ahmadinejad, hal ini akan memberbaik hubungan bangsa Iran dan Amerika




Seruan Presiden Iran tersebut perlu mendapatkan tanggapan dan langkah serius, mengingat luka-luka perang kian menganga dan bertambah parah. Jika dunia memang menginginkan dmaia secara bersama, maka perubahan paradigma yang ingin penciptakan perdamaian dengan berbagai aturan perang (traktat pertahanan) harus segera diubah.
Perubahan paradaigma frontal harus dimulai bahwa dunia tanpa tentara, tanpa angkatan bersenjata, tanpa angkatan perang adalah syarat mutlak terciptanya dunia tanpa perang.

Mungkinkah itu tercipta ? jawabnya mari kita ciptakan bersam. If you just believe there's no way we can fall. Let us realize that a change will only come when we stand together as one (Michael Jacson).




1 comment:

  1. Kejahatan AS hrs dilaporkan ke mahkamah internasional, jangan diam aja lihat berapa yg mati di afghanistan, libia dan akan berkembang lagi kawasan LCS. PBB usut Penjahat pembunuh masal, pejabat AS.

    ReplyDelete